Masukan nama pengguna
Api kemarahan menyala di dada Sobrah,
ketika menyaksikan seluruh font tulisannya
berubah menjadi deretan gambar lalat
bermuka seram dan bersayap duri.
Sobrah semakin berang,
ketika deretan gambar lalat itu
tak dapat diubah dengan font-font yang tersedia
di salah satu folder window laptopnya.
Sobrah kalap. Mengambil martil
dari kotak kayu. Dengan sekuat tenaga,
Sobrah memukulkan martil itu ke kaca monitor.
Laptop mati.
TAK ada yang dilakukan Sobrah, selain membantai lalat-lalat yang memasuki ruangan kosnya dengan sapu lidi. Lalat-lalat itu sudah keterlaluan. Mengerumuni Sobrah saat menulis. Menghinggapi cangkir berisi kopi yang disiapkan istrinya sebelum berangkat kerja ke pabrik tekstil.
Layar monitor laptopnya telah menyala. Halaman Microsoft Word sudah siap menampung luncuran kata-kata dari otak kepala Sobrah yang botak. Namun, tidak sepatah kata berhasil dituliskan. Karena tangan Sobrah yang berjemari perempuan itu tidak segera disibukkan dengan tut-tut laptopnya, melainkan hanya membantai lalat-lalat dengan sapu lidi.
Meski belum sepatah kata berhasil dituliskan, namun Sobrah telah merasa puas. Puluhan lalat berhasil dibantainya. Sobrah ngakak, ketika menyaksikan bangkai seekor lalat yang menyerupai prajurit rucah di Padang Kurusetra itu dipikul oleh sekawanan semut. Sekelompok binatang yang tersohor berkat sifat kemasyarakatannya.
Menjelang sore sewaktu istrinya pulang kerja, Sobrah masih sibuk membantai lalat-lalat. Sobrah tidak peduli dengan omelan istrinya. “Hentikan pekerjaan tololmu itu, Kang! Hanya menghabiskan waktu percuma. Kamu pun hanya menghambur-hamburkan uang. Laptop yang kamu nyalakan sejak aku pergi dari rumah tak menghasilkan apa-apa. Tak ada sepatah kata telah kamu tuliskan di sana.”
“Aku telah dipusingkan dengan lalat-lalat yang memasuki ruang kos kita. Mereka seperti komplotan preman kecil yang memasuki rumah orang tanpa tahu aturan.” Sobrah meletakkan sapu lidi di sudut ruang kos. Duduk di kursi kerjanya. Menshut-down laptop. “Kita harus segera tinggalkan kos ini!”
“Apa?” Istri Sobrah melepas baju seragam kerjanya. Melemparkannya ke kasur yang dipenuhi ratusan bangkai lalat . “Kita belum punya uang. Aku belum gajian. Kamu sendiri belum mendapatkan honor. Tak satupun tulisan kamu hasilkan minggu ini.”
Sobrah terdiam. Karena bosan dengan perselisihan, Sobrah meninggalkan kosnya. Meninggalkan istrinya yang masih menerocoskan kata-kata tak berguna. Menuju alun-alun, di mana Sobrah selalu menenangkan kegalauan pikirannya. Mencari gagasan untuk tulisan-tulisannya.
***
Sore hari. Alun-alun telah dipenuhi orang-orang untuk melepas kepenatan, sesudah sesiang mencari uang. Namun hal yang menarik bagi Sobrah, saat menyaksikan anak-anak yang mengerumuni kedua orang tuanya. Anak-anak itu seperti preman kecil yang suka memaksa kedua orang tuanya untuk membelikan apa saja yang diinginkan.
Sobrah menghirup napas panjang. Sejenak berpikir. Ternyata lalat-lalat tak hanya berkerumun di ruang kosnya, namun juga di alun-alun. Sobrah bergegas pulang. Berhasrat untuk mengabadikan apa yang telah disaksikan ke halaman Microsoft Word laptopnya.
