Masukan nama pengguna
Dua tahanan politik yang bebas hari ini pun berpelukan.
Begitu erat.
Kelewat erat.
Tahanan politik yang perempuan adalah seniman.
Tahanan politik yang laki-laki adalah aktivis.
Di suatu orde selanjutnya ini, yang baru, mereka berdua divonis bebas dengan ketetapan birokrasi yang kurang jelas.
Namun, apa pun itu, udara kebebasan yang jelas terhirup.
Masa depan yang tak terlalu jelas karena tak didukung negara pun siap dibangun.
Fondasinya tak sekedar cinta yang jelas, tetapi ada kesetiaan, ketulusan, kekuatan, kepedulian, dan keikhlasan akut.
Pelukan pun menjadi area teraman dan ternyaman dari hamparan luasnya dunia.
Begitulah cara Tuhan menjadikan ujian sebagai titik temu pertemuan dan kebersamaan.
Kalau tidak, diri memang bahagia dan sentosa, tetapi entah memeluk dan dipeluk siapa.