Flash
Disukai
1
Dilihat
6,342
Paket-Paket Bu Janet
Drama

SEPERTI BIASA, ketika kurir datang mengantarkan paket, Bu Janet mendengar suaminya mengomel. "Belanja terus setiap hari!"

"Biarin! Yang penting hepi! Lagian, aku belanja dengan uangku sendiri, kok!" balas Bu Janet sambil berlalu membawa paket belanjaannya ke kamar.

Dan inilah momen yang ia tunggu-tunggu: Membuka paket belanjaan. Meski ia tahu belaka apa isi paket itu, tetap saja Bu Janet merasa berdebar-debar setiap kali membongkar paket yang ia terima. Ada kebahagiaan tersendiri yang tak bisa ia jelaskan setiap kali membuka paket belanjaan.

Hari itu paket yang datang berisi gunting kuku mini, cermin rias mini, sisir, dan beberapa aksesoris 'lucu-lucu' yang ia beli di sebuah toko daring langganannya. "Lucu banget!" serunya sambil merapikan kardus dan bubble wrap pembungkus paket.

Melipat dan merapikan kardus serta bubble wrap adalah hal berikutnya yang mendatangkan kebahagiaan bagi Bu Janet. Kardus-kardus dan plastik bubble wrap yang sudah dilipat sedemikian rupa itu ia simpan di satu tempat khusus di pojok kamarnya.

Dan, mengingat paket belanjaannya yang datang terus menerus setiap hari, tumpukan kardus dan plastik bubble wrap itu kian meninggi dan memakan tempat lebih banyak.

Suaminya, tentu saja menyampaikan protes. "Jual saja dus-dus dan plastik bekas paket itu! Lama-lama kamar ini jadi sarang tikus!"

Namun, Bu Janet tak menghiraukan suaminya. Ia sudah punya rencana sendiri untuk kardus-kardus dan plastik bubble wrap itu. Ya, suatu hari nanti, ia juga ingin membuka toko online sendiri. Dan, ketika hari itu tiba, ia tentu akan membutuhkan kardus-kardus dan plastik bubble wrap untuk membungkus pesanan para pelanggannya.

Untuk itulah, meski suaminya semakin kasar mengomelinya, Bu Janet terus saja berbelanja di toko online langganannya. Malah makin hari makin banyak saja yang ia pesan. Ada panci segi lima, teko berbentuk jerapah, tudung saji berbentuk kuda nil, gayung bertangkai dua, sapu kribo, baskom anti basah, handuk transparan, dan barang-barang lain yang unik dan 'lucu-lucu'.

Dan, tumpukan kardus dan plastik bubble wrap bekas pembungkus paket kian menggunung di kamar.

Suami Bu Janet pun sepertinya sudah tidak tahan lagi melihat kelakuan istrinya itu.

"Bu, jual saja dus-dus dan plastik itu!"

"Ogah!"

"Bu, sudahlah. Kudengar dari orang-orang, pemerintah akan segera menggusur tempat ini. Tempat ini akan dibersihkan dan dijadikan taman."

"Apa maksudmu?"

Suaminya menarik tangan Bu Janet, membawa perempuan itu ke luar. "Kamu masih bermimpi kita tinggal di rumah gedong? Sadar!"

Bu Janet melihat ke sekeliling, menatap nanap ke deretan rumah-rumah kardus doyong di pinggir rel kereta. Juga ke tumpukan kardus bekas bercampur plastik bubble wrap tempat ia tadi keluar.

Bu Janet memandang suaminya. "Paketku belum datang, ya?" tanyanya.

Suami Bu Janet mengumpat dan segera berlalu meninggalkan perempuan sinting itu. ***

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)