Sepulang di kos, Sobrah tak mempedulikan istrinya yang telah berbaring lelap di antara ratusan bangkai lalat di kasur. Menghidupkan laptop. Sesudah halaman Microsoft Word terbuka, jari-jemari Sobrah menari-nari di atas keyboard. Selepas mengepulkan asap sigaret, Sobrah merasa lega. Satu tulisan berhasil diselesaikan malam itu.
Tanpa menshut-down laptopnya, Sobrah membaringkan tubuhnya di samping istrinya. Di antara ratusan bangkai lalat itu, Sobrah mendekap erat tubuh istrinya. Sebelum memejamkan mata, Sobrah mencium kening istrinya. Teramat mesra.
***
Pagi hari. Sobrah tak mendapatkan istrinya yang semalam lelap dalam dekapan. Hidungnya tak mencium aroma kopi yang biasa dihidangkan istrinya. Dalam hati, Sobrah mengumpat isrinya yang telah berangkat kerja ke pabrik tekstil. “Brengsek!”
Api kemarahan menyala di dada Sobrah, ketika menyaksikan seluruh font tulisannya berubah menjadi deretan gambar lalat bermuka seram dan bersayap duri. Sobrah semakin berang, ketika deretan gambar lalat itu tak dapat diubah dengan font-font yang tersedia di salah satu folder window. Sobrah kalap. Mengambil martil dari kotak kayu. Dengan sekuat tenaga, Sobrah memukulkan martil itu ke kaca monitor laptopnya.
Di luar dugaan Sobrah, ribuan lalat berhamburan dari monitor yang kacanya telah hancur berantakan di lantai. Pasukan lalat itu mengerumuni muka Sobrah. Menyerang dengan sayap-sayap berduri. Wajah Sobrah penuh luka geresan. Darah segar mengucur dari kedua matanya. Sobrah bergulingan di lantai. Mengerang. Pingsan.
***
Di kamar pasien sebuah rumah sakit, Sobrah terbaring. Lambat-laun luka cakaran sayap-sayap berduri dari ribuan lalat itu sembuh. Namun kedua matanya tak dapat disembuhkan. Buta. Sebuta hatinya sewaktu membantai lalat-lalat di dalam kamar kosnya.
Tak ada yang dapat dilihat Sobrah, selain ribuan lalat yang tertangkap dengan mata imajinya. Ribuan lalat yang menyerupai anak-anak. Menyerbu kedua orang tua yang tak pernah menyuapi hatinya dengan cinta. Ribuan lalat yang menyerupai jutaan rakyat. Menyerbu para penguasa yang membiarkan hidup mereka dalam penderitaan.
Sewaktu ditinggal istrinya bekerja, hanya satu yang diinginkan Sobrah. Bukan secangkir kopi, melainkan jika ajal telah tiba, Sobrah ingin seperti seekor bangkai lalat yang telah dibantai di dalam kamar kosnya. Mati damai di pikulan sekawanan semut. Menuju tempat yang dirahasiakan.
TENTANG PENULIS
SRI WINTALA ACHMAD, pernah belajar di Fak. Filsafat UGM Yogyakarta. Karya-karya sastranya dipublikasikan di Kompas, Republika, Suara Karya, Suara Pembaruan, Suara Merdeka, Lampung Pos, Trans Sumatera, Bangka Pos, Solo Pos, Surabaya Pos, Banjarmasin Pos, Kedaulatan Rakyat, Minggu Pagi, Bernas, Masa Kini, Yogya Pos, Merapi, Fajar Sumatera, Amanah (Malaysia), Aksara International Journal of Indonesian Literature (Australia), Suara Muhammadiyah, Adiluhung, Trapsila, Bakti, Praba, Gong, Artista, Mata Jendela, Jaya Baya, Djaka Lodang, Penyebar Semangat, Mekarsari, Pagagan, Sempulur, Swaratama, Karas, dll.
