Cerpen
Disukai
0
Dilihat
6,991
Curhatan Hati Anisa
Drama

Rumah tangga ku sejak 3 tahun ini sebelumnya sangat bahagia, suami ku mas Gilang seorang pria pekerja keras untuk membahagiakan keluarganya. Dia sayang dengan istri serta keluarga lainnya. Mas Gilang memiliki keluarga yaitu Ibu mertuaku berserta 2 adiknya (adik perempuan dan adik laki-laki). Adik perempuannya sedang kuliah, sedangkan untuk adik laki-laki masih bersekolah SMA, aku tak keberatan mas Gilang membantu biaya sekolah kedua adik nya, sebenarnya Ibu mertuaku memiliki uang pensiunan dari suaminya. Ibu mertuaku sebelumnya sayang kepadaku, jika ada sesuatu yang terjadi selalu melibatkan aku berdiskusi untuk memutuskan masalah, karena rumah yang di tempatin aku dan mas Gilang lokasinya tidak terlalu jauh dari rumah mertuaku.

 

Setiap aku memasak makanan selalu mengirimkan pada mertua, dikarenakan aku merasa kasihan dengan mertuaku sudah tua dan tenaganya kecapean. Kedua adik mas Gilang menganggapku seorang kakak ipar yang baik memperlakukan seperti kakak kandungnya. Ibu Mertuaku terkenal dengan panggilan Bu Siti, Adik Iparku yang perempuan bernama Rima dan adik Ipar yang laki-laki bernama Doni.

 

Sejak 5 bulan yang lalu ada seorang perempuan usianya lebih diatas aku 2 tahun, dia tinggal di rumah bibinya yang bersebelahan dengan rumah mertua ku, perempuan tersebut bernama Meli. Meli adalah seorang janda yang memiliki anak balita perempuan yang bernama Indri, dikarenakan sudah tidak memiliki suami.

 

Aku mendengar bisikan tetangga bahwa Meli adalah teman masa kecil mas Gilang. Rumah yang sekarang di tempati bibinya sebelumnya adalah rumah orang tua Meli, dikarenakan Bapak Meli dapat tugas pindah keluar kota kemudian rumah tersebut di jual pada adik nya yang bernama Nani.

 

Nama lengkapku Anisa Khumairoh dengan panggilan Anisa. Sebelumnya aku tidak mencurigai hubungan mas Gilang dengan teman masa kecilnya. Setelah aku memperhatikan tingkah laku mas Gilang semakin manis terhadap diriku, aku mencurigai sikap romantisnya jika mas Gilang memiliki perempuan lain.

 

Sebelumnya mas Gilang selalu pulang kerja tepat waktu, namun saat ini dia pulang di atas jam 9 malam.

“Mas, aku perhatikan pulang nya selalu malam.”ucap Anisa.

“Sayang, aku banyak kerjaan di kantor, sehingga bosku meminta untuk lembur.”jawab Gilang.

Pada saat hari libur kerja mas Gilang sering mendatangi rumah Ibunya tanpa mengajak diriku.

“Mas Gilang darimana?”tanya Anisa.

“Mas dari rumah Ibu”jawab Gilang.

“Kamu tidak mengajakku ke rumah Ibu.”ucap Anisa.

“Ibu menelepon mas untuk datang ke rumah, mas langsung pergi tidak berpamitan denganmu.”ucap Gilang.

“Aku perhatikan mas Gilang setiap libur kerja selalu mendatangi rumah Ibu, apa Ibu sakit, Mas?”tanya Anisa.

“Memangnya ada yang salah jika mas mengunjungi rumah ibu, mas kan anak laki-laki yang harus bertanggung jawab dengan keluarga.”jawab Gilang.

 

Setelah mendengar penjelasan mas Gilang, aku pergi ke kamar untuk melanjutkan kegiatan penjualan online sebagai Reseller bersama temanku. Penghasilan usaha dari reseller sudah lumayan masuk ke rekening, mas Gilang tidak mengetahui usaha resellerku, mas Gilang mengira aku hanyalah seorang istri yang menghabiskan uang suaminya.

