Flash
Disukai
1
Dilihat
6,180
Salah Terka
Aksi

Aku yang sedang berlari matanya awas melihat ke sekeliling. Mencari sebuah pintu rumah yang terbuka untuk menyelamatkan diriku dan juga satu ekor ayam utuh yang hendak ku masaknya.

"Pak... Tolong... Ada anjing!!!" Teriakku sambil berlari dengan menambah kecepatan penuh menuju kontrakan ujung, saat ku lihat tetanggaku sedang mandi di depan rumahnya dengan berlilit handuk untuk menutupi bagian bawahnya.

Matanya terbelalak melihat ku dan seekor anjing saling berkejaran menuju ke arahnya. Dia segera berlari masuk ke dalam kontrakan disusul aku dibelakangnya. Saat anjing yang mengejarku hampir memasuki pintu, Pak Aris segera membanting pintu depan rumahnya.

Brak!

Pintu itu tertutup. Aku terkapar di balik pintu dengan nafas tersengal-sengal dengan mata yang masih tertuju pada pintu yang sudah tertutup.

Pak Aris melihatku dengan tatapan heran. Kemudian dia tertawa.

"Hahaha... Kenapa bisa sampai kau di kejar anjing?"

"Dia sepertinya mengincar ayam yang sedang ku bawa, yang baru saja ku belinya di pedagang sayur keliling. Bapak tau? Menanti pedagang sayur keliling di sini seperti menunggu sesuatu yang tak pasti. Itulah sebabnya aku pertahankan ayam ini. Saat aku butuh mereka tidak datang, saat aku tak butuh, mereka terus datang." Terangku.

Saat aku berbalik arah, terlihat beberapa orang temannya sedang menatap ke arahku. Ku pandangi mereka satu persatu. Ada yang sedang makan siang berlauk ayam, ada yang sedang merokok, ada yang sedang main ponsel, ada yang sedang bertelepon, ada juga yang sedang tertidur pulas dengan suara ngoroknya yang menggema.

Aku tertegun sesaat.

Mereka ikut menertawakan ku, yang habis dikejar oleh seekor anjing.

Sementara aku duduk bersama mereka sambil menunggu anjing itu pergi.

Suaranya masih terdengar menggonggong di depan rumah, masih menanti mangsanya.

Beberapa menit kemudian ku dengar suara motor berhenti, yang tak lain adalah suamiku yang baru saja pulang bekerja.

Dia mencari-cari ku, saat tau aku tak berada di dalam rumahnya.

Hingga matanya tertuju pada sandal berwarna pink yang berada di depan kontrakan Pak Aris. Wajahnya terlihat muram, dari balik jendela ku lihatnya.

"Mas... Mas... Aku disini." Panggil ku dari balik jendela kontrakan pak Aris.

"Ngapain kamu disitu? Cepat keluar! Awas kau ya jangan macam-macam. Mentang-mentang suami gak ada di rumah. Kamu bisa main sama duda!" Sahutnya penuh amarah.

"Tadi ada anjing Pak, ngejar istri Bapak." Pak Aris ikut bersuara.

"Awas ya Ris, jangan mentang-mentang kau tampan! Bisa ambil istri orang seenaknya. Cepat keluar!"

"Jangan! nanti dulu, anjingnya masih ada." Pak Aris melarangku keluar saat ia tau anjing itu bersembunyi di bawah jendela samping rumah panggung yang terbuat dari kayu tanpa bersuara.

"Cepat keluar!!!" Suara bentakan suamiku kembali terdengar.

Aku pun keluar, dengan membuka pintu secara perlahan hingga nyaris tak terdengar.

"Makasih Pak," ujarku lirih pada pak Aris.

Ku lihat teman-temannya sedang berusaha menahan tawa melihat pertikaian kami bertiga.

Suamiku memandangiku dari ujung ke ujung, dan dia segera menggandengku untuk pulang.

Baru beberapa langkah kami berjalan, anjing itu berlari dengan cepat menghadang kami dari arah depan.

Suamiku mematung saat anjing itu bersiap menerkamnya. Dengan sigap, Pak Aris membawa tulang ayam bekas temannya yang baru saja makan dan melemparkannya ke arah anjing itu.

Fiuh... 

Kami segera berlari masuk ke dalam rumah pak Aris kembali, sampai anjing itu benar-benar pergi. Suamiku segera meminta maaf atas kesalahpahaman yang baru saja terjadi.

"Aku memang seorang duda pak, tapi aku bukan perebut istri orang. Apalagi istri Bapak. Gak berani saya. Hahaha." Ujar Pak Aris dengan candaannya.

Seluruh temannya yang sedari tadi menahan tawa, melepaskan tawanya. Hingga membangunkan salah seorang temannya yang sedang tertidur.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)