Flash Fiction
Disukai
0
Dilihat
2,429
AI, Pria Tua, di Malam Natal
Misteri

Untuk tahun ini, kuputuskan untuk tidak mengikuti ibadah malam Natal di gereja. Aku ingin sesuatu hal yang berbeda. Yang mana aku lebih untuk menghabiskan waktu di sebuah gerai Starbucks.

Kupesan menu favorit aku, yaitu Caramel Macchiato. Beberapa menit kemudian, pesanan diantarkan. Pesanan diantarkan bersamaan dengan terdengarnya alunan "Jingle Bell Rock". Tak jauh dari meja aku, sayup-sayup terdengar suara obrolan lima orang gadis-gadis. Mereka sedang membahas Meta Artificial Intelligence. Atau, bisa kita sebut Meta AI.

Aku pun tergoda untuk mencoba. Segera kubuka ponsel dan aplikasi WhatsApp. Iseng saja aku menanyakan sesuatu hal yang menjadi beban pikiran beberapa hari ini.

Tanyaku: "Apa wajar bisa menyukai 2-3 perempuan dalam sekali waktu? Perempuan-perempuan yang aku naksir ini, ketiga-tiganya punya warna sendiri dalam hidupku. Mereka bertiga sama-sama membuat jantung aku berdebar-debar. Dan, ketiganya sukses mengintervensi, mendistraksi, hingga menyita perhatian aku. Aku bingung sebenarnya ini benar-benar cinta atau hanya kagum semata."

Secepat kilat Meta AI memberikan jawabannya.

"Menyukai beberapa orang sekaligus bisa terjadi karena berbagai alasan:

Alasan Psikologis

1. Kebutuhan emosional: Mencari kepuasan emosional dari beberapa sumber.

2. Kecemasan komitmen: Takut berkomitmen dengan satu orang.

3. Kebutuhan akan perhatian: Ingin merasa diperhatikan dan dihargai.

Alasan Emosional

1. Koneksi yang berbeda: Mengalami koneksi emosional yang unik dengan masing-masing.

2. Kepribadian yang berbeda: Menyukai aspek berbeda dari kepribadian mereka.

3. Pengalaman bersama: Membuat kenangan dan pengalaman berbeda dengan masing-masing.

Membedakan Cinta dan Kagum

1. Cinta: Merasakan koneksi mendalam, kepercayaan, dan komitmen.

2. Kagum: Merasakan admirasi, kekaguman, dan daya tarik fisik/emosional.

Langkah Selanjutnya

1. Refleksikan perasaanmu: Tuliskan perasaan dan alasan mengapa kamu menyukai mereka.

2. Evaluasi hubungan: Pertimbangkan intensitas dan kedalaman hubungan.

3. Komunikasikan perasaanmu: Berbicaralah dengan teman atau keluarga tentang perasaanmu.

4. Berikan waktu: Jangan terburu-buru membuat keputusan.

5. Pertimbangkan konsekuensi: Ingat bahwa tindakanmu akan mempengaruhi orang lain.

Pertanyaan untuk Diri Sendiri

1. Apa yang membuatku menyukai mereka?

2. Apakah aku siap berkomitmen?

3. Apa yang aku cari dalam hubungan?

4. Bagaimana aku akan menangani konsekuensi?

Jangan ragu untuk berbagi perasaanmu dengan seseorang yang dipercaya. Mereka dapat membantu kamu memahami perasaanmu lebih baik."

Wow, cepat sekali kecepatan tangan Meta AI. Terdengar filosofis, ilmiah, dan tepat sasaran. Kurenungkan kata-kata awalnya. Ada benarnya. Terutama di bagian "Ingin merasa diperhatikan dan dihargai".

Di saat aku sedang membaca baik-baik dan berulangkali--dan, tentu saja dalam hati, baru aku sadari gadis-gadis muda itu sudah tidak ada. Mereka digantikan oleh seorang pria tua, yang sudah cukup dianggap sebagai kakek-kakek. Ia menatap ke arah aku, sembari menyesap kopinya--yang seperti Americano.

"Pakai AI juga?"

"I-iya."

Ia tertawa dan berkata, "Itu seperti berbicara dengan mesin penjawab telepon. Atau, seperti berbicara dengan mainan robot-robotan. Konyol sekali, orang-orang di generasi ini."

Aku hanya tertawa. Pria tua ini benar juga.

"Padahal, bisa saja ada manusia-manusia tersembunyi yang bekerja di balik jawaban-jawaban cerdas AI. Tanpa sadar, kita membiarkan setiap pikiran kita ketahuan ke mana-mana."

Lagi-lagi, aku hanya tertawa. "Hahaha, begitu, yah, Pak,"

Si pria tua bangkit berdiri dan berkata, "Memangnya apa masalah kamu? Curhat saja ke saya. Barangkali saya bisa bantu. Soal asmara, saya bisa bantu. Lebih baik curhat ke saya. Jelas manusia, dan bukan robot, apalagi mesin penjawab telepon."

Aku lagi-lagi hanya tertawa terbahak-bahak. Tanpa sadar, di hadapan mataku, mendadak si pria tua itu menghilang. Gadis-gadis muda itu muncul lagi di hadapan mataku. Mereka menatap aku dengan penuh kebingungan dan takut.

Pikirku cemas, 'Lah, mana si kakek-kakek tadi?'

Ganti aku yang bergidik. Sama bergidiknya dengan gadis-gadis muda ini.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)