Flash
Disukai
0
Dilihat
16,998
Kesalahan yang Sama
Drama

You best teacher is your last mistake. Kadang, aku merasa melakukan kesalahan yang sama karena tidak belajar dari kesalahan terakhir. Pun dengan hari ini. Aku duduk di hadapan laki-laki yang membuatku melakukan kesalahan yang sama. Laki-laki yang sekarang sudah hilang tatapan cintanya, adanya hanya meremehkan.

“Aku nggak bisa lagi sama kamu.”

Ucapan itu keluar dari orang yang lima bulan lalu menawarkan dirinya untuk menemaniku sembuh. Nyatanya, lukaku belum sembuh dan dia menambahnya dengan torehan baru.

“Setelah kita pacaran, you are too demanding. Harus apa-apa dikabarin, pergi sama siapa, seharian ngapain aja, tiap malam kalau nggak video call ngambek, selalu harus ada yang diceritain,” cerocosnya.

Menohok. Untuk pertama kalinya itu semua keluar dari kedua belah bibir pria yang kupercaya akan selalu bersamaku.

“Setelah kita pacaran, semua sifat asli kamu yang nyebelin itu keluar. Aku nggak suka ngelakuin apa yang nggak pengen aku lakuin. Aku kadang males harus pasang alarm pagi cuma buat telponin kamu supaya bangun. Aku capek dikodein barang ini itu buat dibeliin. Kamu nggak mandiri. Dan setiap aku protes, kamu selalu berlindung dengan alasan mental health kamu itu,” lanjutnya yang semakin menyayat hatiku.

“Sekarang aku capek. Aku nggak bisa terus-terusan kayak gini sama kamu. Mending kamu urus mental health kamu dulu, biar orang lain nggak perlu repot ngurusinnya buat kamu.”

Déjà vu. Aku baru sadar jika sudah melakukan kesalahan yang sama. Terlalu berekspetasi lebih dengan orang lain. Berharap dia selalu akan mengerti aku apa adanya. Love me the way I am, with my flaws. Mungkin aku harus paham bahwa tidak akan ada orang seperti itu. Berhenti menaruh ekspetasi jika tidak ingin tersakiti. Life gets better when you expect less.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)