 

Aku duduk di sofa sembari melamun apa benar mas Gilang memiliki selingkuhan, jika benar apa yang salah pada diriku, selama ini aku sebagai seorang istri selalu menurut apa yang suamiku putuskan dan tidak menuntut apapun darinya, suamiku memberikan nafkah per bulan aku pun selalu menerima berapapun jumlahnya, walaupun kebutuhan sehari-hari selalu kurang maka aku yang menambahkan dari usaha reseller.

 

Flash Back On.

 

Aku anak tunggal dari ayahku bernama Muhammad Husein, Ibuku bernama Nur Aminah, usaha keluarga ku pengelola pertanian yang dapat membiayai pendidikan sampai sarjana. Rumahku terletak di daerah pedesaan kabupaten Subang.

Aku lulusan Universitas di Jakarta dengan nilai cumlaude. Kedua orang tuaku sangat senang menjadikan aku seorang sarjana dari hasil keringat mereka.

 

Setelah lulus kuliah aku melamar pekerjaan pada perusahaan swasta di Jakarta, aku sangat senang di nyatakan telah lolos sebagai administrasi.

Pertama kali aku bertemu dengan mas Gilang di kantin perusahaan pada waktu makan siang bersama temanku.

Temanku yang bernama Icha menyenggol lenganku.

“Nis, aku melihat diujung sana ada pria yang selalu melihat ke arahmu.”ucap Icha.

“Perasaan kamu saja, Cha.”Ucap Anisa.

“Dih ini benaran, coba kamu menoleh ke arah pria itu pasti dia akan tersenyum padamu”ucap Icha.

Aku pun menoleh ke arah pria tersebut dan benar apa yang dikatakan oleh Icha.

“Cha, benar katamu!”ucap Anisa.

“Dia naksir kamu tuh.”ucap Icha.

“Aku tidak kenal dengan pria itu.”ucap Anisa.

“Tinggal kenalan aja, Nis.”ucap Icha sembari menyenggol diriku.

Kemudian pria tersebut menghampiri ke meja kami.

“Halo, saya boleh kenalan dengan kalian?”tanya Gilang.

“Boleh.”jawab Icha.

“Saya Gilang, kalau nama kalian siapa?”tanya Gilang sembari mengulurkan tangan untuk berkenalan.

“Saya Icha dan ini teman saya Anisa.”jawab Icha memperkenalkan dirinya dan diriku.

“Anisa salam kenal.”ucap Gilang menatap Anisa.

“Salam kenal juga.”ucap Anisa memberikan senyum kepada Gilang.

“Boleh saya bergabung di meja kalian?”tanya Gilang.

“Silahkan kursinya kosong.”ucap Icha.

Gilang pun bergabung dengan Icha dan Anisa.

“Kamu bekerja disini Cha?”tanya Gilang.

“Iya, saya dengan Anisa satu ruangan.”ucap Icha.

“Sepertinya saya tidak pernah melihat kamu Gilang.”ucap Icha.

“Iya, saya beda ruangan sama kalian, saya dibagian marketing.’ucap Gilang.

Gilang melihat jam tangannya menunjukan sudah pukul 1 siang, maka obrolannya dengan Icha dan Anisa harus berakhir, dikarenakan dia memiliki janji dengan klien.

“Permisi saya duluan, ada janji dengan klien.”ucap Gilang.

“Baiklah.”ucap Icha.

“Senang berkenalan dengan kalian.”ucap Gilang.

Icha dan Anisa hanya tersenyum.

Gilang pun pergi meninggalkan Icha dan Anisa.

Waktu terus berjalan kami pun merasakan nyaman. Suatu ketika mas Gilang menyatakan cinta kepadaku lalu dia berjanji akan melamarku di depan kedua orang tuaku. Dalam waktu 1 tahun kami menjalin hubungan, mas Gilang menikahiku.

