Masukan nama pengguna
Tujuh tahun pernikahan, Luki dan Desyana melewati hari-hari yang penuh bahagia, Luki mengikrarkan janji-janji masa depan kepada Desyana di hadapan kedua orang tua, Luki memberikan semua yang dia punya untuk Desyana. Luki sangat menyayangi Desyana sebagai istrinya dan kedua anak kembarnya, tak pernah terpikirkan oleh Luki untuk melihat wanita lain selain Desyana.
Luki merenung , memikirkan kembali apa yang sebenarnya terjadi dengan pernikahan Dia dan Desyana. “Barangkali akulah penyebab kau membagi hati, aku yang kurang sempurna di matamu. Apa kau telah di janjikan sesuatu oleh priamu itu? Atau pria itu cinta yang belum usai dari masa lalumu? Itulah yang ada di pikiran Luki saat ini.
Luki berulang kali memaafkan Desyana, setelah sang istri melukai hati dan perasaan Luki untuk ke sekian kali. Luki menatap foto pernikahannya dengan Desyana yang terpajang di dinding rumah, Mereka tersenyum bahagia. “Kau tahu sayang saat ini aku mulai meragukan cintamu, saat kau mulai mengkhianatiku”ucap Luki dengan nada lirih.
***
Matahari tersenyum malu-malu, namun tak ada senyum yang nampak dari seorang pria dewasa hanya ada wajah sendu yang terlihat, saat ini Luki meluangkan waktunya untuk keluarga, tetapi Desyana selalu memiliki berbagai alasan.
“Sayang, maaf minggu ini aku harus tugas di luar kota.
“Maaf, aku harus pulang malam, kamu tidak perlu menjemputku.
“Maaf, aku tidak bisa menerima teleponmu, karena ponselku lowbat.
“Maaf minggu ini aku tidak bisa, aku harus bekerja untuk mencapai target.
Tapi entahlah, Luki begitu percayanya kepada istrinya, begitu sayangnya Luki kepada istrinya dengan alasan-alasan yang istrinya ucapkan itu, Luki selalu mengalah kepada sang istri.
Sang mentari telah muncul ke permukaan bumi untuk memancarkan cahaya kepada seluruh alam semesta. Luki melihat Desyana sudah berpakaian rapi, tidak seperti biasanya berangkat kerja pagi hari dengan berdandan cantik.
“Kau mau kemana, biasanya kau berangkat siang?”tanya Luki kepada Desyana.
“Aku ada meeting pagi hari, maka tidak bisa sarapan di rumah.”jawab Desyana.
“Lalu, anak-anak yang mengantar sekolah?”tanya Luki.
“Kaulah sebagai Papinya.”jawab Desyana sambil mencium tanganku, kemudian pergi begitu saja.
“Ayo, anak-anak kita berangkat sekarang.”ucap Luki.
“Ayo, Papi, kami sudah siap.”ucap Satria dan Satrio.
Pernikahan Luki dan Desyana telah di karunia anak kembar laki-laki.
Luki pergi mengantarkan anak-anak dengan menggunakan mobil, sebelumnya dia memberitahukan rekan kerjanya bahwa akan telat datang ke kantor, karena harus mengantarkan anak-anak ke sekolah.
Dalam waktu dua puluh menit, Luki dan anak-anaknya sudah berada di depan gerbang sekolah.
“Papi, kita sekolah dulu ya.”ucap Satria.
“Kalian belajar yang benar, oke.”ucap Luki.
“Iya, Papi.”ucap Satrio pamit sambil mencium tangan Luki.
“Pi, aku juga cium tangan.”ucap Satria pami sambil mencium tangan Luki.
Satria dan Satrio keluar dari mobil, kemudian melambaikan tangan ke arah Luki.
Luki melajukkan mobilnya dengan kecepatan penuh dari arah sekolah menuju kantor agar tidak terlalu siang datang ke kantor.
