Flash
Disukai
0
Dilihat
13,103
Kapan Nikah : Flash Fiction Spesial Lebaran
Drama

"Kapan nikah?" tanyaku dengan suara bergetar. Sebenarnya, aku takut juga tetangga jauhku yang satu ini tersinggung dengan pertanyaan macam ini di hari raya.

".....," gadis berjilbab krem kecokelatan itu hanya menoleh. Tak ada lontaran kata satu pun, kemudian, dia tersenyum.

Aduh! Sepertinya, aku salah mengolah kata.

Bukan itu maksudku!

Marahkah dia?

Namun, ...

Ya Allah!

Marah atau pun tidak, aku merasa bertambah bodoh memandangi mata bulat berbinar dan senyum manis itu.

"Mak, sudku, kalau nikah, jangan lupa undang-undang," ucapku yang sepertinya 'begitu berputar-putar' dan bisa saja salah penafsiran bagi lawan bicaraku.

"Kalau sudah ada jodohnya, Insya Allah akan menikah," jawabnya masih dengan senyum yang sama.

Eh, tidak sama.

Namun, bertambah manis.

Kurasa obrolan kami bertambah tanggung, kulontarkan saja, "Semoga cocok sama yang sekarang."

Matanya membulat seketika, "Sama yang mana?"

"Sama yang sekarang, ehem," tenggorokanku mengering mendadak.

Dengan wajah yang agak merona merah, dia menggelengkan kepala. "Enggak ada," ungkapnya.

Kini, mataku yang membulat.

"Oh, maaf," ucapku yang kemudian refleks berbalik. Semoga dia paham maksudku bukan menyinggungnya lewat pertanyaan yang dibenci banyak orang di hari raya itu, melainkan ...

Melainkan ...

Ah! Entahlah!

"Tidak apa-apa. Permisi," kini dia yang berbalik.

"Eh, tunggu!" aku sendiri terkejut karena diriku kembali berbalik dan berseru kepadanya.

Benar saja, dia pun berbalik, "Ya?"

Aku menelan ludah sesaat. Seolah tak ingin melewatkan kesempatan yang ada, kucoba saja kembali bertanya, "Sepulang aku ke rumah nenek nanti, boleh mampir ke rumahmu, ya?"

Dia mengangguk pelan, "Iya," dan melontarkan kata yang sepertinya belum selesai. Masih berkoma, belum bertitik.

Aku menelan ludah dan memberanikan diri untuk bertanya lagi, "Ada ibu dan bapak, kan?"

Alisnya agak bertaut dan kepalanya sedikit dia miringkan, "Ada," jawabnya.

"Oke!" tiba-tiba, aku semringah.

Ah! Entahlah!

Setelah ini, sepertinya akan banyak hal yang harus kulakukan.

Jadi?

Kapan nikah?

Untuk diriku dan ....

dirinya?

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)