Aku mencintaimu,

sejauh tinta ini berani mengalir.

Sejauh kata.

Sejauh karya.

Kau memberiku letupan-letupan rasa,

yang menjelma menjadi ribuan goresan di kertas karya.

Aku memaknai rasa ini,

bukan sebagai luka,

melainkan sebagai taman kecil penuh kupu-kupu di tengah perjalanan hidupku yang berombak.

Kau hadir sebagai ilham, bukan beban.

Sebagai kilau bintang,

yang tak perlu kugenggam.

Cukup kutatap dengan jiwa penuh syukur.

Maka biarlah aku mencintaimu sebatas goresan tinta di atas kertas.

Dengan segenap ketulusan, tanpa paksaan.

Apa adanya lewat rasa yang belum mati hingga kini.

Tersimpan abadi di tiap relung aksara yang kutuliskan.