Masukan nama pengguna
FYP Terakhir
Bab 1 – Video Tanpa Nama
Kicauan burung pipit yang serempak dari pepohonan rindang di luar jendela tidak sedikit pun mengurangi kegerahan di dalam kantor PT Daya Sinar Teknologi. Meskipun pendingin udara bekerja maksimal, aura pengap dan bisikan-bisikan ketakutan mulai merayapi setiap sudut ruang kerja terbuka. Bukan karena kinerja yang menurun atau ancaman PHK massal, melainkan karena hal yang jauh lebih mengerikan: sebuah video misterius di TikTok yang membawa serta bayang-bayang kematian.
Semuanya bermula pada Senin pagi yang lembap, tiga minggu lalu. Sebuah video aneh muncul di linimasa TikTok para karyawan, terutama mereka yang menempati lantai lima—divisi keuangan dan operasional. Video itu dikirim oleh akun tanpa nama pengguna, hanya sebuah simbol aneh yang menyerupai mata yang memandang kosong, atau mungkin roda gigi yang berputar tak beraturan. Ketika diputar, video tersebut menampilkan montase kelam yang memangkas napas. Awalnya, ada gambar samar seorang pria berseragam kantor, punggungnya terlihat jelas, berdiri di tepi atap gedung yang tinggi. Kamera sedikit bergetar, lalu dalam hitungan detik, pria itu terjatuh, siluetnya memudar menjadi titik hitam di kejauhan. Kemudian, layar menghitam total, diiringi suara desisan singkat yang mirip gangguan sinyal televisi tua. Tidak ada musik latar, tidak ada efek suara dramatis, hanya keheningan yang menyesakkan setelah desisan itu.
Awalnya, banyak yang mengira itu hanya lelucon receh dari salah satu teman kantor, atau mungkin video amatir yang tak sengaja viral. "Paling juga prank," celetuk Rina, salah satu staf keuangan, sambil tertawa hambar di hadapan layar ponselnya. Namun, tawa itu membeku di tenggorokannya keesokan paginya.
Selasa itu, seluruh kantor diguncang kabar yang lebih menyeramkan daripada desisan di video. Bapak Suryo, kepala divisi keuangan, ditemukan tewas di pelataran parkir bawah tanah, tubuhnya hancur dengan posisi yang persis seperti yang terekam dalam video. Para petugas kepolisian yang datang bersikeras itu adalah kasus bunuh diri, sebuah kecelakaan tragis akibat tekanan pekerjaan. Namun, desas-desus di antara karyawan tidak bisa dibendung. Mereka yang telah melihat video itu merasakan bulu kuduk mereka merinding. Ada korelasi yang terlalu mencolok untuk disebut kebetulan.
Sejak saat itu, atmosfer di PT Daya Sinar Teknologi berubah drastis. Bisikan-bisikan horor mulai menggantikan obrolan ringan tentang target bulanan atau rencana akhir pekan. Setiap karyawan yang memiliki akun TikTok mulai memeriksa linimasa mereka dengan cemas. Mereka yang tidak melihat video itu merasa sedikit lega, namun tetap diliputi rasa penasaran bercampur takut. Sementara itu, mereka yang sempat menontonnya merasakan ketakutan yang mencekik. Apa maksud dari video tanpa nama itu? Siapa yang mengunggahnya? Dan mengapa Bapak Suryo menjadi korbannya?
Desas-desus tentang arwah gentayangan atau kutukan kuno mulai menyebar. Beberapa karyawan yang percaya takhayul bahkan mulai membawa benda-benda penangkal atau doa-doa dalam dompet mereka. Produktivitas menurun drastis, digantikan oleh tatapan kosong dan bisikan-bisikan ketakutan. Manajemen perusahaan berusaha keras menenangkan suasana, bahkan mengeluarkan memo internal yang melarang penyebaran rumor tak berdasar. Namun, memo itu hanya seperti angin lalu di tengah badai ketakutan yang sudah telanjur menggulirkan ombaknya.
