Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Blurb
Janda & The Table
oleh Glow Edy
Empat perempuan. Empat kursi. Satu meja yang tak lagi hanya untuk menyajikan makanan—melainkan menghidangkan luka, gairah, dan pengakuan yang tertunda.
Serra Kartasasmita, perempuan konservatif kelas atas, mewarisi lebih banyak harapan daripada kebahagiaan.
Lidya Marbun, flamboyan dan penuh gaya, menyimpan gaun-gaun yang tak lagi dikenakan dan rindu yang masih menggeliat di tubuhnya.
Maria Sukendar, mantan ustazah yang dikenal lembut, akhirnya menulis surat yang tak pernah ia kirim kepada suaminya—dan pada dirinya sendiri.
Ratna Widyasari, aktivis paling keras kepala dalam mengajarkan kekuatan, perlahan tumbang dan berkata, "Siapa aku kalau aku tidak kuat?"
Mereka berkumpul bukan di panggung, bukan di ruang publik—tapi di meja dapur, tempat paling jujur di mana perempuan tak harus sempurna.
Dari Florence hingga danau Como, dari kursi kosong hingga scarf hijau terakhir, novel ini menelusuri tubuh yang menua namun belum selesai mencinta, dan persahabatan yang dimulai justru saat kehidupan memudar.
Janda & The Table bukan hanya tentang kesedihan perempuan yang ditinggal, tapi tentang keberanian untuk duduk... dan memilih hadir.
oleh Glow Edy
Empat perempuan. Empat kursi. Satu meja yang tak lagi hanya untuk menyajikan makanan—melainkan menghidangkan luka, gairah, dan pengakuan yang tertunda.
Serra Kartasasmita, perempuan konservatif kelas atas, mewarisi lebih banyak harapan daripada kebahagiaan.
Lidya Marbun, flamboyan dan penuh gaya, menyimpan gaun-gaun yang tak lagi dikenakan dan rindu yang masih menggeliat di tubuhnya.
Maria Sukendar, mantan ustazah yang dikenal lembut, akhirnya menulis surat yang tak pernah ia kirim kepada suaminya—dan pada dirinya sendiri.
Ratna Widyasari, aktivis paling keras kepala dalam mengajarkan kekuatan, perlahan tumbang dan berkata, "Siapa aku kalau aku tidak kuat?"
Mereka berkumpul bukan di panggung, bukan di ruang publik—tapi di meja dapur, tempat paling jujur di mana perempuan tak harus sempurna.
Dari Florence hingga danau Como, dari kursi kosong hingga scarf hijau terakhir, novel ini menelusuri tubuh yang menua namun belum selesai mencinta, dan persahabatan yang dimulai justru saat kehidupan memudar.
Janda & The Table bukan hanya tentang kesedihan perempuan yang ditinggal, tapi tentang keberanian untuk duduk... dan memilih hadir.
#1
PROLOG - Meja yang Tak Pernah Benar-Benar Kosong
#2
CHAPTER 1 - The Art of Tersenyum Tanpa Retak
#3
CHAPTER 2 - Kebaya Biru dan Guilt yang Tak Mau Pergi
#4
CHAPTER 3 - Laugh Now, Cry Later di Closet Pribadi
#5
CHAPTER 4 - Blazer Putih dan Diagnosis yang Tak Pernah Diucapkan
#6
CHAPTER 5 - Arisan Tanpa Maria dan A Whisper dalam Kotak Kedua
#7
CHAPTER 6 - When Grief Wears Lipstick
#8
CHAPTER 7 - Heels Tinggi dan Dosa yang Tidak Turun Warisan
