Masukan nama pengguna
Hampir semua kisah dongeng, berakhir bahagia, terutama kisah mengenai seorang putri yang selalu dirundung kemalangan, kemudian memperoleh perlindungan dari seorang malaikat, dan akhirnya menemukan seorang pangeran impiannya, sekaligus membawa keluar dari penderitaan yang selalu mengarahkannya.
Terkadang aku selalu bermimpi suatu saat aku dapat menemukan seorang malaikat yang dapat membebaskan diriku dari penyakit yang selalu saja menggangguku. Selain itu, aku juga ingin malaikat itu membawaku terbang melihat indahnya dunia dari atas langit, sambil ditemani oleh dinginnya angin yang menerpa tubuhku dan mengibaskan rambut bahkan pakaianku. Bercanda, tawa bersama, tak ada penderitaan sama sekali, yang ada hanyalah kebahagiaan. Namun ketika kubuka mata, itu hanyalah angan semata.
Walau ini sebuah realita yang harus aku jalani, aku berusaha untuk menghadapinya dengan tegar walau aku tahu waktuku didunia begitu singkat. Entah apa yang Tuhan rencanakan untukku, diriku bertubi tubi diserang oleh sebuah penyakit yang sama. Dulu pernah penyakit ini menghilang dan sekarang penyakit itu kembali menyerang dengan sangat ganas.
Sempat aku ingin menyerah dengan keadaanku, tapi jika aku menyerah sekarang aku merasa aku telah mengecewakan mereka yang percaya padaku, percaya bahwa aku akan sembuh kembali, dan aku berusaha untuk menerima semuanya, dan mulai berteman dengan penyakitku ini.
Inilah aku, sekarang ku terbaring disebuah ranjang yang tersedia disalah satu rumah sakit. Sudah hampir seminggu aku berada disini, dan untungnya besok aku sudah diperbolehkan pulang dan beraktivitas seperti biasa, tetapi selalu saja, semua aktifitasku harus dibatasi, aku tidak boleh terlalu capek.
Aku mulai terasa bosan berbaring disini terlalu lama, karna bosan aku-pun mulai mencoba melangkahkan kaki ini keluar dari kamar rawatku menuju ke area belakang rumah sakit untuk sekedar mencari angin segar.
Sesampainya disana aku segera duduk disebuah bangku yang tersedia disana, ku pejamkan mataku sejenak untuk menikmati hembusan angin yang menyapu tubuhku, sambil mendongakkan kepalaku keatas serta ku-rentangkan kedua tanganku.
Sambil membayangkan betapa nikmatnya diri ini terbawa angin yang diputar dengan sejuknya.
Tiba tiba aku mendengar suara melody gitar yang sangat indah disertai dengan alunan melody indah dari suara seseorang yang membuatku semakin terhanyut dengan suasana yang ia ciptakan dari melody melody indahnya.
Ketika aku sudah terlalu puas untuk menikmati alunan gitar dan suara indahnya aku segera membuka mataku dan mencoba mengedarkan pandanganku ke segala arah, mencari si pemilik suara indah tersebut.
Pandanganku akhirnya menangkap sesosok pria yang sangat...tampan, pandanganku tak lepas darinya, dia terlihat keren dengan kemeja kotak kotaknya berwarna biru serta celana jins biru dongker-nya, ditambah dengan gitar yang ia mainkan, dia sungguh terlihat menawan, aku pun langsung terpana dibuatnya. Suaranya Pun sangat sejuk ditelingaku ini, dan entah sejak kapan senyumanku telah mekar dengan indahnya.
~~~
Ketika aku sedang asik memainkan gitar kesayanganku ini sambil bersenandung mengikuti alunan gitarku ini, aku merasa ada sepasang mata memperhatikanku. Karna aku sedikit merasa risih karna diperhatikan olehnya aku akhirnya menyudahi permainanku ini, dan kemudian aku mencoba menatapnya, dan ternyata sedari tadi ada seorang gadis cantik yang sedang menikmati permainan gitarku ini. Dia benar benar gadis yang sangat cantik, apa aku coba untuk mendekatinya? Ah, apa salahnya aku mencoba mendekatinya. Aku langkahkan kakiku mendekat pada gadis tersebut yang sepertinya dia seorang pasien disini.
Astaga, dia menengok ke arahku, ternyata dia menyadari kehadiranku yang terus menerus menatapnya, dan sekarang dia sedang melangkah kemari. Apa dia marah karna aku telah membuatnya tidak nyaman?
"Hai, boleh aku duduk disini?" Ucapnya sambil menengok ke bangku sebelahku yang terlihat kosong.
"Silahkan!" Ucapku kepadanya menyilakan dia duduk.
"Ehmm...sorry kalau gw tadi ganggu lo, gw ga bermaksud untuk mengusik permainan gitar lo itu,". lanjutku sebelum dia memarahiku karna sikapku itu.
