Masukan nama pengguna
"Selama Mas ke Rengasdengklok, kira-kira nanti siapa yang akan membantu Adinda gerangan memakaikan jarik? Semoga, Mas sudah kembali sebelum buah hati kita lahir ke dunia ini. Maaf! Mas bukanlah suami yang dapat diandalkan!"
"Jangan bicara seperti itu, Mas. Lagipula, Adinda menerima lamaran Mas karena ada mimpi yang Adinda titipkan pada orang seperti, Mas. Yaitu Mimpi kemerdekaan!"
"Terima kasih, Adindaku sayang,"
"Berangkatlah, Mas. Tak enak hati Adinda karena rekan-rekan golongan muda menunggu di ruang tamu. Tadi sudah Adinda buatkan secangkir kopi untuk mereka masing-masing. Akan tetapi, pasti jika lama menunggu, kopinya sudah habis lantaran cangkirnya kecil."
Setelah itu, sebuah kecupan lembut mendarat di kening Adinda dan perut berjaninnya. Ada harapan besar yang menaungi keluarga kecil ini. Harapan akan masa depan bernama era kemerdekaan.