Masukan nama pengguna
“Wah hujan? Sini pakai jaketku. Biar kamu tak kedinginan,” sapa salah satu Kaum Adam itu padaku seraya memberikan jaket tebal kepadaku.
“Ta … pi, nanti kau yang kedinginan?” tanyaku penuh dengan rasa khawatir. Pemberian jaketnya di tengah hujan ini sebenarnya ingin kutolak. Aku sendiri sudah merasa tak kedinginan.
Kau tahu mengapa?
Karena kali ini, pipiku sedang merona merah karena sikapmu.
“Sudah tidak apa-apa. Pakai saja!” serunya agak memaksa.
“Baiklah, terima kasih, ya,” anggukku.
“Terima kasih juga,” senyumnya.
Aku jadi mengeryitkan dahi, “Berterima kasih untuk apa?”
“Senyummu barusan ketika kau menerima pemberian jaketku,” jawabnya.
Sungguh …
Tidakkah kau tahu bahwa sebenarnya aku membawa jaket yang kusimpan di tas ranselku? Namun, kuterima saja tawaranmu. Kupersilahkan kau mendominasi. Biar kau tenang. Biar hatiku juga senang.