Yang paling membuat mereka bertanya-tanya adalah, mengapa akun pengirimnya tidak memiliki nama? Dan mengapa video itu hanya muncul di akun-akun tertentu, seolah-olah dipilih dengan sengaja? Pertanyaan-pertanyaan ini menggantung di udara, tak terjawab, dan menambah lapisan misteri yang pekat pada kejadian tragis tersebut. Setiap kali notifikasi TikTok berbunyi, jantung para karyawan seakan berhenti berdetak, takut-takut video tanpa nama itu akan muncul lagi, membawa serta bayang-bayang kematian yang baru.
Bab 2 – Selasa dan Jumat Berdarah
Setelah kematian Bapak Suryo, ketakutan yang mencengkeram PT Daya Sinar Teknologi sempat mereda sedikit, dianggap sebagai insiden terisolasi—kecelakaan tragis yang memilukan. Namun, ketenangan itu tak bertahan lama. Dua minggu kemudian, pada Selasa yang dingin dan mendung, ketakutan itu kembali menghantam dengan kekuatan yang lebih besar.
Pagi itu, sebuah video baru muncul. Kali ini, korbannya adalah Bu Lastri, kepala divisi operasional, yang dikenal karena ketegasannya yang kadang membuat karyawan merasa tertekan. Video itu menampilkan wajah samar Bu Lastri, terlihat kuyu dan pucat, seolah direkam secara diam-diam. Setelah wajahnya memudar, cuplikan metaforis tragis muncul: sebuah ban mobil pecah di jalan sepi yang berlumpur, diikuti oleh suara benturan keras. Siang harinya, kabar datang: mobil Bu Lastri ditemukan ringsek di jalan lintas provinsi, dan dia tewas di tempat kejadian. Penyebabnya? Ban mobilnya tiba-tiba pecah.
Kecelakaan itu, yang semula dianggap sebagai kebetulan tragis, kini memiliki pola yang menyeramkan. Kemudian, pada Jumat di minggu yang sama, kejadian itu terulang lagi. Video ketiga muncul, menampilkan seorang staf marketing bernama Adi. Setelah wajahnya menghilang, video menunjukkan api berkobar di ruang tertutup, diikuti suara jeritan. Malamnya, Adi ditemukan tewas di apartemennya, terjebak dalam kebakaran yang tak dapat dijelaskan asalnya.
Ketiga kejadian itu membentuk sebuah pola yang mengerikan: setiap Selasa dan Jumat, sebuah video baru muncul di akun TikTok karyawan yang berbeda, selalu menampilkan wajah samar calon korban, diikuti oleh cuplikan visual yang secara metaforis (atau bahkan harfiah) menggambarkan kematian mereka. Dan yang paling mengerikan, semua video itu benar-benar menjadi kenyataan.
Kantor kini diliputi oleh ketakutan massal. Suasana yang tadinya penuh semangat kerja, kini berubah menjadi cemas dan paranoid. Setiap kali hari Selasa atau Jumat tiba, ketegangan terasa begitu pekat. Setiap karyawan saling pandang dengan tatapan waspada, bertanya-tanya siapa yang akan menjadi korban berikutnya. Notifikasi TikTok menjadi momok yang paling ditakuti. Beberapa karyawan bahkan memilih untuk menghapus aplikasi tersebut, atau menonaktifkan notifikasi, berharap bisa menghindari kutukan itu. Namun, beberapa orang yang sudah melihat video sebelumnya menyadari bahwa menghapus aplikasi tidak akan menghapus ingatan tentang apa yang telah mereka saksikan.
Manajemen perusahaan berusaha keras menenangkan suasana, mengeluarkan pernyataan resmi bahwa semua itu hanyalah serangkaian kebetulan tragis. Mereka bahkan mengundang psikolog dan ahli IT untuk memberikan sesi konseling dan seminar tentang keamanan digital. Namun, semua upaya itu terasa sia-sia. Ketakutan sudah mengakar terlalu dalam. Beberapa karyawan mulai mengambil cuti panjang, bahkan mengundurkan diri, tidak sanggup menghadapi bayangan kematian yang terus membayangi.
