Flash
Disukai
8
Dilihat
10,057
The Jocker
Thriller

Joker berlindung dalam riasan badut, kemudian melakukan kejahatan atas nama satire komedi terhadap roda kehidupannya.

***

"Duduk!"Perintah seorang lelaki yang mengalungkan pisau ke leher Nola dengan kasar. Seorang lelaki lain menjaga di depan pintu mengawasi keadaan.

"Kalau ingin selamat segera beritahu kunci brankas rumahmu. Berikan barang-barang berhargamu. Jangan melawan!"Bentak penjahat itu.

Nola merasakan keringat dingin di pelipisnya, punggung telapak tangan yang basah dan detak jantung yang berdegup kencang tapi gadis itu berusaha bersikap tenang dan menuruti segala perintah perampok yang mengancamnya. Belum sempat Nola menunjukan tempat brankas, dipuncak kegentingan suasana terdengar laju sepeda motor berhenti di depan rumah Nola.

Nola berpikir Adrian yang datang. Teman perampok yang semula berjaga di depan pintu, gesit masuk ke dalam dan langsung menutup pintu dan memberi kode telunjuk di bibir untuk tidak ada suara, Nola diminta bersikap tenang dan membukakan pintu untuk kedatangan seseorang di luar. Sementara seorang dari lelaki penjahat itu sembunyi dibalik pintu, satunya lagi bersembunyi di balik sofa. Mereka bersiaga dengan dua senjata tajam di tangan.

Bug! Sebuah pukulan telak di batang leher belakang Dirga. Nola menjerit dan langsung dibekap oleh lelaki yang bersembunyi di belakangg sofa. Dirga terhuyung sebentar dan secepat kilat memasang kuda-kuda di depan penjahat yang baru saja membopongnya dari belakang.

Baku hantam terjadi. Perkelahian sengit terjadi. Nola menjerit-jerit ketakutan dalam bekapan tangan kekar hitam legam. Mukanya cemas. Mata air berurai dari sepasang matanya yang bening.

Dirga mampu mengimbangi. Dalam sebuah tangkisan, pisau penjahat jatuh ke lantai. Perkelahian tangan kosong semakin sengit. Dirga di atas angin. Dirga yang jago taekwondo itu akhirnya bisa mematahkan nyali lawan. Saat terdesak, dengan sebuah code, kedua penjahat itu kabur lari tunggang langgang keluar rumah.

"Kamu tidak apa-apa Nola?" Nola berhambur kepelukan Dirga.

"Beruntung kamu datang di waktu cepat, Dirga. Sekali lagi terimakasih."

"Sebentar, lecet-lecet lukamu perlu dibersihkan dengan betadine." Bergegas Nola berdiri dan masuk ke ruang dapur mengambil P3K. 

Saat Nola bersiap menutup luka kecil di pergelangan lenganya dengan handsaplast tiba-tiba Dirga menjerit ketakutan dan berjingkat dari duduknya sambil menutup mata dengan telapak tanganya. Nola kaget dan terheran.

Hah! Phobia Hansaplast? Dirga ada-ada saja dech. Batin Nola.

"By the way, sepertinya kamu tidak aman di rumah besar sendirian begini. Adrian apa belum pulang?"

"Belum. Akhir-akhir ini Adrian jarang pulang ke rumah. Semenjak ia tahu tentang semua warisan jatuh kepadaku dan ia menandatangani semua dokumen warisan itu dengan terpaksa. Sikap Adrian semakin benci kepadaku. Kami seperti dua orang asing di rumah ini, Dirga."Nampak kesedihan di ujung kalimat gadis di sebelahnya.

"Sabar, Nola. Nanti Adrian juga sadar tentang posisinya sebagai Kakak tiri di dalam rumah ini. Beruntung kamu masih membolehkan dirinya tetap tinggal bersamamu."

 "Tapi, aku takut Dirga. Sorot mata Adrian setiap menatapku seakan tatapan dendam."

"Kita serahkan kepada Allah, Sang pembolak-balik hati manusia." Ucap Dirga akhirnya.

***

"Goblok!Gitu saja tidak becus. Mengurus satu perempuan saja tidak beres. Tidak guna aku membayar kalian mahal untuk pekerjaan itu." Umpat Adrian kepada dua preman suruhannya.

"Ok!Sekarang kalian sembunyi dulu sampai kondisi aman. Nanti aku kabari lagi tugas baru kalian." Gusar Adrian dengan tangan mengepal.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (12)