"It's okk, ga masalah buat gw," balasnya dengan nada datar sambil menaikan gitarnya kedalam pangkuannya.
"Suara lo bagus, gw suka dengan permainan gitar lo itu, bisa gw denger melody yang lo mainkan tadi," ucapku seakrab mungkin.
Dia kemudian menoleh ke arahku dan berkata, "lagu yang tadi aku mainkan belum sempurna, bahkan liriknya belum aku dapat yang pas untuk nadanya, tapi kalau lo mau dengerin gw bakal mainin lagu ini khusus buat bidadari yang ada dihadapan gw ini.'
Aku hanya bisa tertawa kecil, dia kemudian memulai memetik gitarnya dan melantunkan alunan melody yang belum sempurna ia buat itu. Walaupun belum sempurna tapi aku sangat menikmatinya. Dan aku pun kembali menikmati lagu tersebut sambil melihatnya memetik gitar.
Saat aku sedang asik mendengarkan alunan melody indah dari gitarnya, tiba tiba saja aku mendengar suara seseorang memanggil namaku.
"LEVANIA...
Teriakan tersebut membuatku memalingkan wajahku ke sumber suara, ternyata yang memanggilku adalah Mamaku, sepertinya dia sangat khawatir kepadaku. Bahkan pria yang sedari tadi memainkan gitarnya untukku ikut berhenti dan menoleh pada sumber suara tersebut.
"Levania? itu namamu?" ucapnya sedikit ragu, sambil menengok kearahku.
"Ya, nama gw levania terraria, salam kenal," ucapku kepadanya sambil menjulurkan tangan kananku.
"Gw Jason Vernando," balasnya sambil membalas uluran tanganku.
"Aku duluan ya, Mamaku sudah mencariku, bye," ucapku kepadanya sambil melangkah mundur meninggalkannya tak luput kuberikan senyuman perpisahan sambil melambaikan tangan kananku kearahnya.
Tapi ketika aku ingin berbalik menjauh, dia menarik tanganku dan berkata, "boleh aku minta ID lo?"
"Sini hp lo!" Ucapku kepadanya.
Jason pun menurutinya dan kemudian dia memberikan handphone-nya kepadaku dan aku langsung mengetikkan semua ID-ku dari nomer hp, ID line, pin bbm, serta alamat rumahku. setelah itu aku kembalikan handphone-nya dan berlari menghampiri Mamaku yang sudah terlihat sangat khawatir.
Sambil melihat punggungnya yang mulai menjauh dihadapanku, aku sematkan senyuman diwajahku, dan ketika dia sudah tak terlihat aku memalingkan wajahku kearah handphone yang sedari tadi aku pegang, disitu terlihat ada sebuah notes kecil.
"Melody, nama yang indah," gumamku.
Aku sangat menunggu pertemuan kita kembali.
~~~
Kubuka mataku, dan melihat ke sekitarku, pandanganku tertuju pada sebuah jam yang tepasang didinding depan ranjangku ini telah menunjukan pukul 7 pagi. Entah kenapa pertemuan kemarin malam dengan Jason selalu terngiang didalam ingatanku ini, bahkan sampai terbawa kedalam mimpi, semua perasaan ini tidak bisa menghilang entah sejak kapankah? Sepertinya aku mulai berfikir aku menyukainya.
Saat aku sedang memikirkan dirinya, yang mampu mengalihkan pikiranku ini, tiba tiba pintu ruangan terbuka dan memperlihatkan kedua orang tuaku.
"Kemarin, mama sudah membereskan semuanya, dan sekarang cepat kamu bersiap siap, atau kamu ingin tetap disini sayang?" ucap Mama membunyarkan semuanya.
"Ahh, aku siap siap dulu," ucapku sambil berjalan kekamar mandi yang berada tak jauh dari ranjangku berada.
"Papa sama Mama ingin menemui dokter Haruyama dulu," pamit Papaku sambil berlalu meninggalkan ruang rawatku.
~~~
Pagi ini aku harus mengantar Daddy kesebuah rumah sakit dan aku berharap bisa bertemu dengannya kembali. Ya, Levania entah kenapa sejak kemarin aku selalu memikirkannya, bayangan wajahnya sangat susah untuk keluar dari ruang mata dan fikiranku. Sampai mimpi pun aku masih membayangkannya.
"Jess, Daddy harap kamu mau memikirkannya kembali, kamu taukan Daddy sangat ingin kamu meneruskan pekerjaan Daddy sebagai dokter dan mengurus rumah sakit ini," ucap Daddy kepadaku.
"Nanti Jason pikirkan, tapi untuk sekarang Jason hanya ingin fokus sama band Jason dulu Dad," balasku yang sangat bosan mendengar ucapan Daddy yang selalu menyinggung hal yang sama tiap harinya.