Yang menjadi misteri adalah mengapa video itu selalu muncul di hari Selasa dan Jumat, dan mengapa selalu menampilkan wajah-wajah karyawan tertentu. Ini bukan lagi sekadar kebetulan. Ini adalah sebuah ancaman yang terstruktur, sebuah "kutukan digital" yang menargetkan mereka satu per satu. Para karyawan mulai berbisik tentang siapa yang mungkin memiliki dendam terhadap perusahaan, atau apakah ada sesuatu yang salah dengan gedung kantor itu sendiri. Namun, tidak ada jawaban yang jelas, hanya ketakutan yang kian memuncak.
Bab 3 – Investigasi Rafi
Di tengah gelombang ketakutan massal yang melanda PT Daya Sinar Teknologi, ada satu sosok yang menolak menyerah pada kepanikan: Rafi, staf IT muda yang cerdas, pendiam, dan memiliki kepekaan terhadap pola data yang luar biasa. Awalnya, ia juga skeptis, mengira itu hanya histeria kolektif. Namun, setelah kematian Adi, Rafi mulai merasakan ada sesuatu yang jauh lebih gelap di balik semua ini. Rasa penasaran profesionalnya berubah menjadi keinginan untuk mengungkap kebenaran.
Rafi memulai investigasinya secara diam-diam, tanpa sepengetahuan manajemen yang mungkin akan menganggapnya paranoid. Ia mulai mengamati pola-pola dari IP dan metadata video yang berhasil ia dapatkan dari beberapa karyawan yang masih menyimpan rekaman tersebut. Beberapa dari mereka, termasuk Dika, sahabat karibnya, telah mengunduh video-video itu karena penasaran, meskipun sebagian besar sudah menghapusnya karena ketakutan.
Ponsel Rafi menjadi pusat analisis datanya. Ia menghabiskan malam-malamnya di depan layar, dikelilingi oleh baris-baris kode dan data numerik yang berkedip. Penemuannya yang pertama dan paling mencengangkan adalah bahwa video-video itu hanya muncul di jam 3 pagi. Sebuah waktu yang aneh, saat sebagian besar orang masih terlelap. Ini menunjukkan adanya sistem otomatis atau agen yang beroperasi di luar jam kerja normal.
Lebih jauh lagi, Rafi menemukan bahwa server akun pengirimnya menggunakan enkripsi cermin, sebuah metode yang sangat canggih dan tidak biasa. Ini bukan jenis server yang digunakan oleh platform media sosial biasa. Enkripsi cermin membuat pelacakan IP asli menjadi sangat sulit, seolah-olah server itu memantulkan atau menyamarkan jejaknya di berbagai lokasi virtual. Setiap kali ia mencoba melacaknya, jejak digitalnya akan memantul ke server lain di negara yang berbeda, kemudian kembali lagi, menciptakan lingkaran tak berujam yang membingungkan. Ini bukan pekerjaan hacker amatir. Ini adalah sesuatu yang jauh lebih terorganisir dan canggih.
Rafi menyimpan semua video yang berhasil ia kumpulkan di hard drive eksternal terenkripsi. Ia tidak hanya menyimpan video utuhnya, tetapi juga metadata yang tersembunyi di dalamnya: tanggal unduh, waktu muncul, bahkan sedikit glitch digital yang mungkin tidak terlihat oleh mata telanjang. Ia mulai menyusun timeline kejadian, menghubungkan setiap video dengan tanggal kemunculannya, identitas korban, dan detail kematian mereka. Dari timeline itu, ia melihat konsistensi yang mengerikan: setiap video diputar di hari Selasa atau Jumat, tiga hari sebelum kematian korban, dengan rentang waktu yang sama.
Sahabatnya, Dika, yang bekerja di bagian konten digital, diam-diam memberikan dukungan moral dan sesekali ide-ide gila yang terkadang memicu pemikiran Rafi. Dika yang lebih sosial dan supel, membantu Rafi mendapatkan akses ke data ponsel beberapa korban, tentunya dengan izin dan kerahasiaan. Meskipun Dika tidak mengerti terlalu dalam tentang coding dan algoritma, intuisinya yang tajam seringkali membantu Rafi melihat dari sudut pandang yang berbeda.
