Masukan nama pengguna
Hujan. Kemarin juga hujan. Padahal musin ini yang selalu Fira tunggu-tunggu untuk bermain hujan, tetapi hari ini berbeda. Gadis itu berdiri termenung di lorong dekat parkiran sepeda sementara disampingnya juga hadir beberapa siswa yang sedang menunggu hujan reda, tapi sebagian besar siswa keluar dari lorong setelah mengembangkan payung atau memakai jas hujan. Terlintas dalam benaknya untuk menerobos hujan menuju halte namun sama saja membiarkan tubuh dan buku pelajarannya ikut basah bersamanya, menghela napas bimbang antara menerobos atau tetap disini sampai hujan reda. Namun pandangannya segera teralihkan saat dari lorong seberang keluar dua remaja berlari ke tengah lapangan sambil bergandengan tangan, sesekali mereka menari lalu lari saling mengejar. Fira langsung mengetahui siapa dua orang itu, Salsa dan Kak Reza. Melihat adegan tersebut banyak siswa yang saling siul, tentu saja Salsa dan Kak Reza tampak tersipu malu sampai pandangan Salsa bertemu dengan Fira. Gadis cantik itu melambaikan tangan kearah Fira seolah menyapa, sambil membalas senyum Fira ikut membalas lambaian tersebut ke arah Salsa. Senyum Fira yang hangat berhasil membuat senyum Salsa sedikit luntur tapi tidak lama saat Kak Reza mengajaknya pergi, gadis itu dengan nurut pergi smabil memeluk lengan kekar Kak Reza menuju gerbang sekolah.
“Wah mereka pasangan yang serasi ya,” komentar salah satu siswa cewek setelah Salsa dan Kak Reza sudah tidak terlihat lagi.
“Iya? Jadi iri deh,” timpal yang lain.
Fira hanya mendengarkan komentar mereka di sebelahnya dalam diam, sejujurnya hatinya merasa sakit namun dia turut bahagia melihat Salsa mendapat pacar. Dia ingat waktu awal masuk sekolah kalau Salsa ingin punya pacar selama di SMA dan kala itu hatinya berharap keinginan sahabatnya itu terkabulkan, akan tetapi Fira tidak menyangka jika Salsa akan berpacaran dengan Kak Reza—pemuda yang sudah lama dia suka. Gadis itu baru sadar dari lamunannya saat seorang siswa tidak sengaja menabrak bahunya dan melihat hujan sudah reda.
****
Esok harinya pas tanggal merah. Saat tengah sibuk membantu jualan kue tiba-tiba ponselnya berdering didalam saku celemek yang dipakainya, merasa tidak enak karena suara deringnya yang sangat menganggu gadis itu segera izin untuk angkat telepon lalu masuk ke dalam seraya mengangkat telepon yang rupanya dari Salsa.
“Halo.”
“Fira kamu ada waktu luang nggak hari ini?” dari seberang sana Salsa bertanya dengan antusias.
“Ada? Hari ini aku sedang bantu Ibuku jualan kue. Memang kenapa?”
“Nonton bioskop yuk,”
Fira terdiam. Seumur-umur dia tidak pernah pergi ke tempat yang bernama bioskop namun melihat dari kejauhan Ibunya mulai kewalahan tanpa pikir panjang Fira langsung menolaknya dengan halus. Sayangnya dari seberang sana Salsa berseru kecewa lalu memohon untuk datang karena sedang sendirian disana, mendengar permintaan Salsa gadis itu menghela napas lalu mencoba untuk izin bertanya kepada Ibu. Menjauhkan ponsel itu dari telinganya Fira menghampiri wanita setengah baya itu lalu bertanya kepadanya.
“Pergilah. Mainlah sekali-kali! Selama ini kau sudah terlalu sering bantu Ibu disini,” setelah diujung kalimat Ibu mengeluarkan dompet dari saku bajunya lalu mengeluarkan lima lembar merah kepada Fira,”Pakailah uang ini, siapa tahu kau ingin beli yang kau inginkan.”