"Untuk ара kamu bermain band? Terkenal saja tidak Jess, daripada kamu ngeband ga jelas, mending kamu bantu bantu Daddy di rumah sakit," ucap Daddy yang mulai menyinggung hobiku ini.
"Dad, Daddy kan tau Jason itu hobi nge-band dan sangat suka sekali dengan musik, dan sekarang ini Jason dan teman teman Jason lagi fokus untuk mengenalkan band kita ke publik, jadi Jason harap Daddy mengerti posisi Jason," ucapku.
"Baiklah, Daddy akan mencoba mengerti pilihan kamu itu, dan Daddy harap pilihan kamu itu tidak salah, tapi Daddy masih sangat berharap sama kamu Jess," ucap Daddy kemudian membuka pintu mobil dan melangkah keluar.
Sekarang aku sudah mengganti pakaianku dengan pakaian santai, karna Mama dan Papa belum datang juga aku putuskan untuk menghampiri mereka di ruangan dokter Haruyama. Dokter Haruyama adalah dokter yang dipercaya oleh Papa karna dia sudah beberapa kali berhasil menyembuhkan pasiennya yang memiliki penyakit sepertiku ini, menurutku dia adalah dokter sangat hebat. yang
Saat aku sedang berjalan menuju keruangan dokter Haruyama, aku tak sengaja bertemu kembali dengan seorang yang semalaman bahkan sampai saat ini membuatku hampir gila memikirkannya, ya dia adalah Jason.
"Hai, kita ketemu lagi, lo ngapain disini?" tanyaku penasaran.
"Gw habis nganterin bokap, dia kerja disini sebagai dokter, lo sendiri sedang apa disini?" jawabnya sekaligus balik bertanya kepadaku.
"Aku hanya ingin keruangan dokter Haruyama, karna orang tuaku sedang
berbicara dengannya," balasku.
"Tu...tu...tunggu dulu, lo bilang apa? dokter Haruyama?" ucapnya sedikit terkejut, sepertinya dia sangat mengenal dokter Haruyama.
"Iya, memang kenapa dengan dokter Haruyama? lo kenal dengannya? atau lo juga pasiennya?" tanyaku padanya sedikit bingung dengan ucapannya itu.
"Jelas, gw kenal baik dengan dokter Haruyama, karna dia adalah bokap gw, gw kesini juga karena disuruh olehnya," jawabnya.
Aku tak menyangka dia anaknya dokter Haruyama, dokter yang menangani penyakit ku ini, dunia memang sangat sempit.
"lo sendiri, kenapa ortu lo nemuin bokap gw?" lanjutnya.
"Dia dokter yang menangani penyakitku,". ucapku jujur.
Aku hanya tidak ingin membohonginya, toh kalau aku berbohong pun dia pasti akan tau dari bokapnya juga, jadi lebih baik aku yang memberi tahunya dari pada dia tau dari bokapnya.
"Kalau boleh tau lo sakit apa? biasanya pasien yang ditangani bokap gw itu kebanyakan mengidap penyakit mematikan seperti kanker, apa jangan jangan lo...," ucapnya yang kemudian aku potong.
"Ya, lo bener, gw sakit kanker lebih tepatnya kanker otak, dulu gw pernah ngejalani operasi dan berhasil, tapi semua itu tidak lama, karena beberapa bulan kemudian penyakit itu datang kembali dan semakin ganas," ucapku sedikit menunduk.
"Sorry kalau pertanyaan gw tadi buat lo jadi sedih, lo harus yakin kalau lo bakal terbebas dari penyakit lo itu, jangan anggap beban, karna kalau lo anggap penyakit lo beban buat lo, lo ga bakal bisa sembuh, coba lo berteman akrab dengan penyakit lo dan mengerti keinginan penyakit lo apa? pasti lo akan merasa enakkan," ucapnya memberi semangat.
"Hahaha...ternyata buah tak jauh dari pohonnya ya, dulu pertama kali¸ gw divonis terkena kanker kembali, bokap lo bilang hal yang sama kayak lo, dan awalnya emang gw sulit untuk menerima semuanya, tapi karna berkat dorongan bokap lo ditambah orang tua gw juga, gw sudah mulai bisa menerimanya, dan bahkan aku sudah mulai terbiasa dengan semua ini," balasku.
Saat kami sedang asik mengobrol tiba tiba pintu ruangan dokter Haruyama terbuka dan terlihat Mama dan Papaku sudah selesai berbincang bincang dengannya dan sekilas menengok ke arahku.
"Sepertinya aku harus pulang, sampai jumpa dilain waktu Jesss," ucapku sambil berlalu melewatinya tak lupa aku menepuk pundaknya terlebih dahulu.