Antologi sastra dan esai kolektifnya: Pelangi (Karta Pustaka/Rasialima, 1988); Nirmana (Wirofens Group, 1990); Alif-Lam-Mim (Teater Eska/SAS, 1990); Zamrud Katulistiwa (Balai Bahasa Yogyakarta/Taman Budaya Yogyakarta, 1997); Sastra Kepulauan (Dewan Kesenian Sulawesi Selatan, 1999); Pasar Kembang (Komunitas Sastra Indonesia, 2000); Embun Tajali (FKY 2000); Lirik Lereng Merapi (Dewan Kesenian Sleman, 2000); Bilah Belati di Depan Cermin (Dewan Kesenian Sleman, 2002); Di Batas Jogja (FKY, 2002); Code (FKY, 2005); Musik Puisi Nasional (LKiS, 2006); Malioboro (Balai Bahasa Yogyakarta, 2008); Perempuan Bermulut Api (Balai Bahasa Yogyakarta, 2010); Tiga Peluru (Kumpulan Cerpen Pilihan Mingguan Minggu Pagi Yogyakarta, 2010); Pasewakan (2011), Kembali Jogja Membaca Sastra (Rumah Budaya Tembi, 2011); Suluk Mataram (Great Publisher, 2011); Jejak Sajak (Jambi, 2012); Dari Sragen Memandang Indonesia (Dewan Kesenian Sragen, 2012); Sauk Seloko – Pertemuan Penyair Nusantara VI (Dewan Kesenian Jambi, 2012); Indonesia di Titik 13 (Dewan Kesenian Pekalongan, 2013); Spring Fiesta [Pesta Musim Semi] (Indonesian & English Poetry Grup & Araska Publisher, 2013); Tifa Nusantara I (Temu Penyair Nusantara – Dewan Kesenian Tangerang, 2013); Sesotya Prabangkara ing Langit Ngayogya (Yogyakarta, 2014); Negeri Langit (Komunitas Radja Ketjil Jakarta, 2014); Rantau Cinta, Rantau Sejarah (Jurnal Sajak, 2014); Tifa Nusantara II (Temu Penyair Nusantara – Dewan Kesenian Tangerang, 2015); Pesta Rakyat Sleman (Digna Pustaka dan Lingkar Budaya Sleman, 2015); Jalan Remang Kesaksian (LPSK/Rumah Budaya Tembi, 2015); Jejak Tak Berpasar (Komunitas Sastra Indonesia/Yayasan Laksita, 2015); Memandang Bekasi (Dewan Kesenian Bekasi/Dinas Parbudpora Kabupaten Bekasi, 2015); Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Ije Lela Tifa Nusantara 3 (Marabahan, 2016); Klungkung Tanah Tua, Tanah Cinta (Klungkung Bali, 2016); Matahari Cinta Samudra Kata (Yayasan Hari Puisi Indonesia, 2016); Seratus Puisi Qurani (2016); Kopi Penyair Dunia (2016); Pesan Damai untuk Seluruh Manusia (PCIUN Maroko, 2017); Kota Terbayang (Taman Budaya Yogyakarta, 2017); Puisi Tentang Bogor (2017); Puisi Tentang Masjid (2017); Dari Partai Demokrat untuk Indonesia (2017); Senja Jati Gede (2017); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017); Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018); Dari Cempuring ke Sunan Panggung (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018); Kembang Glepang (2018); Sesapa Mesra Selinting Cinta – Temu Penyair Nusantara XI (Kudus, 2019); Terus Berkarya di Usia Senja, Brengkesan 72 Tahun Ahmad Tohari (2020); Nalika Rembulan Bunder (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2020); Nunggak Semi Dunia Iman Budhi Santosa (2021), naskah lakon terjemahan Dahuru ing Negeri Semut (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2021); Sejuta Puisi untuk Jakarta (2022), dan Kembang Glepang 3 (2023).