 

Flash Back Off.

 

Aku pun tersadar dari lamunan ku setelah mas Gilang memanggil ku “Sayang…sayang”ucap mas Gilang di depan depan wajahku dengan suaranya gugup.

“Ada apa mas, kamu mau bicara apa sama aku?”tanya Anisa.

Aku melihat mas Gilang menatapku dengan gugup dan bicaranya terbata-bata “ Sayang A..ku..A..ku..” ucap Mas Gilang.

“Ada apa sih mas kenapa bicara mu terbata-bata gitu”ucap Anisa.

“Mas minta izin sama kamu untuk menikahi Meli, karena mas kasihan sama Indri (anaknya Meli) tidak ada yang mengurusnya, Indri menggemaskan tingkahnya, mas ingin merawat anak itu. ucap mas Gilang.

“Kenapa harus menikahi Meli mas? Kita bisa ngasuh Indri bareng-bareng sama mbak Meli”tanya Anisa.

“Tidak bisa Nis, kamu tenang ya sayang nanti mas udah nikah sama Meli, mas akan berlaku adil dan mas tetap sayang sama istri pertama”ucap mas Gilang.

 

Deg… !!

 

Hatiku sakit dan pikiran ku kosong serta badanku lemes tanpa terasa air mata ku menetes sambil mengelus dada aku mengucapkan istigfar berkali-kali, setelah kesadaran kembali aku bertanya sama mas Gilang “Kesalahan dan kekurangan aku apa mas sampai mas Gilang mau nikah lagi dan sejak kapan kamu menduakan ku, jawab mas.. jawab mas selama ini selingkuh di belakangku?”tanya Anisa sambil menahan air mata keluar.

 

“Sayang maafin mas kamu sebagai istri tidak mempunyai kesalahan dan kekurangan apapun di mata mas kamu sempurna dan rasa sayang mas sama kamu melebihi dari siapapun, iya mas selingkuh dari kamu sejak ketemu Meli di taman bermain bersama Indri, mas pertama kali melihat Indri hati mas hangat dan mas tidak ingin jauh dari Indri, mas merasa ada ikatan batin sama Indri”Mas Gilang menjawab dengan lembut dan suaranya bergetar.

 

“Mas dulu pertama kali kamu meminta ku menjadi istri kepada kedua orang tua ku dengan cara baik-baik sekarang kamu mengembalikan aku kepada orang tuaku dengan baik, AKU TIDAK MAU DI MADU, kamu talak aku sekarang mas”Ucap Anisa dengan marah 

Mas Gilang bersimpuh di depan kakiku dengan air mata yang keluar dan dia berteriak “Saya Gilang Ramadhan tidak akan mentalak kamu tidak ada perceraian diantara kita maafin mas sayang, mas tidak bisa jauh dari kamu dan kehilangan kamu .”

 

“Mas buat apa kita meneruskan pernikahan kita kalau mas sudah berbagi perhatian pada perempuan lain, kalau mas tidak mau mengurus perceraian aku yang mengurusnya sendiri ke pengadilan agama memakai jasa pengacara biar cepat selesai, sekali lagi aku minta mas TALAK aku sekarang”ucap Anisa dengan tegas.


Tapi sebelumnya ada permintaan ku, mas Gilang bertanya “Apa sayang permintaanmu, mas akan penuhi demi kelanggengan rumah tangga kita tidak bercerai berai.

Dengan suaraku yang bergetar, Aku meminta talak pada suamiku, mas Gilang ucapkan talak padaku biar urusan kita cepat selesai, mas dengan bebas menikahi Meli dan aku pun bebas melanjutkan kehidupan yang baru.