Setelah pertemuanku kembali dengan Melody dan setelah aku mengetahui tentang kondisinya yang cukup membuatku tak percaya namun aku cukup salut dengannya, karna walau dia divonis seperti itu dia terlihat sangat ceria, tidak terlihat sama sekali seperti orang sakit. Entah itu hanya topengnya yang ingin terlihat tegar walau rapuh didalam, atau memang benar benar dia sudah bisa menerima semua keadaannya. Semoga ucapan. keduaku benar.
~~~
Tak terasa sudah satu tahun kami saling mengenal, dia benar benar membantuku dalam mengatur gaya hidupku menjadi lebih baik, dan itu terbukti hingga sekarang aku sudah jarang keluar masuk rumah sakit lagi. Walau sekarang penglihatanku sudah sedikit memudar karna penyakitku ini, dan bahkan tubuhku mulai susah untuk ku gerakkan secara bebas, tapi dia selalu ada untukku tidak pernah berubah sama sekali, seperti awal bertemu.
Sekarang aku sedang menemaninya nge-band bersama dengan teman temannya disebuah acara yang diadakan oleh sebuah sekolah. Aku sangat menikmati setiap penampilannya, dia benar benar terlihat keren dengan bassnya.
Sudah setahun aku mengenalnya dan aku baru mengetahui dia ternyata suka dengan karakter princess Bella, dia juga sangat suka dengan sesuatu yang berbau Barbie.
Lihatlah sekarang aku sedang manggung bersama teman bandku dan dia menontonku dengan kaos Barbie dan di kepalanya terlihat kupluk berwarna pink bertuliskan "Barbie". Dia benar benar terlihat seperti bocah. Tak jarang juga dia suka menceritakan Tak jarang juga dia suka menceritakan mimpi yang selalu ia mimpikan, bertemu dengan seorang malaikat yang selalu ada di sisinya dan selalu membawa terbang jauh melihat indah dunia dari atas sana, bahkan melenyapkan segala penderitaannya dari penyakitnya, tertawa serta bercanda berdua sambil dikelilingi oleh dinginnya angin yang menerpa mereka berdua.
Jujur, aku ingin sekali menjadi malaikatnya, yang selalu ada dan selalu membawa ceria di wajahnya. Aku juga sempat berkata padanya bahwa aku akan menjadi malaikat untuknya, yang selalu melindungi, bahkan membawa kebahagiaan padanya. Bagiku dia adalah princess yang sedang tersesat disebuah desa karna mencari sang malaikatnya, dan aku yakin bahwa akulah malaikat sekaligus prince charming-nya.
Aku benar benar telah jatuh hati kepadanya, dia benar benar menjadikan diriku sebagai princess dan aku sungguh bahagia. Terkadang aku merasa tidak pantas berada disampingnya karna kekuranganku ini. Tapi beberapa kali pula dia selalu menyemangati ku dan mengatakan padaku bahwa dengan aku berada disisinya semua bintangnya bersinar, dan itu membuatnya bersemangat menjalani hari yang panjang ini. Sekarang aku mulai berjalan menuju backstage setelah dia menutup performance mereka.
~~~
Sekarang aku dan teman band-ku berjalan menuju backstage setelah memberikan ucapan terima kasih kami kepada penonton.
Setelah berada dibelakang backstage aku segera memeluk erat dirinya. Ya, dirinya siapa lagi kalo bukan levania perempuan yang selalu mampu membuat bintang dihidupku bersinar cerah bahkan dia adalah penyemangat dalam hidupku ini.
"Lo tunggu sebentar disini, gw mau beres beres dulu," ucapku kepadanya sambil melepaskan pelukanku dan dia hanya mengangguk.
"Guys gw ganti baju dulu ya, dan gw titip my princess gw ini," ucapku kepada teman band-ku.
Mereka hanya mengacungkan jempol tanda tak keberatan dengan permintaanku itu. Setelah itu aku langsung mengecup keningnya sebentar dan langsung beranjak
pergi untuk berbenah diri dan tak lupa berpamitan dengannya.
Saat dia mengecup keningku ini aku langsung memejamkan mata untuk menikmati kecupan singkatnya, dan ketika dia melepaskan kecupannya aku pun langsung membuka mata. Serta ketika dia langsung meminta izin untuk beberes diri aku hanya mengangguk dan tersenyum kepadanya.
Ketika aku sudah tidak bisa melihat punggungnya yang telah menghilang dibalik pintu, salah satu temannya mengajakku mengobrol singkat sambil menunggu Jason kembali.
"Lo itu cewek paling beruntung, Lev," ucap teman band Jason yang kukenal dengan nama Devan (gitaris).
"Lo tau ga? Jason itu cowok yang paling susah untuk jatuh cinta, banyak cewek yang ngejer ngejer dia, tapi semua di cuekinnya, karna dia ngerasa semua ceweknya ngejer dia itu cuma suka dengan tampangnya dan harta bokapnya," lanjut teman Jason yang lainnya yaitu Grayson (keyboard).
