Masukan nama pengguna
LINGKARAN
Cerpen Afri Meldam
MALAM itu ia terlambat ke bandara. Kalau saja ia tak menunjukkan kartu keanggotaan kelas satu, ia mungkin harus menunggu penerbangan esok pagi.
Diantar petugas, ia berlari-lari kecil melewati garbarata. Pramugari menyambutnya dengan senyum ramah yang terkesan sedikit terpaksa. Di kabin, para penumpangnya menatapnya penuh selidik.
Kapten menginstruksikan awak kabin menutup pintu. Pesawat masuk ke taxiway, menunggu clearance dari menara ATC.
Seperti biasa, ia tertidur lima menit setelah pesawat lepas landas. Hingga entah pada ketinggian berapa ribu kaki, ia terbangun oleh turbulensi yang cukup kuat.
Awak kabin sedang mengumumkan tentang kondisi cuaca yang buruk ketika seorang penumpang dari bagian tengah pesawat berteriak, "Ada api! Ada api! Sayap pesawat terbakar!"
Masker oksigen jatuh dari kompartemen atas, dan ia belum sempat meraihnya saat sebuah ledakan dahsyat terdengar dari arah belakang.
Pesawat berguncang, lalu semuanya hening.
Dan begitu membuka mata, ia temukan dirinya berada di depan meja check-in bandara, sementara napasnya masih tersengal.
"Pintu pesawat akan ditutup dalam lima menit, Pak," ujar perempuan muda di sana. Dingin.
Ia mengambil sebuah kartu dari dompetnya lalu menyerahkannya kepada perempuan itu.
"Baik, Bapak Bul. Rekan saya akan mengantar Anda..." Suaranya tiba-tiba berubah hangat.
Diantar petugas, ia setengah berlari melewati garbarata. Seorang pramugari menyambutnya dengan senyum ramah yang terkesan sedikit terpaksa.
"Selamat datang kembali, Pak Bul. Silakan...."
Ia masuk ke kabin....
...dan akan selalu berada dalam lingkaran kejadian itu. Entah sampai kapan. *