Cinnamon yang kujepit dengan jemari mengingatkanku padamu.

Belum lagi aromanya yang memanjakan indera penciuman. Begitu mewangi dan menenangkan. Padahal sebelumnya, aku tak terlalu menyukainya.

Coba kau tiup Cinnamon ini!

Kau akan mendapati kemilau Brown Sugar yang keluar dari lubang Cinnamon ini. Sekian detik, sekitar menjadi semarak. Begitu pula yang kuharapkan tentang hidupmu setelah kehadiranku. Manis menghibur, tetapi cokelat matang mendewasakan.

"Cinnamon dan Brown Sugar berarti saling melengkapi, ya? Apa bisa dipisahkan?" tanyamu seraya menuangkan butiran-butiran manis itu ke cangkirmu.

Aku termenung sesaat. Sekelabat, ada pemikiran yang numpang lewat di benak. Mungkin, belum tentu akan kusampaikan padamu.

Aroma cinnamon yang kuat kuanalogikan sebagai energi maskulinmu yang begitu melindungiku, sedangkan Brown Sugar yang barusan kau masukan ke cangkir minumanmu, kuibaratkan sebagai kekuatan femininku yang membuat hidupmu yang keras itu terasa manis, tetapi matang berkelas.