Masukan nama pengguna
Dari Bully Jadi Prestasi
Thik … suara kayu dipukul melambung jauh.
Suara ini berasal dari Richo, Naufal dan teman-temannya sedang bermain benthik. Benthik merupakan permainan tradisional. Benthik dimainkan dengan dua buah batang kayu satu panjang, dan satu kayu pendek.
Cara bermain benthik, dengan membuat lubang di tanah, dan letakkan satu batang kayu pendek diatas lubang, lalu congkel dengan batang kayu yang panjang sekuat tenaga. Jika kayu tertangkap oleh lawan, maka selesailah permainan. Jika tidak, maka permainan lanjut ke ronde berikutnya.
Saat bermain benthik Richo sangat mahir, tapi tidak dengan Naufal. Dia bahkan tidak bisa memukul kayu dengan baik. Dalam permainan itu, Richo menang beberapa kali dari Naufal.
Lama kelamaan Richo bosan selalu menang, sehingga permainan menjadi tidak seru lagi.
“Kamu tidak bisa main, tidak usah ikut, menonton saja,” kata Richo kepada Naufal di depan teman-teman yang lain.
Setelah itu Naufal Cuma menonton, sedang Richo masih melanjutkan bermain. Karena bosan, akhirnya ia pulang dengan sedih dan merasa malu.
“Kenapa kamu, kok kelihatan sedih?” tanya ibu.
”Aku tidak bisa bermain benthik seperti teman-teman yang lain, aku kalah terus,”jawab Naufal.
“Ya sudah tidak apa-apa. Namanya juga bermain menang kalah sudah hal yang biasa” jawab ibu sambil menenangkan.
“Kamu mandi dulu sana, biar segar kembali badanmu,” kata ibu.
“Iya, Bu” jawab Naufal.
Beberapa hari ini Naufal tidak keluar rumah untuk bermain. Sepulang sekolah dia hanya mengurung diri di kamar. Dia malu dan takut diejek lagi oleh teman-temannya.
“Naufal kamu dimana, Nak?” tanya ibu.
“Iya Bu, ada apa, Ya?’jawab Naufal.
“Ini ibu mau minta tolong” kata ibu.
“Minta tolong apa, Bu?” tanya Naufal. “
“Ini ibu mau minta tolong bantu buat kue lompong” jawab ibu.
“Kue lompong, apa itu, Bu? terus bagaimana cara membuatnya?” tanya Naufal.
“Kue lompong adalah kue khas dari Purworejo. Kue,ini dibuat dengan bahan, tepung ketan, bubuk lompong, bubuk merang, dan gula kacang. Adonan dicampur, kemudian dibentuk bulat dan diisi gula kacang. Kemudian dibaluri minyak goreng, dibungkus dengan daun pisang kering, lalu di kukus,” jelas ibu.
“Unik ya kue lompong kita,” kata Naufal.
“Betul, bahkan kue ini sudah sampai ke Jepang, bisa awet satu bulan, kalau mau dimakan tinggal dikukus lagi agar empuk kembali,” kata ibu.
“Wow, keren kue lompong saja bisa sampai Jepang,” kata Naufal.
“Ibu lihat kamu kok di rumah saja, kenapa kamu tidak bermain bersama temanmu ?” tanya ibu
“Aku malu Bu, karena gak bisa bermain benthik,“ jawab Naufal.
“Sedang semua teman bisa, sementara aku belum juga,” kata Naufal lagi.
“Jangan malu dengan kegagalan, bisa itu karena biasa, kalo soal benthik kakakmu jagonya” tambah ibu.
“Betul Bu, tapi Kakak dimana?” tanya Naufal
“Kakakmu sedang latihan voli, di lapangan bersama teman-temanya” jawab ibu
“Ya sudah besok saja aku minta belajar benthik bersama kakak” tambah Naufal
Benar saja keesokan harinya, terlihat Naufal belajar bermain benthik dengan kakaknya. Mereka bermain di belakang rumahnya.
“Kak ayo ajari aku bermain benthik !” ajak Naufal
“Tumben kamu ngajak bermain benthik ?” tanya Heri kakak Naufal.
“Iya, Kak aku malu belum bisa main benthik, teman-teman sudah bisa,” jelas Naufal.
“Kamu malu dan cepat jangan menyerah, tetap berusaha jadikan itu motivasi untuk dirimu agar lebih berprestasi,” jelas Kak Heri.
”Tunjukan kalau kamu bisa, latihan yang rajin pasti kamu bisa,”kata Kak Jeri menyemangati.