Memandang uang merah itu dengan ragu, Fira sangat tahu kondisi ekonomi keluarganya yang kadang tidak menentu dan uang yang Ibu pegang cukup untuk keperluan selama sebulan—itupun jika tidak ada sesuatu yang mendesak atau tidak terduga. Sangat sayang dengan uang itu Fira menerima uang itu namun mengembalikan tiga lembar uang merah kepada Ibu, akan tetapi wanita itu memaksa Fira untuk mengambil semuanya sehingga Fira mau tidak mau harus menerimanya. Gadis itu langsung bicara kepada Salsa diseberang sana setelah itu menutup sambungan telepon secara sepihak, sebelum pergi gadis itu mengucap terima kasih kepada Ibu lalu bergegas bersiap-siap. Setelah semua sudah siap Fira segera pergi ke tempat Salsa yang berada di mall pusat kota, beberapa menit kemudian Fira tiba di mall yang di sambut suasana ramai di sekitarnya ditambah orang-orang memakai pakaian yang sangat keren. Berusaha tidak tampil norak Fira segera masuk dan pergi ke tangga ekstarator menuju lantai dua yang kemudian terlihat sosok Salsa yang sedang duduk didekat tiang mall dan di sebelahnya seorang pemuda…Kak Reza. Gadis itu terpaku sesaat melihat pemuda itu yang tengah mengobrol asyik dengan Salsa.
“Salsa!” panggil Fira.
Yang di panggil langsung berpaling lalu tersenyum seraya bangun menyambut kedatangan Fira,”Kau sudah datang rupanya! Maaf ya tadi aku lupa bilang kalau Kak Reza ikut nonton bareng dengan kita.”
“Tidak apa-apa, Sal, santai saja!” sahut Fira.
Melihat reaksi Fira barusan Salsa merasa tidak puas yang kemudian mengajak Fira dan Kak Reza untuk pergi ke bioskop. Selama perjalanan Salsa sangat manja kepada Kak Reza mengabaikan Fira yang berjalan disebelahnya, sayangnya aksi mereka tersebut tidak Fira hiraukan sebab pikirannya melayang pulang ke rumah membayangkan Ibunya tengah kesulitan melayani pembeli.
“Setelah pulang sebaiknya aku langsung pulang,” batin Fira tanpa sadar menghela napas gusar. Salsa yang tidak sengaja melihat Fira seperti itu diam-diam tersenyum miring. setibanya di dalam bioskop Kak Reza memberi saran untuk menonton film komedi akan tetapi Salsa menolaknya dan memberi saran untuk nonton film horor Activity Paranomal yang kemudian menoleh ke arah Fira yang melihat poster lain.
"Fira kau mau nonton apa?" tanya Salsa.
"Aku ikut kamu saja?" jawab Fira singkat.
tanpa Fira sadari dalam hati Salsa sangat senang kemudian mengajak mereka untuk pergi ke meja kounter. tapi disana Kak Reza langsung menyapa seorang pemuda berkacamata yang kebetulan berada di depan meja kounter.
"Rayfan!" panggil Kak Reza.
yang dipanggil langsung menoleh lalu menyahut,"Oh kau Reza, Assalammualaikum!" sahutnya sopan dan ramah.
Fira dan Salsa terpaku melihat kesopanan Rayfan tapi setelah itu menjawab salam, meski sopan namun sayangnya terhalang penampilan sementara itu Kak Reza mengobrol sejenak dengan Rayfan sejenak setelah itu mengajak pemuda kacamata itu menonton film bersama-sama.
"Nggak apa-apa kan?" tanya Kak Reza merasa tidak enak terhadap Salsa.
dengan senyum yang dipaksakan Salsa menjawab,"Iya nggak apa-apa! aku nggak nyangka bakal nonton rame kayak gini. ayo beli tiket!" ajaknya.
akan tetapi sayangnya tiket yang mereka beli hanya tersisa dua. beruntung Kak Rayfan berinisiatif membeli tiket film lain dan langsung membelikannya untuknya juga Fira.
"Maaf ya, kalian nonton berdua! kami mau nonton film yang lain!" ucap Kak Rayfan yang tanpa pikir panjang mengajak Fira ikut dengannya meninggalkan Salsa dan Kak Reza. tentu saja Fira merasa malu sekaligus canggung ikut dengan pemuda yang baru di temuinya itu, gadis itu menoleh ke belakang dimana Salsa dan Kak Reza sudah berada di depan penjual pop corn.
"Sepertinya kau takut denganku ya?" Kak Rayfan tiba-tiba bertanya membuat Fira langsung menoleh ke arahnya lalu mengangguk.