Dalam waktu tiga puluh menit Luki telah sampai ke kantor, lalu segera pergi ke ruangannya, Luki bekerja keras demi mencukupi kebutuhan keluarganya, dia tidak ingin anak dan istrinya kekurangan apapun. Dari hasil kerja kerasnya Luki cepat di promosikan oleh atasan untuk naik jabatan.
Tak terasa waktu cepat berlalu, Luki yang tak melihat waktu dalam bekerja akan tanggung jawabnya terkadang melewatkan makan siang. Rama teman Luki di kantor datang mengahampirinya.
“Ki, ayo makan siang dulu.”ajak Rama.
“Memang sudah jam berapa?”tanya Luki sambil mengetik di sebuah laptop tanpa menoleh Rama.
“Sudah jam 12 siang ini, ayo berhenti dulu, nanti kau sakit, aku yang repot harus back up kerjaan kau.”Rama menggoda Luki.
Luki mendengar perkataan Rama tersenyum kecut.
“Baiklah, daripada kau rewel seperti perempuan.”ucap Luki menutup laptopnya, lalu beranjak dari kursinya.
Luki dan Rama pergi meninggalkan ruangan, kemudian melangkahkan kaki menuju sebuah tempat makan, setelah itu mereka memesan makanan. Luki dan Rama sambil menunggu pesanannya datang tidak lain mereka mengobrol.
Drrt .. suara ponsel bergetar … Luki segera membuka pesan dari ponsel, dia mengira dari kantor. Setelah di buka pesan tersebut ada sebuah foto yang menampilkan seorang perempuan dan pria sedang makan bersama dengan mesra. “Sob, gue lihat istri loe jalan dengan pria lain.’itulah pesan dari Reza. Selaku teman nongkrong Luki. Setelah membaca pesan tersebut Luki mengabaikannya, karena dia tidak percaya dengan informasi tersebut.
Pesanan Luki dan Rama telah datang, kemudian mereka menikmati hidangan tersebut. Dalam diam Luki memikirkan informasi dari Reza tentang istrinya, setelah menghabiskan makanan dan minuman Luki dan Rama kembali ke kantor, karena kedua pria ini tidak merokok.
***
Ting .. notifikasi pada ponsel Luki bertebaran dari teman-temannya
“Ki, kamu lagi ada masalah dengan istrimu?”
“Ki, gue lihat istri loe ada di kedai kopi dengan pria lain, ah, apa mungkin itu temannya, tapi kelihatan mesra.”
“Ki, haduh lagi-lagi aku melihat istrimu bergandengan tangan dengan pria lain.”
“Ki, kamu baik-baik saja kan?
“Ki, jangan terlalu di butakan oleh cinta.”
Itulah Sebagian pesan dari temannya Luki yang tidak sengaja melihat istrinya jalan dengan pria lain.
Luki membaca pesan dari teman-temannya itu merasa kesal, dia mengepalkan tangannya untuk menahan emosinya yang tengah memuncak, hatinya hancur berkeping-keping sudah tak berbentuk. Luki ingin rasanya mengabaikan informasi dari teman-temannya, namun dia harus mencari tahu tentang kebenarannya.
Hujan turun dengan deras, suara gemuruh petir menyambar, Desyana pulang dalam keadaan baju basah. Luki melihat sang istri pulang dalam keadaan baju basah, lalu segera melemparkan handuk kering dan baju.
“Cepat, ganti … !! ucap Luki dengan suara tegas.
Desyana segera ke toilet untuk berganti baju, dia merasa heran dengan suara Luki sedikit tegas.
Desyana kembali bergabung dengan Luki.
“Coba kamu Lihat foto ini?”tanya Luki dengan nada tenang.
“Mana coba aku lihat foto, apa itu?”tanya Desyana mengambil ponsel Luki, kedua mata terbelalak.
“Lho? Apakah Luki sudah tahu aku selingkuh darinya?”Desyana bertanya dalam hati, tangannya gemetar memegang ponsel Luki memandangi foto tersebut.
“Aku kira dia tidak tahu.Tamat sudah riwayatmu, Des.”ucap Desyana dalam pikirannya.