”Iya, Kak terima kasih,” jawab Naufal.
“Daripada di rumah saja, bagaimana kalau besok, ikut Kakak berlatih voli?” tanya Heri.
“Boleh saja, asal kan hari ini kakak mengajari ku bermain benthik sampai bisa,” jawab Naufal
Kak Heri dengan sabar mengajari Naufal. Ternyata lama-lama Naufal bisa dan lincah bermain benthik.
Telah beberapa hari ini Naufal tidak ikut bermain dengan teman-temannya. Hal ini membuat Richo merasa bersalah. Akhirnya dia memutuskan ke rumah Naufal untuk meminta maaf.
“Naufal… main benthik, yuk!” ajak Richo
“Eh Richo, tapi aku tidak bisa bermain benthik seperti kamu” jawab Naufal dengan sedih.
“Tidak apa-apa kita belajar sama-sama” jawab Richo.
“Maafkan aku, membuatmu sedih,” ucap Richo
“Iya tidak apa-apa,” jawab Naufal
“Ya sudah ayo kita ke lapangan!” ajak Naufal
Sampai di lapangan mereka pun bermain dengan senang dan bergembira
“Makin pintar saja kamu bermain benthik” ucap Richo.
“Tidak, biasa saja” jawab Naufal.
“Besok kita bermain lagi, yuk!” ajak Richo.
“Maaf aku tidak bisa, karena aku ingin berlatih voli bersama kakakku” jawab Naufal.
“Hebat kamu sudah bisa bermain voli”kata Richo.
Setelah puas bermain, Naufal pulang ke rumah. Dia merasa senang hari ini, sudah bisa bermain benthik seperti teman-temannya. Dia menunggu kakaknya untuk latihan voli. Naufal suka bermain voli.
“Kak ayo kita latihan voli!” ajak Naufal dengan penuh semangat.
“Ayo berangkat, kamu yang semangatnya main volinya biar bisa ikut kompetisi, kata Heri menyemangati.
Mereka bermain voli di lapangan. Ternyata Naufal sekarang sudah mulai pandai dan lincah dalam permainan voli. Sejak saat itu Naufal mulai percaya diri lagi.
Selesai latihan merekapun pulang. Namun, di tengah perjalan, mereka melihat kerumunan orang yang sedang melihat pertunjukan seni. Tampak beberapa orang laki-laki berpakaian seperti prajurit keraton menari diiringi musik. Alat musik Cing Po Ling ini terdiri dari terompet,bende, dan kecer.
“Itu apa, Kak?” tanya Naufal
“Oh itu, seni Cing Po ling, seni tradisional dari Purworejo,” jawab kakak Naufal
“O … bagus dan unik, kalau ndolalak dan kuda lumping sudah biasa, yang ini aku belum pernah lihat,” kata Naufal penasaran.
“Memang benar, Cing Po Ling sudah mulai jarang, karena itu sekarang dilestarikan kembali,” jelas Kak Heri.
“Cing Po ling merupakan kesenian khas Purworejo, kesenian ini menceritakan tentang para tentara yang berjuang dalam peperangan, kesenian ini bahkan sudah pernah ditampilkan di TMMI, lho,” kata Heri lagi.
Setelah puas menonton kesenian Cing Po ling, mereka pulang ke rumah.
Setiap sore Naufal berlatih voli, hingga tak terasa sudah beberapa bulan. Hingga hari perlombaanpun dimulai, mereka bertanding dengan bersemangat. Satu demi satu musuh mereka kalahkan, hingga sampai ke babak final.
Di pertandingan final, Richopun ikut menonton memberi semangat. Naufal bermain dengan menampilkan permainan terbaiknya. Pertandingan sangat seru, para penonton memberikan semangat untuk tim jagoannya. Akhirnya tim Naufal berhasil mendapatkan juara pertama.
“Selamat ya, Naufal,” kata Richo.
“Alhamdulillah, terima kasih Richo,” jawab Naufal.
”Permainanmu sungguh hebat, aku kagum padamu,” kata Richo lagi.
Akhirnya Naufal pulang dengan senyuman, membawa piala kemenangan.
Glosarium:
Benthik : Permainan tradisional yang dimainkan dengan dua batang kayu, satu pendek dan satu panjang.
Kue Lompong : Kue khas Purworejo, dibuat dari tepung ketan diisi gula kacang, dibungkus daun pisang kering.
Cing Po Ling : Kesenian Khas Purworejo yang menggambarkan prajurit sedang latihan perang.