Flash
Disukai
2
Dilihat
1,670
SURAT BALASAN
Thriller

“Surat Balasan”

Setiap minggu, Naya menerima surat dari ayahnya.

Tulisan tangannya khas: miring sedikit ke kanan, rapi tapi kaku. Isinya selalu sederhana—cerita tentang cuaca, ayam-ayam di belakang rumah, dan kadang diselipi gambar lucu yang dia gambar sendiri.

Naya membalas tiap surat dengan semangat. Ia bercerita tentang sekolah, teman-teman barunya, dan harapannya bisa pulang saat liburan nanti.

Ia menyimpan semua surat ayahnya di dalam kotak kayu kecil. Kotak itu ia bawa kemanapun. Saat malam tiba dan rindu menggigit, ia akan membuka satu, membaca ulang, dan tersenyum kecil.

Satu hari, surat dari ayahnya tak datang. Ia gelisah, lalu dua hari kemudian menulis:

"Ayah, Naya khawatir. Ayah nggak sakit, kan?

Naya janji akan pulang lebih cepat kalau Ayah butuh teman.

"Kirim surat lagi ya… Naya kangen."

Seminggu kemudian, ia menerima balasan. Tapi surat kali ini tidak ditulis tangan, melainkan diketik. Singkat. Dingin.

"Naya yang baik,

Mohon maaf. Surat-surat sebelumnya tidak berasal dari kami.

Ayahmu telah meninggal dunia dua tahun lalu.

Hormat kami,

Petugas RSJ Harapan Jiwa".

Di bawah surat itu, terlampir halaman-halaman fotokopi.

Surat-surat tulisan Naya.

Penuh gambar. Cerita. Senyum-senyum kecil di pojok kertas.

Tak satu pun surat dari ayah.

Hanya surat-surat Naya—ditulis dan dikirim... kepada dirinya sendiri.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)