Flash
Disukai
1
Dilihat
11,057
Suami Seorang Novelis
Romantis

"Aku suamimu, tetapi mengapa tak pernah ada tokoh pria di novelmu yang mirip denganku? Jadi, tokoh-tokoh pria fiksi yang kau tulis ini siapa? Mantan-mantan pacar atau mantan-mantan gebetanmu, atau kekasih-kekasih tak sampaimu, ya?" Di meja makan selagi sarapan, suamiku membuka topik pembicaraan yang random seperti biasa.

Kuperhatikan wajah cemberutnya yang tengah menggigit roti gandum. Lalu, aku mulai berkata, "Apa sih suamiku, Sayaaang? Bukannya kamu harus sarapan cepet karena mau berangkat kerja? Tapi malah cemberut cemburu gitu."

"Tidak ada tokoh yang mirip denganku," dia beranjak dari kursinya dengan piring yang sudah kosong.

"Ada kok!" Aku mendongak, "Tokoh figuran di novel ke-10 ku profesinya sama denganmu. Tokoh pria di novel ke-5 ku pecinta superhero yang sama denganmu. Tokoh utama pria di novel ke-7 ku punya hobby yang sama denganmu. Gaya berpakaianmu adalah gaya berpakaian tokoh pria di novel ke-11 ku. Caramu berbicara adalah cara tokoh favoritku di novel ke-9 ku berbicara."

"Tapi kau menuliskan semuanya sebelum bertemu denganku, kan? Huh! Berarti, aku bukan inspirasimu dalam berkarya."

"Jalan pikiranmu itu bagaimana, sih? Seharusnya dibalik!"

"Jadi bagaimana?"

"Makanya, aku senang sekali ketika kita dipertemukan, ditakdirkan dekat, dan menikah begini. Berarti, tokoh yang selama ini hanya kukarang dalam karya novelku, jadi nyata di hadapanku."

"Ah," wajah suamiku jadi merona merah.

"Tapi ternyata bagiku, tokoh ciptaan Tuhan lebih menarik dari tokoh ciptaanku."

"Eaaaaaaa. Pagi-pagi sudah gombal kau rupanya! Ya sudah! Aku berangkat kerja dulu, ya!"

"Oke! Oh iya, jangan lupa bayar cicilan nanti di ATM! Bulan ini giliranmu, kan, Sayang?"

"Hmm ... Aku memang bukan tokoh fiksi."

"Ya .... Jadi, hadapilah realitas ..."

"Huh!"

"Hadapilah realitas ..... bersamaku .....,"

"Eaaaaa ...."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)