Flash
Disukai
1
Dilihat
15,304
Kakekku Playboy Jadul
Drama

Ini cerita tentang kakekku. Kakekku seorang flamboyan, sosok yang suka berpenampilan dandy, senang memanjakan dirinya, sangat peduli dengan penampilan, senang menjadi pusat perhatian, dan sangat tertarik dengan fashion. Bahkan ditengarai sebagai sosok yang narsistik, yang jatuh cinta tidak hanya terhadap diri sendiri, tetapi juga gaya hidup urban.

Di usianya yang hampir 90 tahun, kakekku masih bisa membaca surat kabar, tidak pikun, dan suka mengunjungi cucu-cucunya. Setiap dia bepergian pasti selalu tampil rapi, sepatu mengkilap, dan rambut tersisir rapi meski cuma bagian belakang saja yang masih tumbuh.

Aku tak dikenal dekat oleh kakekku, namaku pun dia sering lupa, dia lebih ingat nama salah seorang abangku yang cukup dekat dengannya. Aku memaklumi hal ini, selain sudah tua dan uzur, suka lupa, kakekku pun punya banyak cucu.

Bayangkan saja, jumlah cucu kakekku sekitar 88 orang, belum lagi cicit, buyut, dan lain-lain. Cucu-cucunya itu berasal dari ke-17 anak-anaknya. Ke-17 anak-anaknya itu berasal dari tiga orang istri. Istri pertama punya dua orang anak, istri kedua punya 1 orang anak, dan istri ketiga punya 14 anak.

Bahkan, menurut kabar burung yang beredar, kakekku punya seorang istri lagi di Aceh, tapi enggak tahu jumlah anaknya berapa. Kabar burung ini aku dengar dari adik ipar perempuan kakekku, yang sering kepanggil dengan nama Nenek Saharum. Dilihat dari riwayat perkawinannya, kakekku bisa masuk kategori seorang playboy di jaman dulunya (jadul). Apalagi dia masuk tipe pria flamboyan yang bisa memikat hati lawan jenisnya.

Nenekku saja yang suka dipanggil Nenek Cantik lebih memilih kakekku ketimbang laki-laki lain yang banyak suka padanya. Padahal kakekku itu sebelum menikahi nenekku, dia pernah menikah dua kali, seorang di kampung kami di Padang Sidempuan, seorang lagi di negeri seberang Malaysia, tepatnya Malaka.

Kakekku dulu seorang yang suka bepergian untuk urusan pekerjaan. Namun, dia tak pernah membohongi hati wanita-wanita itu, dia tak pernah membohongi mereka dengan kepura-puraan. Itulah kakekku.

Sifat dan karakter kakekku itu menular juga ke beberapa anak dan cucunya, seperti kata peribahasa "Buah jatuh tidak jauh dari pohonnya", "Like Father Like Son". Mereka tak ganteng-ganteng amat, hanya saja mereka pintar memikat hati wanita, dan tahu kelemahannya, mereka juga suka menyanjung, itulah kelebihan mereka.

Kini sudah 20 tahun lebih kakek tak bersama kami, dia tak kuasa menahan sepi sejak kepergian nenekku yang cuma berselang setahun. Cinta mereka menjadi satu dan tak terpisahkan. Cuma sekelumit cerita ini yang paling kuingat tentang kakekku.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)