Novel, fiksi sejarah, cerita rakyat, cerita wayang: Centhini: Malam Ketika Hujan (Diva Press Yogyakarta, 2011); Dharma Cinta (Laksana, 2011); Jaman Gemblung (Diva Press Yogyakarta, 2011); Sabdapalon (Araska, 2011); Dharma Gandul: Sabda Pamungkas dari Guru Sabdajati (Araska, 2012); Ratu Kalinyamat: Tapa Wuda Asinjang Rikma (Araska, 2012); Kiamat: Petaka di Negeri Madyantara (In AzNa Books, 2012); Centhini: Kupu-Kupu Putih di Langit Jurang Jangkung (Araska, 2012); Serial Crita Rakyat Dahuru ing Praja Wilwatikta (Majalah Djaka Lodang, 2022); Serial Crita Rakyat Pletheke Surya Wilwatikta (Majalah Jayabaya, 2022-2023); dan Serial Crita Rakyat Sigare Bumi Wilwatikta (Majalah Penyebar Semangat, 2023); dan Serial Crita Wayang Kresna Duta (Majalah Jayabaya, 2024).
Buku-buku lainnya yang sudah terbit: Membuka Gerbang Dunia Anak (Annora Media, 2009); Suyudana Lengser Keprabon (In AzNa Books, 2011); Kisah Jagad Pakeliran Jawa (Araska, 2011); Wisdom Van Java (In AzNa Books, 2012); Falsafah Kepemimpinan Jawa: Soeharto, Sri Sultan HB IX & Jokowi (Araska, 2013); Sejarah Kejayaan Singhasari & Kitab Para Datu (Araska, 2013); Babad Tanah Jawa (Araska, 2014); Sejarah Raja-Raja Jawa (Araska, 2014); Satriya Piningit (Araska, 2014); Geger Bumi Mataram (Araska, 2014); Geger Bumi Majapahit (Araska, 2014); Ensklopedia Kearifan Jawa (Araska, 2014); Sejarah Perang di Bumi Jawa (Araska, 2014); Sejarah Runtuhnya Kerajaan-Kerajaan di Nusantara (Araska, 2014); Ensklopedia Raja-Raja Nusantara (Araska, 2014); Ensklopedia Karakter Tokoh-Tokoh Wayang (Araska, 2014); Wanita dalam Khasanah Pewayangan (Araska, 2015); Aja Dumeh: Buku Pintar Kearifan Orang Jawa (Araska, 2015); Panduan Praktis Menjadi Penulis Andal: Karya Ilmiah, Artikel, Resensi, Apresiasi & Kritik Seni, Naskah Lakon, Puisi, Cerpen, dan Novel (Araska, 2015); Buku Induk Bahasa dan Sastra Indonesia (Araska, 2015); Mahir Peribahasa Indonesia (Araska, 2015); Buku Induk EYD (Araska, 2015); Politik dalam Sejarah Kerajaan Jawa (Araska, 2016); Babad Tanah Jawa: dari Watugunung yang Menikahi Ibunya hingga Geger PeChinan (Araska, 2016); Petuah-Petuah Leluhur Jawa (Araska, 2016); Babad Giyanti: Palihan Nagari dan Perjanjian Salatiga (Araska, 2016); 13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa (Araska, 2016); Sejarah Kerajaan-Kerajaan Besar di Nusantara (Araska, 2016); Menulis Kreatif itu Gampang (Araska, 2016); Sejarah Pemberontakan Kerajaan di Jawa (Araska, 2017); Filsafat Jawa (Araska, 2017); Sejarah dan Asal-Usul Orang Jawa (Araska, 2017); Sejarah Raja-Raja Jawa dari Kalingga hingga Mataram Islam (Araska, 2017); Sejarah Istri-Istri Raja Jawa (Araska, 2017); Sejarah Islam di Tanah Jawa (Araska, 2017); Kisah Horror Ketemu