Masukan nama pengguna
Sepuluh tahun bersama ternyata tak mampu membuat hati cukup menerima semua. Seakan hilang tak berbekas saat hadir orang lain mengisi relung jiwa.
Tok ... tok ... tok ...!
Suara palu hakim menandai hubungan pernikahan Hakim dan Nova. Setelah sepuluh tahun berumah tangga semua berakhir begitu saja. Semua seperti mimpi, seakan hanya sandiwara di sinetron televisi, namun ini nyata dan realita yang harus dijalani dan dilalui.
Peristiwa malam itu masih teringat dalam ingatan Nova, saat semua perselingkuhan suaminya terungkap dengan cara yang memalukan di saksikan masyarakat. Suara pintu terdengar di tengah malam saat sang suami belum pulang, membuat sedikit bergidik geri bulu kudukku.
Kubuku berlahan pintu, tampak beberapa bapak-bapak di depan pintu menunggu.
"Ada apa, Pak malam-malam begini?" tanyaku penuh selidik.
"Mohon maaf Bu, mengganggu tapi ini sangat penting ibu harus tahu," kata Pak Joko mengawali.
"Memang ada apa, maaf silakan masuk kebetulan suami saya belum pulang," kata Nova sambil masuk ke dalam mempersilakan tamunya.
Mendengar itu ketiga bapak-bapak itu saling berpandangan dan menghela napas. Mereka tampak kasihan melihat Nova yang begitu setia menunggu kepulangan suaminya. Tidak tahu apa yang telah suaminya lakukan di luar sana.
"Begini, Bu Nova ini ada yang ingin kami sampaikan, terkait dengan Pak Hakim," kata Pak Joko.
"Oya silakan, Pak," jawab Nova.
"Mohon maaf sebelumnya, terjadi suatu hal pada Pak Hakim saat ini," kata Pak Joko ragu akan mengatakan yang sebenarnya.
"Ada apa sebenarnya dengan suami saya mohon diberikan penjelasan," kata Nova dengan panik.
"Saya mendapat laporan dari warga kalau suami ibu dan seorang wanita digrebek warga dan warga meminta kepada Pak Hakim untuk menikahi wanita itu," jelas Pak Joko.
"Benarkah itu suami saya, Pak tidak salah orang bukan," tanya Nova memastikan.
Kemudian Pak Joko memberikan gambar dan video kejadian. Nova masih kaget dan tidak percaya, suaminya yang dia anggap setia selama ini akan berbuat seperti itu.
Akhirnya pernikahan Hakim dan Cindy wanita yang selama ini menjadi selingkuhan itu berlangsung juga. Apalagi keadaan Cindy yang ternyata sudah berbadan dua. Membuat Nova semakin sakit hati ternyata sudah lama suaminya selingkuh tanpa sepengetahuan dirinya.
Nova masih termangu, didampingi kakaknya Bandi dilalui semua ini. Beruntung ada keluarga besarnya mendampingi melalui semua tragedi. Sepuluh tahun berumah tangga dan belum memperoleh keturunan membuat Hakim mencari wanita lain dan kini sedang mengandung anaknya.
Teringat semua caci dan maki dari istri baru Hakim, saat datang ke rumah dan mengusir Nova malam itu tanpa rasa belas kasihan. Nova hanya dianggap wanita yang tak berharga karena belum memberikan putra untuk Hakim.
”Kamu pergi sana, sudah aku istri mas Hakim bikin ga nyaman saja!” kata Cindy.
”Beresi semua barang-barangmu, tak sudi aku melihat perempuan mandul kayak kamu!” kata Cindy lagi.
”Bawa sepeda motor bututmu itu saja, jangan bawa apa-apa dari rumah ini!” kata Hakim menimpali.
"Masih untung kamu dikasih sepeda motor itu, lho!" kata cindy dengan sinis.
Tanpa banyak kata Nova segera memberesi semua bajunya, dan ingin segera pergi dari rumah. Rumah yang sudah sekian lama ditinggali berjuang bersama dengan sang suami. Yang kini sudah berbahagia dengan wanita lain.
”Aku pamit dulu Mas, maafkan kesalahanku selama menjadi istrimu,” kata Nova sambil berpamitan pergi.
Hakim tak menjawab dan bersikap tak acuh padanya. Nova segera pergi meninggalkan rumah dengan sepeda motornya menyusuri jalanan Jakarta di malam itu sambil sekali-kali menyeka air matanya.
Tak tahu harus pergi kemana yang dipikirannya pergi secepatnya dari rumah suaminya itu. Diantara semua kegalauan hati yang teringat adalah kembali ke kampung halaman tercinta.
Namun tidak mungkin malam ini juga, besok hari baru bisa. Akhirnya Nova menuju rumah kakak tercinta Bandi. Disana diceritakan semua hal yang sudah menimpanya.
”Kurang ajar Hakim teganya dia padamu,” kata Bandi.
”Sekarang bagaimana rencanamu selanjutunya?” tanya Bandi.
”Aku mau pulang kampung saja, aku tak mau di sini lagi hanya membuka luka saja, aku mau membuka lembaran baru di sana,” jawab Nova.
Setelah putusan cerai didapatkan Nova, akhirnya dia pulang ke kampung halamannya. Di sana hanya ada ayah yang sudah mulai renta ada adik yang masih sekolah membersamai. Nova tak ingin menambah beban sang ayah. Dia berusaha bekerja untuk menghidupi diri dan membantu ayah serta adiknya.
Berbekal pengalamannya di ibu kota dia berusaha berjualan online. Sebenarnya sejak di Jakarta Nova sudah memulai bisnis onlinenya, namun belum banyak barang dagangannya. Kini berbekal sisa tabungannya dan di bantu adiknya dia mulai mengembangkan usaha onlinenya.