#9
CHAPTER 8 - Lipstik Merah dan Hashtag yang Nyaris Membunuh
#10
CHAPTER 9 - Blazer Tua dan Pertemuan yang Tak Pernah Selesai
#11
CHAPTER 10 - Kembali ke Meja Bundar
#12
CHAPTER 11 - The Echo of Secrets
#13
CHAPTER 12 - Undangan Tanpa Nama
#14
CHAPTER 13 - Ruang Tanpa Nama, Dialog Tanpa Filter
#15
CHAPTER 14 - Setelah Meja, Sebelum Ledakan
#16
CHAPTER 15 - Lidya & Iklan yang Gagal Tayang
#17
CHAPTER 16 - Serra dan Vila Warisan yang Akan Dilelang
#18
CHAPTER 17 - Maria dan Podcast yang Membocorkan Dirinya Sendiri
#19
CHAPTER 18 - Ratna dan Surat Terbuka dari Perempuan yang Ia Bimbing
#20
CHAPTER 19 - Kembali ke Vila: Undangan Terbuka dan Meja yang Kali Ini Tidak Bundar
#21
CHAPTER 20 - Suara Pertama yang Retak: Maria Bicara, Serra Terdiam
#22
CHAPTER 21 - Lidya dan Pesta Ulang Tahun yang Tidak Diundang
#23
CHAPTER 22 - Meja Dapur dan Pisau yang Tidak Tajam
#24
CHAPTER 23 - Anak-Anak yang Tidak Pernah Duduk di Meja Itu
#25
CHAPTER 24 - Forum Tanpa Ibu
#26
CHAPTER 25 - Empat Amplop, Empat Jalan Pulang
#27
CHAPTER 26 - Serra dan Undangan Tanpa Nama (Pintu ke Masa yang Belum Ditutup)
#28
CHAPTER 27 - Lidya dan Lelaki yang Lebih Muda dari Sepinya
#29
CHAPTER 28 - Ratna dan Kabar dari Tubuh yang Selalu Kuat
#30
CHAPTER 29 - Maria dan Surat yang Tidak Dikirim
#31
CHAPTER 30 - Meja Dapur, Sekali Lagi
#32
CHAPTER 31 - Paspor, Peta, dan Perempuan yang Tidak Diundang
#33
CHAPTER 32 - Firenze dan Satu Kursi Kosong
#34
CHAPTER 33 - Surat Tengah Malam dan Penerbangan yang Tak Selesai
#35
CHAPTER 34 - Tiga Perempuan, Satu Janda Baru, dan Doa Tanpa Agama
#36
CHAPTER 35 - Nadira dan Meja yang Tidak Pernah Ia Duduki
#37
EPILOG - Meja yang Masih Menunggu
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
821
Rekomendasi dari self improvement
Flash
Hidup Setelah Mati
Ika nurpitasari
Flash
Hidupku
winda aprillia
Flash
Gadis Lentera
Alya Nazira
Flash
Sang Penulis
AndikaP
Flash
Musim Hazelnut
lidia afrianti
Flash
Di Balik Mata Pisces: "Ketika Mimpi Bertemu Realita"
Alya Nazira
Flash
TAK SE-AMORFATI ITU
Luki Darmawansyah
Flash
Kesunyian mawar merah
sk_26
Cerpen
Gara-gara Ayah
Rafi Asamar Ahmad
Cerpen
Bunga Busuk yang Mekar di Bibirmu
Titin Widyawati
Flash
After Taste
Adam Nazar Yasin
Flash
Sejajar
imagivine
Flash
Biru Merah
lidia afrianti
Cerpen
Trash Bag
Pan 🐼
Flash
Pengecut yang disukai Tuhan
K. Istiana
Rekomendasi
Cerpen
JAZZBUK
glowedy
Cerpen
JUAL BELI NAMA
glowedy
Cerpen
NADINE
glowedy
Novel
ADA CINTA DI SALON JENAZAH
glowedy
Cerpen
LAGU YANG TAK JADI SELESAI
glowedy
Cerpen
LANGKAH KETUJUH DARI LIANG
glowedy
Novel
MOTHERVAN
glowedy
Cerpen
ANTIMA
glowedy
Cerpen
ARSIPIR
glowedy
Cerpen
NOKTRA
glowedy
Cerpen
BOY BEHIND THE VEIL
glowedy
Cerpen
TERSESAT DI IPOH
glowedy
Cerpen
Ngaku Saja Pak Dul!
glowedy
Cerpen
STALL NOMOR TUJUH
glowedy
Novel
Keajaiban Toko Lampu "CAHAYA"
glowedy