Flash
Disukai
1
Dilihat
6,794
Persidangan Khayangan Jaka Tarub
Drama

Nawangwulan terhasut keenam kakak perempuannya untuk menggugat Jaka Tarub di persidangan keraton khayangan tanah Jawa.

Hakimnya adalah ayahanda mereka sendiri.

Keenam mbakyu Nawangwulan berdalih bahwa sejak adik bungsunya kehilangan selendangnya, mereka sulit bertemu karena semenjak itu pula, sang ayahanda melarang semua putrinya untuk turun ke bumi.

"Manusia itu jahat! Tak hanya mencuri selendang, tapi juga putriku! Jangan ada yang pernah turun ke bumi lagi!" suara sang raja khayangan menggelegar sampai ditangguhkan sambaran petir yang seolah merobek langit.

Lantas, jika Nawangwulan selama ini tetap di dunia, dan keenam kakaknya di khayangan, bagaimana cara mereka berkomunikasi?

Tentu saja melalui telepati.

Tiap malam, benak Nawangwulan bising oleh rutukan membatin keenam kakak perempuannya yang berasal dari khayangan. Jaka Tarub yang tak tega melihat istrinya jadi sering menangis sendiri karena kalbunya disudutkan keenam saudarinya memutuskan untuk setuju mengikuti persidangan.

"Nuwun sewu, Paduka Raja. Sebenarnya, saya tidak tahu bahwa selendang itu adalah milik Nawangwulan," ucap Jaka Tarub di kursi terdakwa, "Saya ambil secara acak."

"Kau memang sudah niat ingin menculik salah satu dari putriku!" teriak Raja.

"Saya tak tahu jika kehilangan selendang dapat menyebabkan mereka tak dapat pulang ke khayangan," bela Jaka Tarub tak henti.

"Bagaimana jika selendang yang diambil adalah milik kakak Nawangwulan?" tanya juru bicara keraton khayangan yang menjelma menjadi jaksa di persidangan ini.

Sambil menyimpulkan senyum, Jaka Tarub berkata, "Yang penting, saya mencuri satu."

"Jadi, Anda jatuh cinta sebelum mengetahui siapa pemilik selendang itu?" interogasi jaksa tak henti.

Jaka Tarub tetap menjawab, "Saya pasrahkan semesta yang menggerakan hati, serta tangan saya. Ternyata selendang Nawangwulan yang saya ambil, dan saya rasa memang itu yang paling tepat."

"Mengapa tepat?"

"Istri saya saja tergerak ke khayangan lantaran suaminya yang tak tega padanya saja dan bersiap menjalani panggilan persidangan," ucap Jaka Tarub begitu menusuk, tapi tak ada sanggahan.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)