Luki melihat Desyana gelisah saat melihat foto tersebut di ponsel miliknya.
“Ahh, ini editan sayang.”ucap Desyana menyangkal.
“Benarkah ini sebuah editan, tapi untungnya apa buat mereka.”ucap Luki menaikkan alisnya.
“Teman kamu saja yang tidak suka dengan hubungan kita.”ucap Desyana masih menyangkal.
Luki menatap mata Desyana adanya sebuah kebohongan, Desyana menunduk menyembunyikan rasa takutnya kepada Luki.
“Haiish, Aku butuh kejujuran dari kamu.”ucap Luki menyugarkan rambut.
“Ma-af , A-ku salah.”ucap Desyana secara gagap.
“Benar, kamu selingkuh?”tanya Luki menatap Desyana untuk memastikan.
Desyana mengangguk.
“Sudah sampai mana hubungan kalian?”tanya Luki masih dengan nada tenang.
Badan Desyana meluruh, lalu bersimpuh di kaki suaminya sambil menangis
“Hu ..hu ..hu..Aku minta maaf sayang.”ucap Desyana sambil menangis mengeluarkan air mata buaya dan memegangi kaki luki.
“CEPAT ! JAWAB !”Luki teriak mengepalkan tangannya.
Desyana tersentak, dia baru melihat amarah suaminya begitu menyeramkan.
“A-a-a-ku hamil anaknya.”ucap Desyana secara gagap.
Hati Luki bagai di hantam sebuah palu besar yang siap meleburkan secara berkeping-keping.
“Bukankah dulu aku sudah memberimu kesempatan demi anak-anak kita, kenapa kau ulangi, HA?”tanya Luki mendekatkan wajahnya, lalu mengangkat dagu Desyana.
Luki menyugarkan rambutnya, lalu berkata”Kenapa diriku menemui perempuan yang senang berselingkuh? kau memelukku dan berbisik dengan tulus meminta maaf. Lagi dan lagi aku memberimu maaf, lalu kau menangis di pelukanku, kenapa aku selemah ini?”
Kesabaran Luki ada batasnya, dia marah kepada istrinya. Des, Jawab pertanyaanku Sampai kapan aku harus bertahan? Apakah aku harus mempertahankanmu? Setelah kau membohongiku berulang kali, menorehkan luka pada hati ini, dan menyalahgunakan kepercayaanku? Apakah cinta akan selalu memaafkan, di saat kau mengulangi perbuatanmu itu? Kurang aku, APA ? JAWAB DES !!!!
Luki menarik napasnya untuk mengontrol emosi yang sedang memuncak.
Kenapa kau diam membisu. Apakah kau tidak memiliki stok alasan untuk membohongiku? Bukankah, aku selalu mendengar seribu alasan darimu, agar hatiku dapat luluh. Kau mencintai pria yang sudah berkeluarga, tetapi kamu di sia-siakan olehnya, di saat kau mengetahui hamil, minta tanggung jawablah kepada pria itu bukan kepadaku. Aku yang mencintaimu, kau sia – siakan. Aku yang menyanyangimu, kau abaikan. Alasanku bertahan mempertahankan rumah tangga ini, karena aku mencintaimu. Setelah aku berikan kesempatan berulang kali untuk berubah, namun aku tak melihat sedikit pun adanya perubahan pada dirimu. Kau selalu mengulangi perbuatanmu itu. Aku diam seribu bahasa, bukan berarti aku tidak mengetahui.
Maka aku bertanya kepada diriku sendiri.
KENAPA?
“Maaf, kali ini aku harus tegas denganmu. Aku Luki Revano menalak Desyana Cyntia Shun Binti Reza Shun mulai hari ini aku bebaskan dan seterusnya kau bukan istriku lagi.”
DUAR … !!
Petir menyambar di kala hujan deras, Desyana tidak menyangka akan seperti ini akhir dari pernikahannya, dia memang salah atas perbuatannya selama ini dan telah mensia-siakan suami yang baik hati. Memanglah penyesalan itu selalu di akhir.