Masukan nama pengguna
Seorang kawan cantik yang sepertinya tipsy memberikan kunci mobilnya kepadaku, "BRO! ANTERIN GUE PULANG NANTI!"
Dalam hatiku, semoga setan tak banyak gentayangan dini hari ini.
Malam mingguku mungkin aneh untuk sebagian orang. Sehabis shalat isya di masjid selatan ibukota, temanku mengajak meeting projek di rumahnya. Namun, mendadak, dia memintaku untuk mampir sebentar ke suatu tempat. Suatu tempat yang menyuguhkan wajah metropolitan di malam hari. Temanku ingin membuang penat.
"Eh, Bro! Lo denger enggak apa katanya? Dia minta lo anterin pulang. Eh, ciyeeeeh!" Kawan yang mengajakku meeting menepuk pundakku, "dia ngetes lo, nih! Kira-kira lo bakal bawa dia pulang ke rumahnya atau enggak. Bae-bae gue bilangin ke elo bawa dia pulang, ya! Gue pernah di posisi lo dan gue mikir abisin malem bareng. Eh, pas masuk tol, dia klakson kenceng mobilnya dan minta gue pulangin. Hampir nabrak truk gue! Sialnya, gue jadi diturunin sama dia di rest area terus dia nyetir pulang sendiri! Kadang dia masih sober! Ngetes doang!"
"Yaaah, enggak bisa, dong! Gue kan mau ke rumah lo buat ngomongin projek! Lagian, gue nggak kenal-kenal amat sama dia. Baru juga ketemu beberapa kali kalau gue lagi join di tongkrongan lo."
"Gue yang sering nyeritain lo ke dia. Termasuk tadi gue bilang lo telat dateng karena teraweh dulu. Enggak tahu deh! Dikira lo nggak membahayakan kayak yang laen. Padahal maaah, elah!"
".....," kulempar pandang ke dance floor. Lampu sorot biru, ungu, dan kadang-kadang merah menyorot wajah dan sekujur tubuhnya. Baru kusadari bahwa beberapa teman laki-laki turut memperhatikannya. Ada pula yang bersiul.
Seketika, aku beranjak dari meja bar. Kuayunkan kakiku menuju dance floor. Lalu, kuhampiri dan membisikkannya, "Pulang sekarang aja kalau mau gue anterin," aku masih menganalisis tindakanku padanya.
Apa terdorong ingin mengajaknya ke suatu tempat?
Apa terdorong untuk menginginkannya?
Apa untuk efisiensi waktu agar aku sempat meeting ke rumah teman?
Bukan ....
Aku tak suka saja dia dipandang oleh beberapa pasang mata begitu.
Aneh juga jalan pikiranku ....