Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
8,056
Mata Kekasih
Romantis

Gye tak pernah melihat mata seindah mata Poi, cinta pertamanya. Ada telaga, taman bunga, rombongan kupu-kupu bersayap merah muda, dan langit yang selalu biru cerah dengan beberapa gumpalan awan selembut kapas.  

Selalu, setiap pagi, begitu ia bangun, hal pertama yang ingin dilihatnya adalah kedua bola mata surga itu. Ia akan menatapnya lekat-lekat, memastikan air telaganya tetap jernih; mencium harum bunga-bunga; bercengkerama dengan beberapa ekor kupu-kupu; dan terbang bebas di langitnya yang biru, untuk kemudian menjatuhkan dirinya di awan-awan nan lembut.

"Inilah surga," ujar Gye.

Dan, memang, baginya, tak ada hal yang lebih indah daripada kedua bola mata itu.

Maka, setiap kali ia berdoa, ia selalu memohon kepada tuhan agar matanya senantiasa sehat sehingga ia selalu bisa memandangi dan mengagumi kedua bola mata cinta pertamanya.

"Kau boleh mencabut kenikmatan lain dari diriku, Ya Tuhanku. Tapi, kumohon, jangan biarkan aku hidup tanpa kedua bola mataku," pintanya.

Nun, di sudut lain dunia, Poi hanya bisa berharap, suatu hari kelak ia bisa kembali menemukan kedua bola matanya yang dicuri entah siapa, sehingga ia bisa melihat rupa cinta pertamanya. 

"Hidupku terasa seperti di neraka karena tidak bisa melihatmu," keluh Poi kepada kekasihnya itu.

"Tapi, kau tentu masih bisa merasakan cintaku padamu, kan, Poi?"

"Aku tak pernah ragu tentang itu, sayang...."

"Bersabarlah, Poi. Aku yakin, siapa pun laki-laki gila itu, ia pasti menjaga matamu dengan baik. Dan kita akan segera mendapatkannya kembali," bisik kekasihnya di telinga Poi, berusaha menenangkan perempuan itu. 

"Aku percaya padamu, sayang." 

Gye tersenyum dan menyimpan kembali kedua bola mata itu ke dalam sebuah kotak kaca bertulisan 'Poi'. * 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)