Genderuwo (Araska, 2017); Sang Jenderal: Riwayat Hidup, Perjuangan, dan Cinta Jenderal Soedirman (Araska, 2017); Sejarah Perang Kerajaan-Kerajaan di Nusantara (Araska, 2017); Etika Jawa (Araska, 2018); Filsafat Kepemimpinan Jawa (Araska, 2018); Kronik Perang Saudara dalam Sejarah Kerajaan di Jawa 1292-1767 (Araska, 2018); Sejarah Runtuhnya Sriwijaya dan Majapahit (Araska, 2018); Hitam Putih Mahapatih Gajah Mada (Araska, 2018); Sultan Agung: Menelusuri Jejak-Jejak Kekuasaan Mataram (Araska, 2019); Sejarah Kejayaan Singhasari Antara Mitos, Fakta, Pesona, dan Sisi Kelamnya (Araska, 2019); Untung Surapati: Pemberontakan Seorang Budak (Araska, 2019); Ratu Kalinyamat (Araska, 2019); Hitam Putih Majapahit (Araska, 2019); Gajah Mada Kisah Cinta dan Kisah Penakluk-Penaklukannya (Araska, 2019); Perang Bubat (Araska, 2020); Babad Diponegoro: Kisah Sejarah, Silsilah & Pemikiran Sufistik Pangeran Diponegoro (Araska, 2023), Etika Jawa: Prinsip Hidup dan Pedoman Hidup Orang Jawa (Araska, 2023), dan Falsafah Kepemimpinan Jawa: Menyelami Kearifan dan Filosofi Kepemimpinan dalam Budaya Jawa (Araska, 2024).
Bersama Indra Tranggono dan R. Toto Sugiharto, menulis buku Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #15 (Taman Budaya Yogyakarta, 2016), Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #16 (Taman Budaya Yogyakarta, 2017).
Prestasi yang diraih dalam dunia kepenulisan: Nominasi Lomba Cipta Puisi Esai tingkat nasional (2014), Juara II Lomba Cipta Cerpen Sanggar Sastra Bukit Bintang Yogyakarta (2018), Nominasi Lomba Cipta Puisi Nasinal “Sejuta Puisi untuk Jakarta” (2022), dan Juara III Lomba Cipta Puisi Multimedia “Keris,” Dinas Kebudayaan Yogyakarta (2023).
Nama kepenyairannya dicatat dalam: Buku Pintar Sastra Indonesia (Pamusuk Eneste, Penerbit Kompas, 2001), dan Apa dan Siapa Penyair Indonesia (Abdul Hadi WM, Ahmadun Yosi Herfanda, Hasan Aspahani, Rida K Liamsi, dan Sutardji Calzoum Bachri, Yayasan Hari Puisi, 2017). Profil kesastrawanannya dicatat dalam: Ngelmu Iku Kelakone Kanthi Laku (Balai Bahasa Yogyakarta, 2016); Jajah Desa Milang Kori (Balai Bahasa Yogyakarta, 2017), Menepis Sunyi Menyibak Batas (Balai Bahasa Jawa Tengah, 2018), dan Profil Seniman dan Budayawan Yogyakarta #18 (Taman Budaya Yogyakarta, 2021).
Selain menulis buku, sering menjadi juri lomba baca dan cipta karya sastra di lingkungan sekolah, juri lomba teater dan pantomim, serta dipercaya sebagai nara sumber dalam pelatihan cipta karya sastra untuk siswa dan guru. Sekarang mengelola Paguyuban Sholawat Jawa Langen Ambiya dan Sanggar Lierasi Laras Aksara (Selaksa) Yogyakarta. Yogyakarta. Tinggal di Gejawan Kulon 02/034, Balecatur, Gamping, Sleman, Yogyakarta. WA: 0856-0007-1262.