10.44
"Gw kadang berharap dia tidak jatuh terlalu dalam dengan perasaannya terhadpku, aku takut jika nanti aku pergi, dia akan sedih, dan gw benci akan hal itu," ucapku menanggapi ucapan mereka.
"Lo ga boleh pesimis gitu dong, lo ga tau Jason sangat antusias banget terhadap kesembuhan lo, gw yakin lo bakal sembuh," ucap Shania (vokalis).
"Gw sudah berusaha untuk optimis tapi ketika melihat kondisi gw yg semakin melemah seperti ini, harapan itu tiba tiba menghilang dan berubah menjadi ketakutan akan kehilangan," ucapku sedikit lesu tanpa gairah sama sekali sambil menunduk.
"Hey, orang tua lo, Jason dan kita percaya lo bisa ngelawan penyakit lo, jadi gw harap lo ga mengecewakan kepercayaan kita, kita percaya lo bisa, yakinlah pada diri sendiri!" Ucap Jonathan (Dramer) memberi semangat sambil menepuk bahuku.
Aku hanya bisa mengangguk saja, dan setelah itu, mereka mencoba membicarakan topik lain, dan aku hanya bisa mendengarkan candaan mereka yang terkesan absurd banget, jujur teman teman Jason memang selalu mampu membuatku merasa nyaman dan tertawa karna tingkah konyol mereka.
Aku mulai memikirkan perkataan mereka, mereka benar tidak seharusnya aku menyerah begitu saja dengan penyakitku ini. Aku yakin semangatku ini tak kalah ganas dari penyakitku ini.
"Thanks," satu kata yang kuucapkan, mampu membuat suasana yang tadi riuh oleh canda dan tawa berubah menjadi hening, dan tatapan heran mereka tertuju padaku.
"Terima kasih, kalian selalu menyangatiku dan selalu membuatku merasa beruntung, dan maaf kalau selama ini aku sering mengecewakan kalian," ucapku menjelaskan maksud ucapanku itu.
"Tak masalah, lo itu orang yang disayangi Jason dan itu artinya lo sahabat kita juga, dan sudah sewajarnya sesama sahabat saling memberikan semangat bukan?" ucap Dhike (Gitaris).
Setelah itu Jason masuk keruangan dan semua mata tertuju padanya.
"Ada apa nih?" ucap Jason yang tak mengerti dengan semuanya.
"Ga ada apa apa kok Jess," balas Grayson.
"Lo lama juga beres beresnya, kasian tuh princess lo, udah lumutan nungguin lo yang lamanya minta ampun," lanjut Jonathan.
"Ah, kalian lebay nya mulai deh, jujur saja napa? kalau kalian tuh sedari tadi ngomongin gw yang ganteng dan keren ini, balasnya dengan gaya tengilnya. "
Dan semuanya tertawa bersamaan mendengar ucapan dari Jason.
"Dah, gw juga mau beres beres, capek gw, mau langsung balik," ucap Shania mengalihkan suasana sambil melangkah pergi.
"Tunggu Shan, gw ikut," ucap Dhike sambil berlari menyusul Shania.
"Gw juga," ucap Devan diikuti oleh Grayson dan Jonathan.
Setelah aku menatap kepergian teman temanku aku langsung menatap kearah Levania dan mengajaknya untuk meninggalkan ruangan yang sudah terlihat sepi ini.
Kini kami telah berada didalam sebuah mobil yang dikendarai oleh Jason, dan aku duduk disamping kemudi hanya bisa memalingkan wajahku kearah jalan sambil berfikir mengenai hal hal yang terkadang membuatku takut akan rasa kehilangan. Rasa takut itu kadang semakin kuat dengan bertambah rapuhnya tubuhku ini.
Aku selalu dan selalu berfikir, seandainya aku hidup di negeri dongeng aku tidak akan menderita seperti ini, dan pasti sekarang aku telah bahagia bersama sang pangeran hatiku ini. Sungguh aku sangat menanti akan hadirnya hari itu.
"Hey, apa yang sedang kau pikirkan? apa tadi anak anak gangguin lo hmm?" Ucapnya yang mampu membuyarkan lamunanku ini dan langsung menatap kearahnya yang masih fokus melihat kearah jalan.
"Temen temen lo semuanya asyik dan gw juga ga ada masalah sama mereka, dan seperti biasa temen temen lo itu orangnya welcome semua, Gw hanya berfikir kalau lo itu terlalu sempurna buat gw, dan lo tau perasaan gw terhadap lo itu seperti apa bukan? Gw hanya takut kehilangan. Mungkin sekarang lo masih bisa berada disisi gw dan menemani gw, tapi bagaimana jika nanti lo menemukan
cewek yang lebih sempurna dari gw? Lo tau bukan, tubuh gw ini semakin melemah karna penyakit gw ini, dan gw merasa benar benar takut kalau lo benar benar berubah ketika gw sudah tidak berdaya, dan gw hanya bisa berbaring di ranjang disertai peralatan medis, gw sungguh takut dan teramat takut," jelasku panjang lebar.
