Masukan nama pengguna
Begitu kubuka kedua mata ini, beraneka ragam pohon seolah menunduk memandagku, mengejar ke mana pun arah bola mata ini menyorot.
“Kok belum tidur?” tanya pohon-pohon itu kepadaku, “Sedang menghitung bintang, ya?”
Bukan,” aku menggelengkan kepala, “Ada yang kutunggu saja.”
“Apa yang kau tunggu?” angin malam ingin mencari tahu tentangku.
“Bintang jatuh?” timpal pohon-pohon, “Memangnya apa permohonanmu? Agar kantuk menjemput?”
“Bukan,” aku menggelengkan kepala lagi.
“Eh, monitor ponselmu menyala. Ada pesan masuk,” angin malam kembali mengingatkan.
‘SELAMAT TIDUR! HAVE A NICE DREAM!’
“Wahai pohon! Wahai angin malam! Akhirnya, kantukku datang juga.”
Angin langsung salah tingkah. Dia jadi menyimbakkan dedaunan pohon, “Ternyata itu yang kau tunggu. Padahal, kami lihat belum ada satu bintang pun yang jatuh."