Masukan nama pengguna
Lampung menampung kisahku di pertengahan tahun ini.
Karena dia termasuk ke dalam kota yang tak lagi dapat kuceritakan padamu.
Namun, tenang!
Aku tak akan pernah tertarik untuk menjadikanmu sebagai tokoh antagonis di cerita-cerita kotaku.
Manusia adalah lakon dengan dunia sebagai panggungnya. Manusia adalah pena dengan jalan hidupnya sebagai kertas putih yang bebas dia ingin goreskan apa.
Seandainya aku ada di posisimu, mungkin aku juga akan melakukan hal yang sama. Aku juga tak menganggap kau tak pamit. Masing-masing di antara kita belum lupa nama panggilan adalah wujud dari proses menuju pamit itu sendiri.
Lagipula, masih banyak manusia yang lebih membuatku menggeleng-gelengkan kepala dan jauh lama lebih kukenal, tetapi aku sendiri tak pernah tertarik untuk menceritakannya.
Lagipula, ada yang memberitahuku bahwa cerita yang baik bukanlah ajang memamerkan si yang paling berpahala dan berdosa.
Lagipula, ada yang memberikanku segelas caramel manis di tangan kanan dan sekantong pisang mengenyangkan di tangan kiri. Lalu, selama keduanya berada dalam genggamanku, aku sudah merasa kenyang, senang, dan tenang.