"Hey, berapa kali gw harus bilang ke-lo, sampai kapanpun gw bakal ada buat lo, disamping lo, ngejaga lo, sampai nanti lo ga bisa berjalan normal atau tangan lo sudah tak bisa lo gerakin, bahkan sampai mata lo sudah tidak bisa melihat dengan jelas, gw yang akan menggantikan tangan, kaki, dan mata lo, dan mau sesempurna dan sebanyak apapun cewek cantik didunia ini, tetap hanya satu yang selalu dan akan selalu dihati gw yaitu elo Lev, lo bisa pegang janji gw," ucap Jason serius dengan pandangan masih terfokus pada jalan didepannya dan kadang sesekali melirik kearahku.
"Tapi gw ga bisa egois seperti itu Jess, lo berhak mengejar kebahagiaan lo, dan itu bukan gw, karna gw hanya bisa membuat lo repot, apa lagi lo itu kan sudah sangat terkenal, bagaimana komentar para fans lo nanti," balasku padanya.
Dia menghentikan mobilnya, karna memang kita sudah sampai didepan rumahku, kemudian dia berbalik menatapku sambil menggenggam erat tanganku dan berkata, "Beberapa kali harus gw jawab pertanyaan lo itu, dan jawaban gw masih sama. Lo adalah sumber kebahagiaan gw, mau sejauh apapun lo menjauh dari gw, gw akan terus mengejar lo sampai lo mau menerima gw sebagai pangeran hati lo, dan berhenti untuk berpikir masalah seperti itu, karna selalu akan gw jawab dengan jawaban yang sama, mengerti! dan persetan dengan ucapan orang lain."
"Sekarang lo bisa berkata seperti itu Jess, tapi kita ga tau kalau esok atau nanti lo bakal berkata sebaliknya, dan itu pasti akan terasa lebih sakit dari apa yang gw rasa setiap harinya Jess," ucapku tak yakin akan perkataannya.
"Percayalah Lev, lo tau istilah cinta itu buta?" dia bertanya dan aku hanya mengangguk.
"Nah, itulah yang gw rasakan Lev, lo udah buat gw buta akan segalanya, karna lo yang buat gw gila akan lo, percayalah! dan gw harap lo juga percaya lo bisa lepas dari penyakit lo itu," lanjutnya.
"Operasi, hanya dengan itu gw bisa lepas dari penyakit gw, tapi lo taukan
keberhasilannya hanya 20% dan gw bisa aja tidak selamat, jadi berhentilah bermimpi untuk menjadi pangeran gw, bahkan sampai saat ini gw belum siap untuk menjalaninya, dan sepertinya besok kita batalkan saja operasinya," ucapku yang mulai menitikkan air mata karna tak kuat untuk menahan perasaan yang sedari tadi aku tahan.
"Lo percaya keajaiban?" Ucapnya.
Belum sempat aku menjawab pertanyaannya dia langsung melanjutkan ucapannya sambil menghapus bulir air mata yang berada dikelopak mataku, "Gw percaya keajaiban akan datang pada kita, kalau kita yakin dan berusaha untuk mendapatkan keajaiban, dan percayalah kalau lo itu mampu mendapatkan keajaiban itu, karna seperti mimpi lo yang selalu memimpikan seorang malaikat yang selalu melindungi dan menjaga lo dan memberikan sebuah kebebasan kepada lo. Malaikat itu sebenarnya ada disetiap diri seseorang, tergantung seseorang itu apa mau membangkitkan malaikat itu atau tidak? Dan dulu lo memilikinya, tapi malaikat itu sekarang telah hilang dari diri lo karna lo pesimis akan hidup lo, lo harus bangkitkan malaikat lo itu dengan sikap optimis dan yakin bahwa semua akan baik baik saja. Malaikat itu selalu ada dihati setiap orang yang selalu berusaha dan yakin pada dirinya sendiri bahwa dia bisa melewati semuanya dan dengan sedikit sentuhan, malaikat itu akan memberikan keajaiban, keajaiban yang lo inginkan. Percayalah! please yakini hati lo dan hidupkan kembali malaikat lo."
"Untuk terakhir kalinya gw akan mencoba percaya, dan berusaha semampu gw untuk mencoba bertahan demi lo, orang tua gw, dan semua orang yang menyanyangi gw, dan gw akan coba untuk membangkitkan kembali malaikat dihatiku, agar dia bisa memberikan kita keajaiban, semoga," Ucapku yang mulai bangkit kembali dari keterpurukanku dan dari fikiran negatif yang selama ini menghantuiku.