 

Mendengar permintaan dari istrinya yang sangat di sayanginya. Mas Gilang menatapku dengan pandangan sendu wajahnya sudah di penuhi oleh air mata “Sayang, Maafkan mas Gilang apa tidak ada kesempatan yang kedua untuk memperbaiki keutuhan rumah tangga kita, tapi mas juga tidak bisa berhenti untuk menyanyangi Indri seorang anak perempuan yang lucu dan menggemaskan.

 

Akhirnya mas Gilang berkata baiklah demi memenuhi permintaanmu, saya akan jatuhkan talak kepadamu.

 

“Aku Gilang Ramadhan menalak Anisa Khumairoh Binti Muhammad Husen mulai hari ini aku bebaskan dan seterusnya kau bukan istriku lagi.

 

Hatiku hancur seperti di hantam palu berkali-kali, setelah aku mendengarkan talak dari mas Gilang. Hatiku, badanku lemas tak berdaya.

 

Tapi aku bertahan dengan sekuat tenaga jangan menunjukkan kelemahan di depan mas Gilang.

 

“Baik, mas terima kasih. Saya minta maaf selama menjadi seorang istri belum bisa menjadi istri yang sempurna yang membahagiakan mas Gilang. Setelah itu aku berjalan menuju kamar dengan mengunci pintu, badanku jatuh ke lantai dengan menangis sejadi-jadinya memikirkan rumah tanggaku yang berantakan.

 

Aku akhirnya sadar ini sudah keputusanku, aku mengambil koper yang berada di atas lemari sembari membereskan baju-baju dan barang berharga yang aku punya, besok pagi hari sehabis subuh, aku akan meninggalkan rumah ini balik ke rumah orang tua.

 

Gilang tersadar bahwa telah menjatuhkan talak kepada istrinya yang di sayanginya. Dia berlari menuju kamar sambil berteriak “ Sayang, maafin mas, saya tidak mau kita berpisah, mas tidak bisa jauh dari kamu seharian, maafin mas, ayo kita bicara lagi seperti dulu sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar minta di bukakan.

 

Tetapi Anisa sudah bertekad sudah tidak ingin berbicara dengan Gilang. Akhirnya Gilang capek sendiri pintu yang tidak di bukakan oleh Anisa, dia pergi ke kamar yang lain.

 

Besok paginya setelah mendengar alunan suara adzan di masjid aku pun bangun langsung ke kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah itu mengambil air wudhu langsung salat subuh menunaikan kewajiban seorang muslim berdoa kepada Allah dengan menitikkan air mata yang tidak pernah berhenti menetes di atas sajadahaku bersimpuh dihadapanmu Ya Allah aku Ikhlas menjalani ujian yang di berikan olehmu Ya Rabb.

 

Setelah membereskan perlengkapan salat, dengan tergesa-gesa menyeret koper di bawa keluar akan pergi dari rumah ini, karena mas Gilang sudah menjatuhkan talak.

 

Sambil menunggu jemputan mobil travel, aku membuka ponsel untuk memberi kabar kepada kedua orang tuaku bahwa akan pulang ke Subang. Tak lama mobil jemputan datang, aku pun langsung naik menempuh perjalanan ke Subang.

 

Jam 7 pagi mas Gilang baru bangun, tanpa sadar langsung menengok ke sebelahnya, dia baru ingat Anisa sedang marah langsung beranjak dari tempat tidurnya menuju kamar yang di tempati oleh Anisa, dia terus memanggil Anisa “Sayang… Sayang…”.

 

Gilang sudah memiliki perasaan khawatir terhadap Anisa yang akan pergi meninggalkannya, begitu sampai di depan kamar Gilang terkejut melihat pintu terbuka tanpa melihat adanya Anisa di dalam, lalu dia mengecek ke setiap sudut kamar, namun Anisa tidak terlihat, tak henti-hentinya Gilang memanggil Anisa dengan sebutan sayang.

