Masukan nama pengguna
“We were prettier when we naked.”
“Bisakah kau turunkan testimonimu di dinding ucapan pesta birthday-ku ini?” tanyaku padanya, “Kata-katanya kurang sopan. Aku jadi tak enak kalau dibaca teman-temanku atau para undangan yang datang.”
Dia malah menyunggingkan senyum, “Hmm …. Darimana kau tahu bahwa testimoni itu aku yang menulis?”
“Menurutmu, mungkin ada laki-laki, ehm …., maksudku orang lain?” tanyaku kembali.
Dia malah terdiam.
Aku tak malu kala mengakuinya, “Aku hanya pernah bodoh semalaman bersamamu.”
Dia kembali menyunggingkan senyum, “Kok semalaman? Bukannya dua malam?”
Aku mengernyitkan dahi, “Oh, iya?”
“Malam satunya, aku yang bodoh,” ucapnya.
Kini giliran aku yang terdiam.
“Karena yang pertama begitu menyenangkan untukku,” lanjutnya yang membuatku jadi ingin menamparnya.