Flash
Disukai
0
Dilihat
4,351
Namanya S
Romantis

Laut dan langit biru bagaikan bertepi

Terasa sama seperti hubungan ini..

Meskipun cakrawala bertemu dan menyatu

Yang saat ini engkau bagiku hanya adik kecil yang manja

🎼

Lagu ini terpasang di ponselku. Aku mendengarkannya dengan menggunakan aplikasi pemutar musik. Bukan Spotify, karena harganya tak terjangkau oleh aku.

Aku, di sekitar jam 9 pagi ini, sedang berada di mal ini lagi. Sebuah mal yang berdiri tepat di samping kampus yang menjadi almamater aku. Tak terasa sudah empat tahun berlalu sejak wisuda tersebut. Masih saja aku mengunjungi kampus tersebut.

Tepatnya aku berada di sebuah gerai toko donat. Ada beberapa pengunjung di dekat aku. Kebanyakan dari mereka adalah mahasiswa. Ada yang sedang mengerjakan tugas dengan komputer jinjing. Ada yang mengerjakan tugas dengan tulisan tangan. Ada pula yang terlihat asyik menonton drama Korea. Yang menonton drama Korea ini, ah, drama itu pernah aku tonton. Bertemakan tentang perang. Kisah cinta yang mengharu biru.

Kisah cinta, yah?

Ingin rasanya aku memiliki pacar. Aku pun ragu apakah ini bisa disebut sebagai hubungan. Aku dan S.

Sebut saja S. Aku dan Dias sepakat untuk menyebut perempuan itu sebagai S. Menurut Dias, lebih baik seperti itu. Dias juga bilang agak berbahaya jika menyebutnya dengan inisial namanya: S. Aku pun setuju-setuju saja.

Lagu yang tadi aku dengar itu adalah lagu grup idola tersebut. Kalau tak salah, kali pertama rilis itu di Januari 2014. Mami masih ada, meskipun kondisinya sudah mengenaskan. Saat itu, aku mendengarnya kali pertama di mal ini juga. Hanya berbeda lantai. Sekarang ini di ground floor. Sementara saat itu di lantai 2, yang tepatnya lagi, di gerai perusahaan telekomunikasi. Dias mengajak aku dan Erland ke sana. Ada urusan mendesak terkait nomor pascabayar miliknya. Di dalam gerai itu juga, Dias kembali bercerita tentang...

...oh, damn, khayalan gilanya. Padahal perempuan yang dikejarnya itu sudah bersuami. Kabarnya, si perempuan artis sedang berbulan madu ke Eropa bersama suaminya. Namun, Dias bersikukuh bahwa itu pernikahan pura-pura. Perempuan itu masih bisa ia miliki.

Aku terkekeh. Kumakan donat kacang ini. Sambil menggelengkan kepala gemas. Tak pernah aku bayangkan, aku berada di posisi Dias. Apakah ini sebuah karma untuk aku?

Sebut saja S. Maafkan aku, yang tak bisa menyebutkan nama aslinya. Mungkin Dias benar, agak berisiko untuk sembarangan menyebutkan nama perempuan tersebut. Aku pun masih bingung apakah aku benar-benar mencintai si S tersebut.

Sekonyong-konyong Dias datang. Aku tergesa-gesa melepaskan headset. Dias tertawa. Sebelumnya Dias memesan terlebih dahulu. Dias memesan croissant dan es jeruk. Setelah itu, Dias duduk.

"Tadi gua sempet nguping, lu dengerin lagunya S lagi, yah," ujar Dias nyengir. "Cie, yang saking kangennya sama S. Si S kebetulan lagi kangen, tuh."

Di sekitar aku, apakah ini kebetulan atau mereka sepertinya tak suka? Sebagian dari mereka terbatuk-batuk. Kurasa itu bukan karena tenggorokan mereka gatal. Itu seperti mereka sedang mengawasi dan tidak suka dengan obrolan aku dan Dias. Sepertinya aku mulai paham kenapa Dias meminta aku untuk menyebut si perempuan artis itu sebagai S.

Aku menarik nafas, dan...

...sebut saja dia S. Nama aslinya Sya--

--seperti nama perempuan India saja. Pernah aku cek di Google, arti nama aslinya itu berarti kehidupan. Ah, tapi sebut saja namnya itu--

--NAMANYA S!

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)