Rafi mulai menduga bahwa ini bukan sekadar hacker iseng, atau bahkan konspirasi manusia. Ada sesuatu yang lebih besar, lebih tak kasat mata, yang bersembunyi di balik enkripsi cermin itu. Pertanyaannya sekarang bukan lagi "siapa" yang mengirim video ini, tetapi "apa" yang menggerakkan mereka, dan mengapa PT Daya Sinar Teknologi yang menjadi targetnya. Semakin dalam ia menggali, semakin ia merasakan bayangan dingin dari dunia supranatural mulai merayapi logaritma digital yang ia coba pahami.
Bab 4 – Jejak ke Masa Lalu
Rafi, dengan bantuan data yang terkumpul dan analisis mendalam, mulai mencoba mencari tahu siapa pemilik akun misterius itu. Enkripsi cermin memang menyulitkan, tetapi Rafi adalah seorang jenius dalam mencari celah. Ia mulai melacak jejak digital yang sangat samar, yang nyaris tidak terlihat. Setiap glitch dalam video, setiap piksel yang tidak sempurna, Rafi mengamatinya dengan teliti, seperti seorang arkeolog digital yang mencari artefak tersembunyi.
Dengan bantuan Dika, yang memiliki koneksi luas di komunitas developer independen dan dark web—tempat informasi sensitif kadang-kadang beredar—mereka mulai menyelidiki kemungkinan bahwa akun tersebut adalah reinkarnasi digital dari mantan karyawan PT Daya Sinar Teknologi. Dika menggunakan keahliannya dalam mencari informasi terbuka dan sedikit "trik" di jaringan bawah tanah untuk mencari data karyawan lama, khususnya mereka yang memiliki riwayat tragis.
Setelah berhari-hari tanpa tidur, mereka akhirnya menemukan sebuah nama yang mencurigakan: Andra, seorang insinyur IT muda yang berbakat namun introvert, yang bekerja di perusahaan tersebut sekitar tujuh tahun lalu. Andra tewas dalam sebuah kebakaran misterius di kantor, tepatnya di gudang arsip yang jarang digunakan. Kasusnya, yang dulu digembar-gemborkan sebagai kecelakaan murni akibat korsleting listrik, ditutup dengan sangat cepat dan tidak transparan. Ada bisikan-bisikan di antara karyawan lama bahwa Andra sebenarnya adalah kambing hitam untuk sebuah kesalahan fatal yang dilakukan oleh manajemen senior, sebuah kesalahan yang menyebabkan kerugian besar bagi perusahaan. Ada rumor bahwa Andra berusaha mengungkapkan kebenaran, namun aksinya terhenti secara misterius oleh kebakaran itu.
Melalui arsip berita lama yang hampir terlupakan dan obrolan dengan mantan karyawan yang sudah pensiun, Rafi dan Dika menemukan beberapa detail mengerikan. Andra adalah seorang yang sangat teliti dan selalu mencatat segala sesuatu. Sebelum kematiannya, ia sempat mengeluhkan adanya "anomali data" yang tidak bisa ia jelaskan, dan ia merasa ada yang tidak beres dengan sistem keamanan perusahaan. Kematiannya yang mendadak, bersamaan dengan hilangnya beberapa server cadangan dan data penting, menimbulkan kecurigaan yang kuat.
Rafi menemukan sebuah pola unik dalam simbol aneh pada akun TikTok pengirim video. Simbol itu, ketika dianalisis lebih lanjut dengan perangkat lunak khusus, ternyata adalah modifikasi dari logo internal PT Daya Sinar Teknologi yang lama, dicampur dengan simbol-simbol binary yang sering digunakan Andra dalam catatan coding-nya. Ini adalah tanda tangan digital yang nyaris tak terlihat, sebuah jejak yang ditinggalkan oleh roh digital yang bergentayangan.