 

Gilang melihat ke sekeliling kamar sudah tidak ada barang-barang Anisa, dia menyesal atas keputusannya, Akhirnya Anisa pergi meninggalkannya. Gilang segera mengambil ponsel untuk menghubungi Anisa secara terus-menerus, tetapi tidak diangkat. Gilang frustasi lari ke kamar mandi.

 

Sepuluh menit kemudian dia keluar dari kamar mandi sudah dengan pakaian lengkap, dia tergesa-gesa langsung mengambil kunci motor pergi ke rumah ibunya sambil berlinang air mata, dia menceritakan pada ibunya dan kedua adiknya bahwa Anisa telah pergi meninggalkan rumah. Ibu dan kedua adiknya terkejut, mereka langsung bertanya “Memangnya, mas ada masala hapa sampai mbak Anisa pergi dari rumah?”

 

Ibu Gilang menangis sambil memanggil nama Anisa. “Anisa, sayang, kamu ada dimana sampai tega meninggalkan Ibu.

 

“Kamu Gilang sebagai suami harus tanggung jawab cari Anisa sampai ketemu, kasihan dia tidak memiliki saudara di Jakarta.”ucap Ibu Gilang.

 

Gilang akhirnya menyadari bahwa Anisa menantu yang paling di sayang, tapi karena kesalahannya rumah tangganya hancur. Di rumah Ibunya Gilang bercerita pada Ibu dan kedua adiknya, kenapa Anisa bisa sampai pergi dari rumah.

 

Gilang mulai memberanikan diri untuk menceritakan secara lengkap tentang kepergian Anisa. Gilang berkata “Ma, Gilang minta izin ke Anisa ingin menikahi Meli teman aku waktu kecil, Ibu Indri anak perempuan yang lucu yang selalu Gilang sayangi.

Ibu dan kedua adiknya membaca istighfar secara bersamaan. Adik perempuan Gilang berteriak “Indri anak orang lain, kenapa mas Gilang harus ikut bertanggung jawab untuk merawatnya sampai mengorbankan rumah tangga sendiri berantakan, ya pantas mbak Anisa meninggalkan rumah, kalau aku jadi mbak Anisa sudah kabur dari dulu, sekarang baru menyesal di tinggalin sama istri cantik baik juga berpendidikan tinggi, setia. Mau cari yang bagaimana lagi mas istrinya?”

Mas Gilang, mbak Anisa belum punya anak juga bukannya mandul, kalian sudah sama-sama periksa ke dokter hasil keduanya pun subur, mungkin Allah belum memberi kepercayaan menitipkan seorang anak pada keluarga mas. Bersabarlah mas lebih sering banyak berdoa.

Aku menempuh perjalanan selama 3 jam dari Jakarta ke Subang, akhirnya sampai di depan rumah kedua orang tuanya.

Aku mengetuk pintu sambil mengucapkan “Assalamualaikum Ayah Ibu”

“Waalaikum salam Anakku sayang, ayo masuk.” Ibuku menengok ke kanan dan ke kiri mencari seseorang, lalu Ibuku berkata “ Kamu sendirian datang dari Jakarta? Kemana Gilang suamimu tidak ikut ke Subang?”

 

Deg….. !

 

Hatiku bergetar mendengar Ibu menanyakan mas Gilang, aku langsung bersimpuh di kaki meminta maaf bahwa rumah tanggaku tidak seperti impiannya sambil berlinang air mata, aku bercerita bahwa telah jatuh talak dari mas Gilang.

Aku akan bercerita dengan mas Gilang, Ibu pun akhirnya memelukku sangat kencang. Ibuku berkata”Kenapa kamu tidak cerita kepada kami menghadapi masalah seberat itu, kami orang tuamu tempat kamu bersandar untuk meringankan bebanmu, Ibu akan mendukung semua keputusanmu.

“Dimana Bapak, Bu?”Aku menanyakannya, karena ketika datang tidak terlihat.

“Ada apa, Nak? Kangen ya dengan Bapak.”suara Bapakku dari ujung pintu.

