Flash
Disukai
2
Dilihat
12,449
Untuk sebuah senyuman
Drama

Kriukk!

Bunyi perut seorang pria. Ia merasakan para cacing di dalam perutnya sedang berdemo menuntut hak.

Lantas, pria tersebut merogoh saku celananya, ia mendapati selembar uang kertas yang didominasi warna hijau, yang terdapat gambar Tari Gong yang berasal dari suku Dayak di Kalimantan Timur. Lalu, ia berniat untuk membeli nasi padang, gulai randang.

Cuit, cucuit, cuit...

Pria itu bersiul di setiap langkahnya menuju rumah makan Uni Upik, upaya untuk sedikit menghilangkan kadar rasa laparnya. Namun, di pertengahan jalan ia bertemu dengan seorang anak kecil yang menangis.

Hatinya tertegun, tak kuasa bila terus menerus melihat gadis kecil itu terus tergugu. Membuat pria itu mencoba mendekat.

“Adik, kenapa menangis?” tanyanya.

Gadis kecil itu, tak menjawab. Melainkan isak tangisnya malah semakin menjadi-jadi.

“Adik, jangan nangis! Emang apa sih, yang membuat adik cantik menangis?” tanya ulang pria itu.

“Es klim aku tatuh kak,” balasnya disela tangis.

Pria itu menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Es klim? Tatuh?”

“Iya, kak es klimmm,” rengeknya menunjuk es krimnya yang jatuh di tanah.

“Oh, es krim, jatuh! Gimana kalau beli aja lagi?”

“Tapi aku kan cudah gak punya uang.”

Pria muda itu termenung sejenak, sekelebat nasi padang terbayang di kepalanya. Namun, ia berat hati bila harus meninggalkan gadis kecil ini dalam keadaan menangis. Ia menghela napasnya gusar, lalu berkata, “Oh, gitu ia ... gimana kalau pakai uang kakak. Tapi, ada syaratnya.”

Kedua mata bening membulat sempurna, menatap pria itu dengan tatapan penuh tanya. “Apa kak calatnya?”

“Syaratnya adik gak boleh menangis lagi,” bujuk lelaki itu.

Gadis kecil itu menganggukkan kepala pelan. Sementara pria itu menyodorkan selembar uang yang membuat gadis kecil mulai menerbitkan seulas senyum di bibirnya. Dengan sigap, ia mengusap pipinya yang basah dan masih terasa panas karena air mata. Lalu, menyambut uang yang disodorkan oleh pria itu. “benelan kak?”

“Iya, dong dek! Gih, ambil.”

“Makacih, ya kak,” ujar gadis kecil itu bernada girang.

“Oke, masama,” balas pria itu mengusap kepala gadis kecil sebelum meninggalkannya.

Kriuk!

Suara perut pria itu yang kembali terdengar. Namun, tak menjadi masalah baginya untuk ditukar dengan sebuah senyuman yang terpancar dari wajah gadis kecil.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)