Flash
Disukai
0
Dilihat
13,005
Hari Baik
Drama

HARI baik bulan baik, seorang maling mencongkel jendela rumah pemilik perkebunan jagung. Ia gasak sekantung beras yang ditaruh oleh tuan rumah di sudut dapur. 

Ya, hanya itu. Ia tak butuh yang lain. Sekarung beras itu sudah lebih dari cukup baginya dan anak-istrinya yang sudah sebulan belakangan hanya makan kulit singkong rebus. 

"Wah, berasnya harum sekali, Pak!" puji istrinya begitu si maling mempersembahkan sekantung beras itu di hadapannya. 

"Beras terbaik ini!" timpal si maling bangga.

"Harumnya beda ya, Pak."

"Sudah kubilang itu beras terbaik."

"Gak seperti beras yang kita beli ya, Pak?"

"Tentu saja! Ini beras pilihan! Beras orang kaya!"

"Anak-anak pasti akan makan dengan lahap!" Istrinya tersenyum semringah.

"Iya, kasihan mereka makin kurus saja!"

"Iya, Bapak juga makin kurus!"

"Kamu juga!"

"Tapi hari ini kita akan makan nasi, Pak!" ujar perempuan itu seolah masih belum percaya bahwa di rumah mereka kini ada sekarung penuh beras!

"Cepatlah, tunggu apa lagi! Ayo dimasak!" 

NUN di rumah si pemilik perkebunan jagung, seorang pembantu datang tergopoh-gopoh menemui sang majikan. "Maaf, Tuan..."

"Ada apa? Kenapa kamu pucat begitu?"

"Anu, Tuan... Itu..." Ia gemetar.

"Apa? Ada apa? Bicara kok gak jelas?!"

"Itu, Tuan. Beras sekarung yang sudah saya campur dengan racun tikus hilang entah ke mana!" 

"Waduh! Itu toh! Wes, wes. Bikin yang baru lagi kalau begitu! Dan langsung kamu tebar di semua jalan masuk tikus di kebun! Saya sudah muak dengan tikus-tikus keparat itu!" *

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)