Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
15,986
Cangkir Ketiga (Membicarakan Adam 17)
Drama

 “Gue mau nikah sama duda kaya anak empat, tapi dia belum jadi duda sekarang.”

“Maksud lo gimana? Jadi, tuh laki masih beristri sekarang?”

“Hahaha! Istrinya lemah ini. Keciiiiil.”

“Anak-anaknya?”

“Ya udahlah gampang! Nanti abis gue nikah, gue tinggal taubat. Paling anak-anaknya juga nerima gue kalau gue udah kelihatan taubat.”

“Kok lo begitu? Lo lupa sama cerita gue waktu kecil? Lo kan temen pertama gue di sekolah yang gue curhatin tentang perceraian orang tua gue karena orang ketiga. Kok lo lupa sama cerita gue dan perasaan sakit gue waktu itu? Lo mau ngancurin masa depan anak-anak di suatu rumah tangga kayak gue dulu?”

“Ya, abis gimana? Sorry, tapi gue butuh duit buat ngopi-ngopi cuantek kayak kita sekarang gini.”

“Ya udah! Kapan-kapan gue bocor aja sama anak-anak tuh laki tentang siapa lo sebenarnya. Kali-kali aja mereka, atau bahkan ibu mereka butuh infonya.”

“Kok lo gitu sama sahabat lama lo?”

“Gue perlu duit buat ngopi-ngopi cuantek kayak gini.”

“Hahah! Savage ah! Hahaha!”

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)