Semakin Rafi dan Dika menggali, semakin jelas bahwa akun misterius itu bukan sekadar hacker dendam. Ini adalah bentuk balas dendam supranatural, sebuah entitas digital yang terhubung dengan arwah Andra. Andra, yang dulu tewas karena kelalaian dan ketidakadilan, kini kembali dalam bentuk digital, menggunakan teknologi yang paling akrab dengannya—algoritma dan jaringan—untuk menuntut keadilan. Video-video itu bukan lagi sekadar peringatan, melainkan eksekusi digital. Targetnya adalah mereka yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam kematian Andra, atau mereka yang diuntungkan dari penutupan kasusnya. Rafi merasakan dingin di punggungnya. Ini bukan lagi soal data, ini adalah tentang nyawa.
Bab 5 – Pengorbanan Dika
Setelah memahami asal-usul kutukan digital itu, Rafi merasa terpacu untuk menghentikannya. Ia tahu ini bukan lagi sekadar masalah coding atau debugging; ini adalah pertempuran melawan entitas supranatural yang bersembunyi di balik algoritma. Dengan pengetahuannya yang mendalam tentang arsitektur digital dan pengalaman dalam menghadapi loop data yang rumit, Rafi mulai merancang sebuah solusi.
Idenya adalah membuat "loop algoritmik buatan" yang bisa mengganggu dan menutup jalur munculnya video-video mistik. Mirip seperti membangun sebuah firewall digital yang tidak hanya memblokir, tetapi juga menyerap dan menetralisir energi negatif yang mendorong video-video itu. Algoritma ini akan bekerja sebagai penyedot, mengarahkan semua energi kutukan ke satu titik, satu perangkat, satu "jebakan" digital.
Namun, ada satu masalah besar. Sistem itu hanya bisa aktif dan stabil jika ada satu perangkat yang tetap tersambung dan secara konstan menyedot "kutukan" tersebut. Perangkat itu akan menjadi titik fokus kutukan, menarik semua energi negatif padanya. Siapapun yang terhubung dengan perangkat itu akan menjadi target utama berikutnya, dan kemungkinan besar akan menjadi korban. Rafi tahu risiko ini. Ia sudah menyiapkan laptop khusus dan sebuah server mini yang terisolasi, berniat untuk menghubungkan dirinya sebagai umpan.
Namun, Dika, yang selama ini selalu mendampingi Rafi dalam investigasinya, memiliki rencana lain. Ia melihat betapa lelah dan tertekannya Rafi. Ia tahu Rafi adalah satu-satunya harapan mereka untuk menghentikan ini. Dika, yang selalu spontan dan berani, membuat keputusan yang mengerikan secara diam-diam. Ia memodifikasi coding Rafi, mengubah parameter target sehingga dirinyalah yang menjadi umpan. Dika memasang perangkat kecil, sebuah modem khusus yang terhubung langsung dengan server Rafi, di ponsel pribadinya. Ia melakukannya tanpa sepengetahuan Rafi, di bawah dalih membantu pengujian sistem.
Pada Selasa berikutnya, ketegangan di kantor mencapai puncaknya. Semua orang tahu, hari itu adalah hari kemunculan video. Rafi menyelesaikan persiapan "loop algoritmik"nya, mengaktifkan sistem, dan menunggu. Ia yakin dirinya akan menjadi target, siap menghadapi apapun yang datang. Namun, ketika notifikasi TikTok berbunyi di ponsel Dika, jantung Rafi seolah berhenti berdetak. Ia melihat ke arah Dika, yang hanya tersenyum tipis, senyum yang dipenuhi penyesalan sekaligus kepasrahan.
Video terakhir muncul… memperlihatkan dirinya. Wajah Dika yang tersenyum hambar, diikuti oleh cuplikan aneh: sebuah layar ponsel yang retak, lalu sebuah tangan yang jatuh, dan diakhiri dengan gambar langit-langit kantor yang berputar. Beberapa jam kemudian, Dika ditemukan tewas di kantornya, sendirian, kepalanya terbentur meja kerja akibat terjatuh secara misterius. Ponselnya tergeletak di sampingnya, layarnya retak. Polisi mengira ia pingsan dan kepalanya terbentur, sebuah kecelakaan kerja yang tragis. Namun Rafi tahu, itu adalah pengorbanan Dika. Ia telah menyedot seluruh kutukan, mengakhiri siklus kematian di perusahaan ini, setidaknya untuk saat ini. Rasa bersalah dan duka yang mendalam mencekik Rafi. Ia telah kehilangan sahabat terbaiknya, satu-satunya orang yang percaya padanya dalam kegilaan ini.