"Jadi sekarang gw pengen liat senyuma lo itu sebelum kita turun dari mobil, dan gw berharap lo bakal siap untuk menghadapi operasi besok. Tentu saja gw bakal terus menemani lo sampai operasi lo selesai, jadi please jangan kasih hasil yang membuat gw dan orang tua lo, serta orang yang menyayangi lo kecewa," ucapnya memohon kepadaku.
"Aku akan berusaha, semampuku sampai keajaiban itu datang untuk kita," ucapku diselingi senyuman di wajahku.
Sekarang disinilah aku disebuah kamar yang cukup luas untuk ditempati oleh seorang princess, aku sudah berjanji utuk menemaninya dan mengantarnya ke alam mimpi dengan suaraku beserta alunan melody dari gitarku ini.
Setelah aku membaringkan tubuhnya diatas kasur dan menyelimutinya, aku segera duduk disamping ranjangnya sambil kupangku gitar dan mulai memainkannya, disertai sedikit nyanyian untuknya dengan suara yang lembut.
(Boku no Taiyou - Matahari Milikku)
Jari telunjuk diangkat dan diarahkan menunjuk ke langit
Awan yang putih dan perasaan yang sedang sedih
Meski terasa bingung apa boleh buat
Pergilah dengan ceria
Siapapun pasti punya satu hal yang tidak menyenangkan
Melihat kebawah sambil murung itu tak boleh
Sampai langit dihatimu berubah jadi cerah
Terus lihat keatas
Dikala kau bergetar sambil menangis sendirian
Disuatu tempat didunia ini
Pasti akan kucari dirimu
Rasa sayang adalah petunjuk
Matahari selalu terus melihat mimpi
Tuk selamanya dari cakrawala nun jauh
Cahaya yang menyilaukan adalah energi
Sekarang kaulah Sang matahariku
Jangan menyendiri ketakutan dalam kegelapan malam
Aku akan selalu berada di samping dirimu
Namun seluruh dunia berubah menjadi musuh
Kutetap di pihakmu
Karenanya lupakanlah semua hal yang menyedihkan
Tertawa seperti tiada apapun
Kamu tidak pernah sendirian Pasti ada yang menanti fajar Matahari selalu terus melihat mimpi
Langit yang biru jangan kau menyerah sekarang
Walau kadang hujan juga pasti akan turun menangis Jangan hai matahariku Matahari selalu terus melihat mimpi Walaupun disembunyikan oleh awan hujan Ingatlah ada orang yang sedang menantimu Hanya Kamulah Sang matahariku
Hanya kamulah Sang matahariku
Jangan kau kalah Sang matahariku
Kutengok kearah wajahnya yang sudah terlihat pulas, cantik! satu kata yang terucap dari bibirku, dia benar benar cantik dan dari wajahnya terlihat sangat damai. Ku Singkirkan gitar yang sedari tadi menemaniku bernyanyi kebelakang punggungku, dan ku usap lembut keningnya. Setelah ku merasa cukup aku mulai mencondongkan badanku kearah wajahnya, sehingga membuat wajahku dan wajahnya menjadi terlalu dekat dan mendongakkan kepalaku untuk mencium keningnya serta kubisikan sebuah kata untuk menutup semuanya.
~~~
Teriknya matahari dari jendela kamar membangunkanku dari tidur lelapku, entah mengapa kejadian semalam membuatku sangat lega dan semua beban pikiranku hilang ditelan dinginnya malam itu, dan aku sekarang merasa siap untuk menjalani hari ini, termasuk menghadapi operasi yang akan menentukan hidupku dihari esok.
Kulangkahkan kakiku menuju kamar mandi untuk mempersiapkan diri, karna pagi ini Jason akan mengantarku kerumah sakit untuk mengadakan tes terlebih dahulu sebelum aku dioperasi, hanya untuk memastikan aku dalam keadaan siap, dan tidak lupa aku akan ucapkan selamat tinggal kepada rambutku yang panjang ini, karna saat aku ingin dioperasi rambut di kepalaku akan terkupas habis.
Walau nantinya kepalaku ini akan mengalami botak, itu tidak masalah bagiku, karna selama Jason ada disisiku aku tidak akan menyesal toh nanti ketika selesai operasi rambutku akan kembali panjang, dan yang membuatku senang, ternyata Jason juga ikut menggundulkan rambutnya demi menemaniku.
Kini aku sedang menanti hasil operasinya, semoga saja operasinya berhasil, aku yakin dia mampu bertahan, dan dia akan kembali bersamaku. Sekarang aku sedang berada didepan ruangan operasi, aku ingin agar nanti dia keluar dari ruangan operasi seseorang yang ia temui adalah aku.
Teman band-ku pun ikut serta menemaniku menunggu hasilnya, tak lupa orang tuanya juga berada disini dengan wajah kahwatir mereka menanti putri mereka. Semuanya hanya bisa berdoa dan berharap. Aku yakin kamu tidak akan mengecewakan kami Mel, jadi teruslah berjuang, buatlah malaikatmu menciptakan keajaiban untuk kita.
