Masukan nama pengguna
LAPAR, ia berjalan ke dapur. Membuka kulkas, ia menelan kecewa. Andai saja ia bisa memakan bumbu-bumbu itu!
Menenteng segelas air, ia kembali ke kamar. Tas! Ia hampir terlonjak kaget. Ya, ia baru ingat bahwa di tasnya kemarin malam ia menyembunyikan sebutir apel, yang di dalamnya.....
"Kenapa kau lama sekali? Apa kau sengaja membiarkanku mati di sini?!" sembur gadis itu begitu ia berhasil meloloskan diri dari dalam rongga apel.
"Sungguh, aku lupa!" Ia mengetuk kepalanya beberapa kali, memperlihatkan kesungguhannya.
"Bilang saja kau memang sengaja membiarkanku meregang nyawa dalam sebutir apel!" Gadis itu masih belum bisa memaafkannya.
"Tuduhan yang sangat tidak beralasan!" Ia membantah. "Sudahlah. Aku lapar! Aku akan keluar mencari makanan. Kalau kau mau, kau bisa ikut denganku..."
"Semudah itukah? Setelah semalaman kau biarkan aku terkurung dalam sebutir apel?" Gadis itu masih belum puas.
"Please. Aku lapar. Apa kau kumakan saja?"
"Istrimu tak masak apa-apa?"
"Kenapa tidak kau saja yang masak?"
Gadis itu meraih apel tadi dan memakannya dengan sangat lahap. "Ayo kita pergi! Aku juga lapar!" **