Flash
Disukai
1
Dilihat
7,835
Hilang Dalam Dekapan Alam Lain
Horor

Malam ini Dini harus bekerja 'lembur' atau over time, menggantikan temannya yang tidak bisa masuk malam karena istrinya melahirkan.

"Gon, kenapa harus malem ini sih? tau sendiri, sekarang malem Jum'at," curhat Dini ke Gondo teman kantornya.

"Yaelah Din, emang orang mau lahiran bisa milih hari?" Jawab Gondo, tanpa bermaksud membela temannya yang tidak masuk.

"Nanti kalo lu lahiran, kita juga yang gantiin, ga usah takut" lanjut Gondo.

"Yee, nikah aja belom, gimana mau lahiran," jawab Dini ketus.

"Makanya cari cowok, jangan jomblo mulu," ledek Gondo.

"Mana sempet Gon, gue lagi fokus cari duit, tau sendiri, nyokap butuh duit buat beli obat," kata Dini.

"Jalanin aja ... yang penting dapet duit lembur, lumayan buat nyokap lu beli obat, makanya waktu ngelamar kerja disini, harusnya melamar di posisi Manager, bukan staf biasa kaya kita gini, yang kudu nurut semua perintah Bos," kata Gondo sambil meledek Dini, yang cemberut, sambil meletakkan dagunya dimeja kerja.

"Tumben malem Jum'at ini import sepi banget ya Din, apa semua supir pada yasinan?" tanya Gondo melucu, menghibur Dini yang sedang tidak bersemangat.

"Iya Gon, sepi banget ya, biasanya malem gini masih rame truk trailer pada bongkar kontainer dilapangan, aduh ... gue mau buang air kecil nih Gon," kata Dini, sambil melihat jam di monitor komputernya, yang menunjukkan angka 1 dinihari.

"Sana kekamar mandi dikantor depan, biasanya ada aja sekuriti yang nongol," kata Gondo.

Karena seperti biasa, hanya mereka sekarang yang bertugas di gate kantor belakang yang letaknya dipojok lapangan, tanpa dilengkapi toilet dan jauh dari pintu keluar masuk kantor depan (kantor utama).

"Trus gua sendirian nih, ke kantor depan Gon? kan gua kudu ngelewatin lapangan yang sepi," ucap Dini lagi.

"Kenapa, takut? gua lebih takut lagi kalo kita ditegor Bos, noh si Siti (kamera CCTV) liatin kita mulu, jam kerja ngga ada orang dikantor, yang ada besok kita berdua dapet ST (surat teguran) Din," kata Gondo.

"Ok gue pergi sendiri aja, masa iya dilapangan kantor kita ada penampakan hantu, ga mungkin kan?" kata Dini menenangkan dirinya.

"Ya udah sana, siapa tau dijalan dapet cowok ganteng," Gondo menggoda Dini.

"Malem-malem gini mana ada cowo ganteng, yang ada jurig (hantu yang gentayangan)," sahut Dini kesal.

"Hus, hati-hati kalo ngomong Din," Gondo mengingatkan.

Dini pun bergegas mengambil kunci motor yang terletak dimejanya, tidak lama dia sudah meninggalkan kantor, melewati lapangan yang penuh dengan kontainer atau peti kemas, dan pencahayaan yang tidak begitu terang, karena hanya terletak di sudut lapangan saja.

Ketika sampai diperbatasan tengah lapangan, dia melihat kabut putih yang begitu besar, dia pikir ada petugas dikantornya yang sedang fogging (pengasapan, untuk membunuh nyamuk).

Tapi petugas macam apa yang melakukan fogging malam-malam begini, pikir Dini dalam hatinya.

Diapun melewati asap tebal itu, setelah melewatinya, dia heran, kenapa belum sampai juga dikantor depan, padahal batas lapangan sudah ia lewati. Dini memutar lagi motornya ke arah lain, tapi dia tidak melihat atap kantor depan (gedung dengan 4 lantai), harusnya walaupun dia berada jauh dari perbatasan lapangan, dia masih bisa melihat atap kantornya. Dini pun bingung dengan apa yang terjadi.

Seketika rasa kantuk yang mengganggunya dan rasa ingin buang air kecilnya pun menghilang berubah menjadi rasa takut yang luar biasa.

Dalam ketakutannya dia berusaha fokus pada arah laju motornya, yang ternyata bingung mau kemana, karena dia kini berada ditengah-tengah tumpukan peti kemas yang sangat banyak.

Dia memutar balik motornya hendak kembali kekantor belakang, tapi sudah berjalan lama laju motornya tidak sampai ditujuan, bukan kantornya yang ia temui, tapi peti kemas lagi.

Dia bingung dan putus asa. Ia teringat wajah Ibunya yang sedang terbaring sakit ditempat tidur.

Dini pun menangis, dia ketakutan karena merasa sendirian dilapangan, dia juga sangat ingin bertemu dengan Ibunya, keluarga satu-satunya yang ia miliki didunia ini, karena Ayahnya sudah meninggal dunia sejak dia kecil.

"Ibu ... maafin Dini kalau selama ini Dini ada salah sama Ibu, tolong Dini Bu ...."

Dini bersimpuh ditengah lapangan sambil menangis, dia sangat ketakutan, tapi tidak tahu harus berbuat apa.

---

"Din ... Dini ... " suara Ibu memanggil-manggil, mencoba membangunkan Dini yang berada di sofa kantor utama.

Dini terbangun, dia merasakan tubuhnya sangat lelah, dia membuka perlahan-lahan kedua matanya, terlihat ruangan sangat terang.

"Alhamdulillah Din ... akhirnya kamu sadar juga," Ibu langsung memeluk erat tubuh Dini yang masih lemas dan kebingungan, karena melihat banyak teman kantor termasuk Bosnya.

"Alhamdulillah ... atas izin Allah, akhirnya Mbak Dini ditemukan setelah 3 hari menghilang," kata Pak Ustadz.

"Dan, berkat kasih sayang dan doa seorang Ibu, hingga Mbak Dini bisa kembali lagi, selanjutnya Mbak Dini harus lebih mendekatkan diri kepada Allah, ibadahnya harus lebih rajin lagi ya," saran Pak Ustadz.

"Memang Mbak Dini kemana saja selama 'menghilang'? tanya Pak Ustadz.

"Saya ngga kemana-mana Pak Ustadz, saya dilapangan hanya berputar-putar saja, dan perasaan saya hanya sebentar."

"Memang, ada perbedaan waktu yang cukup lama, di dunia kita dan di alam lain Mbak," ucap Pak Ustadz sambil tersenyum.

"Tau ngga Din, lu udah hilang selama 3 hari, sejak ijin ke kamar mandi, Alhamdulillah sekarang bisa kembali lagi Din," kata Gondo menarik napas lega melihat temannya sudah kembali.

Dini pun masih kebingungan dengan apa yang telah terjadi pada dirinya, dia merasakan tubuhnya yang sangat lemas dan lelah.

Dan tentunya dia harus bersyukur, karena bisa kembali ke pangkuan Ibunda tercintanya.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)