Jatuh bangun usaha dirasakan oleh Nova, tidak hanya itu dengan status barunya menjadi perbincangan bagi para tetangga dan saudaranya. Banyak yang mencibir namun ada pula yang bersimpati padanya.
”Hati-hati ada janda cantik lho! belum punya anak lagi,” kata Bu Mira.
”Emang kenapa, Bu sama-sama wanita kita harusnya simpati dengan kondisinya saat ini,” kata Bu Nia.
Begitulah Nova sudah menjadi buah bibir di desanya, tidak sedikit para laki-laki yang mendekati Nova dengan statusnya. Namun Nova belum mau membuka hatinya masih ingin sendiri. Trauma pada pernikahan pertamanya membuat dia ragu untuk merajut hubungan dengan pria. Luka itu terlalu dalam dan belum sepenuhnya sembuh semua butuh waktu.
Hingga malam itu ada tamu yang datang tak terduga ke rumah Nova. Terkejut Nova yang duduk di ruang tamu rumahnya, Hakim mantan suaminya datang menemuinya. Ada apa dengannya batin Nova.
"Mas, kenapa masa datang kemari ada apakah? atau kamu mau bawa motor itu bawalah supaya kamu puas," kata Nova dengan wajah yang penuh amarah.
"Tidak kamu salah paham, aku ke sini hendak meminta maaf padamu atas semua kejadian yang menimpa keluarga kita," kata Hakim mengiba.
”Maafkan aku, ku mohon kembalilah padaku Cindy berbohong dengan kehamilannya, dan dia sudah ku ceraikan, Malam itu saat pengerebekan sudah direncanakan oleh ibunya Cindy agar aku menikahi anaknya," kata Hakim menjelaskan semua kejadian.
Mendengar hal itu Nova hanya diam, dia masih tidak percaya dengan semua hal yang sudah terjadi. Dan tidak mudah baginya melupakan semuanya yang sudah menggoreskan luka.
"Ku mohon kembalilah padaku, aku tak bisa melupakan semua kebersamaan kita selama sepuluh tahun bersama, kita rujuk ya?" bujuk Hakim.
"Tidak semudah itu, Mas," jawab Nova.
"Aku tahu mungkin saat ini hatimu belum terbuka untukku, aku akan menunggumu hingga kamu siap menerimaku kembali," kata hakim.
Memang tidak mudah bagi Nova menyembuhkan luka itu, masih teringat bagaimana sikap Hakim padanya saat itu. Nova belum mau membuka hatinya untuk Hakim.
Namun Hakim tidak patah arang, dia akan menunggu hingga Nova mau menerimanya kembali. Berbulan-bulan Hakim menunggu dia tak kembali ke Jakarta, dan memilih untuk tinggal di rumah orang tuanya yang kebetulan desa mereka berdekatan.
Hingga saat ayah Nova sakit dan meninggal serta berpesan untuk Hakim agar menjaga Nova. Akhirnya Nova menerima Hakim kembali. Namun Nova tak ingin kembali lagi ke Jakarta dia memilih tinggal di desa yang damai dan nyaman.
Di pagi yang cerah itu akhirnya Hakim dan Nova kembali menjadi suami istri. Hakim berjanji tidak akan mengulangi kesalahannya di masa lalu dan membuka lembaran yang baru.
"Aku berjanji padamu, untuk kali ini tidak akan mengulangi kesalahan yang sama, aku akan di sini pendampingi dan menjagamu, kita menua bersama," kata Hakim dengan yakin.
"Tapi aku belum bisa memberi keturunan untukmu, bagaimana dengan keluargamu apakah bisa menerimaku," kata Nova.
"Tidak masalah bagiku, anak adalah rezeki dari Allah ada atau tidak ada anak bukan sebuah alasannya untukku," jawab Hakim meyakinkan Nova.
Mereka hidup dengan damai di desa. Nova dengan bisnis onlinenya, sedang Hakim menjadi petani mengurus sawah dan ladang peninggalan ayah Nova. Walau kehidupan mereka sederhana tidak seperti di kota, tapi mereka merasakan kebahagiaan dalam kesederhanaan.
Hingga malam itu Nova merasa tidak enak badan dan beberapa kali muntah dan bolak-balik ke kamar mandi. Hakim menjadi panik melihat kondisi istrinya itu, kemudian memeriksakan Nova ke puskesmas terdekat.
"Sudah datang bulan belum Bu? untuk bulan ini," kata Dokter sambil memeriksa Nova.
"E... belum Dok, saya lupa sudah 2 bulan ini belum haid," jawab Nova singkat.
"Coba di tes kehamilan sepertinya dari gejala-gejala yang ada kok kemungkinan ibu hamil," kata Dokter sambil tersenyum.
"Ah, apa mungkin dokter sudah hampir sepuluh tahun lebiha kami memang belum diberikan keturunan, saya tidak mau terlalu berharap, takut kecewa," jawab Nova.
"Tidak ada salahnya dicoba, siapa tahu memang sudah saatnya diberikan," kata Dokter.
Dengan segala perasaan yang berkecamuk antara berharap dan pasrah, Nova akhirnya mencoba tes kehamilan itu. Ternyata sesuai prediksi dokter Nova hamil. Setelah sekian lama menunggu dengan begitu banyak peristiwa yang terjadi dari di selingkuhi, di cerai akhirnya rujuk kembali. Semua berakhir dengan bahagia kesabarannnya selama ini berbuah manis.
Badai pasti berlalu, mereka dikarunia seorang Putri cantik rasa syukur tak terhingga setelah sekian lama menanti dilalui dengan berbagai drama. Kebahagiaan akhirnya mengampiri dan keluarga lengkap telah mereka miliki.