Kubuka mataku perlahan dan mencoba mengambil seluruh penglihatan ku, dan ketika semua sudah terlihat jelas, ku edarkan pandanganku ke arah samping kananku, karna aku berasa sebuah kehangatan menjalar ditangan kananku. Saat aku melihat kesamping ranjang, aku melihat belakang kepala seseorang dan aku yakini dia adalah Jason. Aku cukup senang karna orang pertama yang aku lihat adalah dia, dia benar benar menepati janjinya.
Kucoba mengalus lembut belakang kepalanya dan sepertinya belaian tanganku itu mengusik tidurnya. Mataku masih tertuju padanya, dan aku sungguh bersyukur aku bisa kembali hidup didunia ini.
Kurasakan sentuhan hangan dari punggung kepalaku yang mengusik tidurku, akupun langsung terbangun dan merenggangkan ototku yang terasa pegal karna tak terbiasa tidur dikursi. Setelah dirasa cukup, aku mulai mengucek mataku untuk mengembalikan penglihatanku yang sedikit buram karna efek bangun tidur.
Ketika penglihatanku sepenuhnya telah kembali, betapa bahagianya diriku seseorang yang selalu kutunggu telah terbangun dari tidurnya. Aku Pun mencoba meyakinkan diriku bahwa ini semua bukan mimpi, dan akhirnya aku tersadar bahwa ini bukan mimpi dan sekarang dia malah menertawai sikapku itu.
~~~
"Hai, bagaimana keadaan lo, sudah mendingan? bokap gw bilang operasinya berhasil dan kita tinggal tunggu perkembangannya sebulan lagi apa masih ada kanker di tubuh lo atau enggak, dan walau sekarang lo udah enakan gw tetep akan terus menjaga pola hidup lo biar penyakit lo itu tidak bisa kembali lagi ditubuh lo," ucapnya yang sangat panjang.
"Gw dah ngerasa baikan kok, ditambah sikap lo yang bisa buat gw pulih lebih cepat, hahaha," jawabku diselingi candaan dan tawa.
"Yee, lo mah inget aja kejadian tadi. Oh ya, lo tau ga hari ini hari apa?" Tanyanya kepadaku dan aku hanya bisa menggeleng tanda tak tahu.
"Yeee, lo mah masa ultah sendiri ga inget? Sekarang tuh tanggal 24 Maret, dan selamat di hari lahir lo ini, lo telah terlahir kembali dari masa menyuramkan kemasa kebahagiaan," ucapnya yang sedikit aneh diakhir kalimatnya.
"Dan dihari ulang tahun lo ini, disini, aku Jason Vernando ingin melamarmu Levania terraria menjadi istriku. Please jangan kamu tolak permintaanku yang kesekian kalinya dan membuatku hancur, sudah tidak ada alasan untukmu menolakku bukan? jadi please lo terima lamaranku ini, mungkin terkesan terburu buru, tapi aku sudah tak sabar mendengar jawaban darimu," lanjutnya sambil memegang erat tanganku yang benar benar membuatku tak percaya apa yang dia ucapkan.
"Sorry Jess, ini sungguh membuatku terkejut dan tak percaya bahwa kamu berniat melamarku untuk kesekian kalinya, dan beberapa kali aku telah mengecewakanmu, tapi...sepertinya untuk lamaran lo yang satu ini aku akan menerimanya," ucapku yang sukses membuat dia melompat kegirangan seperti anak kecil.
"Aku mulai menyadari bahwa aku sangat butuh kamu disisiku, dan aku sangat yakin bahwa kaulah prince charming yang selalu aku impikan, bahkan aku sangat tidak ingin jauh darimu," lanjutku menjelaskan semuanya pada Jason.
"ini aku akan menerimanya," ucapku yang sukses membuat dia melompat kegirangan seperti anak kecil.
"Aku mulai menyadari bahwa aku sangat butuh kamu disisiku, dan aku sangat yakin bahwa kaulah prince charming yang selalu aku impikan, bahkan aku sangat tidak ingin jauh darimu," lanjutku menjelaskan semuanya pada Jason.
"Aku tau penantianku selama ini telah terbayarkan dihari ini, dan kekecewaanku yang kuterima beberapa kali atas penolakanmu, terbalaskan sudah, aku sungguh senang sangat senang, dan untuk sementara biar cincin ini mengikat kita," ucapnya sambil memasukan cincin kejari manisku.
Setelah ia memasukan cincin kejari manisku, aku langsung memeluknya, aku sungguh bahagia dihari ini. Ini adalah kado terindah yang diberikan oleh Jason.
"Mari kita tulis dongeng kita sendiri, dengan akhir yang bahagia dengan kita sebagai pemeran utamanya"