Aku langsung berlari memeluk Bapakku dengan bersimpuh air mata, aku minta maaf mencium kedua tangan Bapakku.

“Sudah tenangkan hatimu, istirahatlah, Bapak mau mandi dulu, nanti kita makan siang sama-sama.”itulah kata Bapak.

Aku ke kamar sambil menarik-narik koper, setelah berada di dalam kamar aku langsung bongkar koper lalu ku masukkan baju ke dalam lemari sambil mengenang 3 tahun yang lalu, kamar ini merupakan tempat pertama kali bermesraan dengan mas Gilang, aku melihat tempat tidurnya masih seperti dulu, walaupun sudah lama tidak pulang, tetapi kamarku tetap bersih dan wangi karena Ibu rajin membersihkan. Tak terasa aku tertidur lelap di kamar ini terlalu lelah dalam perjalanan.

Aku terbangun karena mendengar suara ketukan pintu, Ibu menyuruhku makan siang dulu. “Anisa sayang bangun, ayo makan siang dulu, kamu pastil apar dari pagi belum makan.”

Aku menjawab”Iya Bu, nanti Anisa keluar, sebentar mau ke kamar mandi dulu.”

Setelah selesai bersih-bersih baru Aku menuju meja makan bergabung dengan Bapak dan Ibu. Setelah selesai makan Aku membereskan piring-piring kotornya di bawa ke dapur, Ibu bilang “Tidak usah langsung di cuci dulu, tuh Bapak sudah menunggu di ruang keluarga ingin tahu cerita sebenarnya antara kamu dan Gilang.”  Aku menjawab “ Baik, Bu, Nisa akan menceritakan sama Bapak apa yang di alami selama ini.”

Setelah berkumpul semuanya Bapak dan Ibu, aku pun mulai menceritakan awal pertama kali yang di alami rumah tangga bersama Gilang, setelah ceritaku selesai akhirnya Bapak dan Ibuku mendengarkan, lalu Bapak berkata “Ya sudah sekarang kamu tenangkan dulu di sini, nanti kita pikirkan jalan apa yang akan kita tempuh agar masalah ini cepat selesai, kalau kamu mau tetap bercerai kita akan menggunakan pengacara yang bagus biar tidak bertele-tele urusannya.

Aku berkata “ Terima kasih, Bapak dan Ibu selalu mendukung persoalan Anisa, aku sayang dengan kalian.” Ibu berkata “ Walaupun kamu sudah berumah tangga kami masih menganggap gadis kecil yang selalu di rangkul dan di lindungi untuk menjadi gadis yang kuat. Aku pun memeluk Ibuku sambil meneteskan air mata. 

Selama 2 tahun lalu Gilang selalu mencari Anisa, namun usahanya tidak ada hasil, Anisa menghilang seperti di telan bumi, lalu dia meresmikan perceraiannya di pengadilan, setelah Gilang dan Anisa resmi bercerai, Meli merasa senang akan mendapat seorang Ayah untuk Indri yaitu menikah dengan Gilang, Meli mendesak Gilang dengan alasan Indri yang tidak memiliki sosok Ayah selama ini, maka Gilang pun luluh dengan ucapan Meli. 3 bulan setelah resmi bercerai Gilang melangsungkan pernikahan dengan Meli.

Badai pasti berlalu, kehidupan Anisa setelah resmi bercerai dengan Gilang, dia menjadi sosok perempuan yang memiliki karir yang sukses. Anisa telah melewati masa-masa kelamnya dengan bantuan kedua orang tuanya yang selalu berada di sampingnya. Anisa hidup bahagia dengan kehidupannya, walaupun dia belum memiliki pengganti Gilang. Anisa akan lebih selektif untuk memilih pasangan hidupnya kelak agar tidak terluka kembali, saat ini dia hanya ingin membahagiakan kedua orang tuanya yang telah menjadikannya perempuan tangguh.



Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)