Bab 6 – Kantor Sunyi
Kematian Dika, meski terasa begitu menyakitkan bagi Rafi, ternyata membawa efek yang diinginkan. Sejak tragedi itu, siklus video mistik benar-benar berakhir. Tidak ada lagi video yang muncul di hari Selasa atau Jumat. Tidak ada lagi karyawan yang tewas secara misterius. Atmosfer ketakutan yang mencekam kantor PT Daya Sinar Teknologi perlahan-lahan mereda.
Kantor kembali tenang, meskipun ketenangan itu adalah ketenangan yang hampa dan dihantui oleh kenangan pahit. Para karyawan mulai kembali berinteraksi secara normal, meskipun tawa mereka tidak lagi selantang dulu, dan bisikan-bisikan tentang hantu atau kutukan masih sesekali terdengar samar. Mereka semua lega, tetapi juga bingung. Apa yang sebenarnya terjadi? Mengapa tiba-tiba berhenti?
Rafi, di sisi lain, merasakan beban yang sangat berat. Ia telah kehilangan satu-satunya sahabat, orang yang paling ia percayai dan yang paling mendukungnya dalam misi gila ini. Rasa bersalah itu menusuknya setiap saat. Ia tahu pengorbanan Dika adalah kuncinya, tetapi ia tidak pernah menginginkan hal itu terjadi. Ia seringkali mengunci diri di kantornya setelah jam kerja, menatap layar monitor yang menampilkan data-data digital yang dulu begitu hidup, kini terasa dingin dan kosong.
Namun, di tengah duka dan penyesalannya, Rafi tidak melupakan tujuan utamanya. Ia adalah seorang ahli IT, dan naluri profesionalnya mendorongnya untuk tetap berhati-hati. Ia tahu bahwa meskipun siklusnya terhenti, "entitas" di baliknya mungkin belum sepenuhnya hilang. Ia menyimpan seluruh log dan backup video yang ia kumpulkan dari awal. Semua data itu tersimpan rapi dalam hard drive terenkripsi ganda, tersembunyi jauh di dalam brankas digitalnya.
Ini bukan hanya sebagai dokumentasi untuk mengenang pengorbanan Dika, tetapi juga sebagai pertahanan masa depan. Rafi merasa ada firasat kuat bahwa ini belum berakhir. Kekuatan di balik video-video itu terlalu cerdas, terlalu terorganisir untuk menyerah begitu saja. Ia tidak tahu kapan atau bagaimana, tetapi ia yakin bahwa suatu hari nanti, entitas itu akan mencoba bangkit kembali. Dan ketika saat itu tiba, ia harus siap. Ia harus memiliki semua informasi yang dibutuhkan untuk melawannya lagi, dan kali ini, ia bersumpah tidak akan ada lagi yang berkorban. Kantor mungkin sudah sunyi, tetapi di dalam benak Rafi, perang digital melawan kutukan itu masih jauh dari kata usai. Ia adalah satu-satunya yang tahu kebenaran, dan ia sendirian dalam menghadapi bayangan masa depan yang masih mengancam.
Bab 7 – Tamu Baru
Dua bulan berlalu sejak kematian Dika dan berhentinya siklus video mistik. PT Daya Sinar Teknologi perlahan kembali ke ritme normalnya, meskipun bayangan tragedi masih menggantung tipis di udara. Rafi masih bergumul dengan kesedihannya, namun ia berusaha keras untuk tetap fokus pada pekerjaannya, sembari terus memantau setiap anomali digital yang mungkin muncul di sistem perusahaan. Ia tahu, di balik ketenangan ini, ancaman itu mungkin hanya bersembunyi, menunggu waktu yang tepat untuk kembali.
