Flash
Disukai
0
Dilihat
14,140
I Hate Your Wife on Facebook
Drama

"I hate your wife on Facebook", kata-kata ini langsung dilontarkan Susi di wall Facebook-nya Andi. Tak ada tanggapan dari istri Andi tentang kata-kata Susi itu. Demikian pula dari Andi sendiri. Susi tahu kalau pasangan suami istri itu bakal tak menggubrisnya lagi. Mereka menganggap Susi sudah tidak ada. Tapi Susi tak peduli. Gara-gara kepincut sama Andi yang sudah beristri itu membuat Susi kehilangan akal sehatnya. Susi sadar cintanya pada Andi bertepuk sebelah tangan. Dan Andi juga tak bakal mau menerima Susi sebagai pacar, apalagi istri. Semua itu tak mungkin.

Ketika berkenalan pertama kali, Andi juga tak mengira kalau perasaan Susi bisa sampai sejauh itu. Andi sudah menganggap Susi sebagai adiknya sendiri. Susi sering curhat di wall-nya Andi di Facebook. Kadang kalau ada hal yang sifatnya sangat pribadi Susi akan meneruskannya di inbox Andi. 

Kalau sudah begitu, Andi akan menjawabnya dengan penuh perhatian dan memberikan solusi terhadap permasalahan Susi. Setelah itu, Susi akan merasa plong dan senang karena memiliki tempat berlabuh. Sosok Andi selama inilah yang dicari-cari Susi, dewasa, penuh perhatian, dan mau mendengar.

Sifat Andi sangat bertolak belakang dengan ayahnya Susi. Ayah Susi terlalu temperamen, semua yang dilakukan Susi pasti salah di matanya. Susi juga sering digebukin oleh sang ayah. Alasan tindakan ayahnya itu, biar Susi lebih tegar dan kuat. Cara ini tentu salah, namun kekolotan sang ayah telah menguasai cara pandang ayahnya dalam mendidik Susi.

Ayah Susi selalu menyalahkan semua tindakan Susi. Pergi ke salon untuk membenahi rambut panjangnya saja selalu dilarang. Padahal, Susi ingin juga manicure dan padicure, creambath, hingga facial. Kalau Susi memaksakan kehendaknya, sesampai di rumah, ayah akan kembali menggebuki Susi habis-habisan hingga babak belur. Ibu Susi cuma diam seribu bahasa, menangis, dan tak mampu membela anak semata wayangnya.

Itulah nasib Susi. Susi sebenarnya anak baik, ramah pada siapa saja. Tutur katanya pun santun dan sopan, suaranya lemah lembut melebihi seorang putri keraton. Sayangnya, banyak pria yang tak menyukai Susi. Mereka sering memandang Susi seperti makhluk yang ajaib, seperti melihat kedatangan alien yang lucu. Susi sendiri heran dengan keadaan tersebut.

Padahal, Susi merasa memiliki paras yang cantik dan mempesona. Ini bukan pengakuan Susi semata, teman-temannya di salon pun banyak yang memuji kecantikannya. Namun, kenapa para pria itu memandangnya seperti makhluk ajaib dan selalu menertawakannya. Susi cuma bisa pasrah menerima nasib, dan berharap akan bertemu dengan seorang pria pujaannya, yang menerima dia apa adanya. Susi terus berdoa dan berdoa di setiap sembahyangnya.

Ternyata doa Susi terkabulkan. Sejak mendaftar di Facebook, Susi punya banyak teman maya yang tak peduli dengan keadaannya. Di jejaring sosial itu pula Susi mengenal Andi. Berkenalan dengan Andi di Facebook membuat semuanya berubah. Susi menemukan sosok yang dia cari selama ini. Andi begitu perhatian terhadap semua cerita Susi tentang masalah pribadinya.

Dia juga bercerita tentang ayahnya yang kejam dan kasar. Mereka berdua juga suka chating. Andi juga memberi Susi nomor teleponnya. Andi memang seorang pria yang penuh perhatian. Selain itu, Andi juga manis, bertubuh atletis, mirip para model di majalah Men'sHealth yang sering Susi baca. Sungguh beruntung perempuan yang menjadi istri Andi sekarang. Susi juga berteman dengan istrinya Andi di Facebook. Parasnya juga cantik dan baik hati pula.

Selama persahabatan dengan Susi, Andi tak menaruh curiga sedikit pun pada Susi. Dia tak menyangka kalau Susi terus menumpuk perasaan cinta pada dirinya. Andi pun tak menduga kalau Susi juga mempunyai perasaan posesif pada diri Andi. Hingga suatu hari, Susi mencurahkan segala perasaannya pada Andi. Segala macam kata-kata manis dan cinta ditumpahkan Susi pada Andi. Itu dilakukan Susi saat copy darat pertama kali dengan Andi di sebuah cafe di daerah Kemang. Selama ini, mereka memang tak pernah bertatap muka secara langsung meski Susi sudah memintanya beberapa kali. Namun Andi terus menolaknya dengan berbagai alasan.

Andi baru bersedia bertatap muka setelah Susi mengancam akan bunuh diri dan membuat surat terbuka di Facebook tentang penyebab kematiannya itu. Tentu Andi tak mau hal itu terjadi. Andi juga berpikir, tak ada salahnya memenuhi permintaan Susi, toh pertemuan itu dilakukan di tempat yang ramai.

Pertemuan pertama itu pun terjadi dan sekaligus menjadi pertemuan terakhir bagi mereka berdua. Keterusterangan Susi tentang perasaannya tak bisa diterima Andi. Andi cuma menjawabnya, "Hubungan kita tak mungkin bisa lebih jauh Sus".

"Itu semua tak bisa terjadi, saya tak bisa berhubungan dengan kamu seperti saya berhubungan dengan istri saya atau perempuan lain", lanjut Andi lagi. Sebelum Susi membalas jawaban Andi itu, Andi sudah bergegas meninggalkan meja mereka, dan pergi begitu saja. Susi menangis dan sangat kecewa.

Kekecewaannya itu dilampiaskan Susi dengan meneror keluarga Andi. Susi meneror istri Andi di rumah. Andi juga diteror hingga di kantor. Pernah suatu kali, Susi mengirimi banyak sekali bunga mawar merah ke kantor Andi, seperti dalam film "American Beauty". Bahkan Susi juga mengirimi karangan bunga tanda duka cita pada Andi. Teman-teman sekantor Andi, setelah mendengar penjelasan Andi, malah tertawa-tawa melihat semua itu.

Puncaknya, Susi menulis dalam wall Facebook-nya Andi, "I hate your wife on Facebook".

"Gara-gara dia, kamu jadi menolak saya", lanjut Susi lagi.

Baca itu, Andi cuma tersenyum, demikian pula dengan istrinya.

"Kenapa harus benci saya di Facebook", tanya istri Andi.

"Karena semua bermula dari Facebook", jawab Andi.

Dua hari kemudian sejak pengiriman pesan di wall itu, Susi menulis pesan berikutnya,

"Mas Andi, maaf, saya sudah berbuat salah pada Mas Andi dan keluarga. Saya tahu tindakan saya ini salah. Untuk itu saya minta maaf. Tapi, saya tak punya teman lagi yang mau mendengar saya. Untuk apa saya hidup. Di rumah bagai neraka, tak ada tempat bagi orang seperti saya. Ini pesan terakhir saya, besok saya mau cari tempat di dunia lain, yang mungkin mau menerima keadaan saya. Maafkan saya Mas. Peluk sayang dan cinta, Susilo Putro Atmodjo".

*****

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)