"Andai bumi terbelah dua, biar kita tetap saling, berpeluk."

Hmm, pertanyaannya sekarang, andai bumi memang terbelah dua, apa kita benar-benar tetap saling berpeluk?

Atau kita kocar-kacir?

Saling meninggalkan?

Berlarian bagai anai-anai berserakan?

Masing-masing pribadi panik, kira-kira jika memang hari akhir datang, apakah diri ini masuk surga? Atau neraka?

Masing-masing pribadi panik, kira-kira jika memang hari akhir datang, apakah diri ini mampu melewati jembatan sirotolmustaqim?

Masing-masing pribadi panik, kira-kira jika memang hari akhir datang, apakah diri ini mampu berdiri dalam waktu yang tak ditentukan di padang mahsyar?

Masing-masing pribadi panik, kira-kira jika memang hari akhir datang, apakah diri ini sanggup berharap hisab baik akan lebih berat?

Masing-masing pribadi panik, kira-kira jika memang hari akhir datang, apakah dua diri ini tetap saling bertemu?

Bagaimana?

Apa jawabanmu?

Coba bayangkan!

Bayangkan andai bumi terbelah dua, apakah kau dan aku tetap saling berpeluk?

Atau andai bumi terbelah dua, kau berada di belahan pertama dan aku berada di belahan kedua?

"Tidak! Kita akan tetap saling berpeluk!" teriakmu, "berpeluk sembari mendengarkan sangkakala itu ditiupkan!"