Pada suatu pagi yang cerah, manajemen mengumumkan adanya pegawai baru di divisi IT. Seorang pria pendiam bernama Galan. Penampilannya rapi, namun ada sesuatu yang aneh dari sorot matanya yang tenang. Ia tidak banyak bicara, hanya tersenyum tipis saat diperkenalkan, dan langsung tenggelam dalam pekerjaannya. Rafi, dengan instingnya yang sudah terasah oleh pengalaman pahit, merasakan gelombang kecil kecurigaan. Ia mengamati Galan dari jauh, memperhatikan setiap gerak-geriknya, caranya berinteraksi dengan komputer, bahkan ekspresi wajahnya yang datar.
Galan terlihat seperti staf IT pada umumnya, sibuk dengan kabel-kabel dan server. Ia juga memiliki akun TikTok, yang tampaknya biasa saja, dipenuhi dengan video-video coding atau meme teknologi. Namun, ada satu hal yang membuat Rafi terpaku. Saat ia tanpa sengaja melihat ponsel Galan dari kejauhan, nama akun TikTok-nya sekilas terlihat. Itu adalah kombinasi karakter acak yang tidak bermakna, diikuti oleh sebuah simbol unik di akhir. Simbol itu… identik dengan simbol yang muncul pada akun misterius pengirim video pembawa maut dulu. Simbol mata yang memandang kosong, atau roda gigi yang berputar tak beraturan.
Jantung Rafi berdegup kencang. Ini bukan kebetulan. Instingnya berteriak, memperingatkan bahaya. Ia segera kembali ke mejanya, menghidupkan komputernya, dan mulai menyelidiki akun TikTok Galan dengan segala kemampuan forensik digitalnya. Ia menggali lebih dalam dari sekadar tampilan permukaan, mencoba mencari jejak yang tersembunyi di metadata akun tersebut.
Dan apa yang ia temukan membuat darahnya membeku. Tersembunyi di antara video-video biasa, Rafi melihat tiga video baru yang belum diputar. Video-video itu belum pernah muncul di linimasa publik, bahkan di akun Galan sendiri. Mereka tampak seperti draf yang belum terpublikasi, atau mungkin sedang menunggu waktu yang tepat. Rafi memutar salah satu video itu dengan hati-hati, memastikan tidak ada yang melihatnya.
Video pertama menampilkan kilasan kecelakaan di kantor perusahaan lain, sebuah meja yang terbalik, kursi-kursi berserakan, dan genangan air. Video kedua menampilkan cuplikan kaki yang tergantung di udara di atas gedung tinggi, dan yang ketiga, sebuah ledakan samar di dalam ruangan server. Semua video itu sangat samar, namun memiliki vibe yang sama persis dengan video-video yang dulu membunuh rekan-rekannya. Dan yang paling mengerikan, Rafi mengenali beberapa setting dan logo perusahaan yang muncul di video tersebut. Itu adalah perusahaan-perusahaan yang memiliki koneksi bisnis dengan PT Daya Sinar Teknologi, atau bahkan menjadi pesaing mereka.
Rafi mematikan monitornya, punggungnya berkeringat dingin. Siklus itu belum benar-benar berakhir. Entitas itu tidak hilang, ia hanya berpindah, mencari medium baru, mencari target baru, dan entah bagaimana, Galan adalah medium barunya. Mungkinkah Galan adalah Andra yang bereinkarnasi dalam tubuh baru? Atau hanya boneka yang dikendalikan oleh entitas digital itu? Pertanyaan-pertanyaan itu memenuhi benak Rafi. Ia menyadari bahwa pertempuran belum usai. Ini hanyalah jeda. Dan kali ini, perang itu mungkin tidak hanya terbatas pada PT Daya Sinar Teknologi, tetapi telah menyebar, mengancam lebih banyak nyawa di jaringan perusahaan lain. Rafi tahu ia harus bertindak, dan kali ini, ia akan berjuang sendirian.