Apakah kamu akan memberikan Novel ke ?
Berikan Novel ini kepada temanmu
Masukan nama pengguna
Novel ini masih diperiksa oleh kurator
Blurb
Di mana bumi dipijak disitu langit dijunjung, pepatah itu benar adanya, dimana pun kita berada, harus menghormati tempat yang kita datangi.
Winda baru menyadari hal tersebut setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Ramadan, nama kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah Pesantren kilat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di sekolah mereka, dan agendanya kegiatan akan ada jam pelajaran malam, sebagai mata pelajaran tambahan, seperti mengaji dan menghapal Surah, maupun doa-doa harian.
Winda yang pada dasarnya lumayan bandel, sebenarnya malas untuk ikutan, tapi karena merupakan ekstrakurikuler wajib untuk nilai tambah pelajaran agama, Jadilah Winda ikut, dan sebenarnya bukan hanya itu saja, melainkan karena ada Winda yang juga ikutan, yaitu ketua Rohis sekolah mereka.
Winda berteman dengan Ratusuri, anak yang level sulit diaturnya sudah tidak bisa di ukur, dan kenapa akhirnya Ratusuri bisa sekolah ke MAN, karena Zonasi dan terlalu sering pindah sekolah, karena terlibat kasus perkelahian.
Semua berjalan baik, kegiatan ekstrakurikuler Ramadan berjalan khusuk, dan terkadang juga ada curi-curi pandang.Sampai akhirnya dua hari terakhir, Ratusuri dan Winda seperti kerasukan.
Ramadhan bukannya para jin dan setan di ikat, kok bisa kerasukan, ternyata Ratusuri dan Winda melakukan kesalahan fatal, dan lucunya, ketika ketua rohis mencoba untuk membantu menyadarkan Ratusuri dan Winda yang tidak sadarkan diri, dan ngomel tidak jelas, dengan membacakan ayat Kursi, Winda duduk bersila, dan justru mengatakan bacaan ayat Kursi ketua Rohis yang bernama Azis, salah, dan Ratusuri yang kemudian mengulangi bacaan ayat Kursi tersebut.
Seisi peserta pesantren kilat, terdiam, mendengar Ratusuri membaca Ayat kursi, padahal Ratusuri sendiri mengaku kalau dia tidak lancar mengaji, dan setelah menyelesaikan bacaan, Ratusuri dan Winda pun kembali normal, dan Ratusuri dan Winda mengatakan kalau dia membuang sisa pembalut yang ia pakai ke hutan belakang sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler Ramadan selesai, dan aktifitas belajar mengajar kembali seperti semula, begitu juga Ratusuri dan Winda yang mulai mencoba untuk memperbaiki diri, setelah apa yang terjadi saat kegiatan Pesantren kilat tersebut.
Winda baru menyadari hal tersebut setelah mengikuti kegiatan ekstrakurikuler Ramadan, nama kegiatan ekstrakurikuler tersebut adalah Pesantren kilat.
Kegiatan tersebut dilaksanakan di sekolah mereka, dan agendanya kegiatan akan ada jam pelajaran malam, sebagai mata pelajaran tambahan, seperti mengaji dan menghapal Surah, maupun doa-doa harian.
Winda yang pada dasarnya lumayan bandel, sebenarnya malas untuk ikutan, tapi karena merupakan ekstrakurikuler wajib untuk nilai tambah pelajaran agama, Jadilah Winda ikut, dan sebenarnya bukan hanya itu saja, melainkan karena ada Winda yang juga ikutan, yaitu ketua Rohis sekolah mereka.
Winda berteman dengan Ratusuri, anak yang level sulit diaturnya sudah tidak bisa di ukur, dan kenapa akhirnya Ratusuri bisa sekolah ke MAN, karena Zonasi dan terlalu sering pindah sekolah, karena terlibat kasus perkelahian.
Semua berjalan baik, kegiatan ekstrakurikuler Ramadan berjalan khusuk, dan terkadang juga ada curi-curi pandang.Sampai akhirnya dua hari terakhir, Ratusuri dan Winda seperti kerasukan.
Ramadhan bukannya para jin dan setan di ikat, kok bisa kerasukan, ternyata Ratusuri dan Winda melakukan kesalahan fatal, dan lucunya, ketika ketua rohis mencoba untuk membantu menyadarkan Ratusuri dan Winda yang tidak sadarkan diri, dan ngomel tidak jelas, dengan membacakan ayat Kursi, Winda duduk bersila, dan justru mengatakan bacaan ayat Kursi ketua Rohis yang bernama Azis, salah, dan Ratusuri yang kemudian mengulangi bacaan ayat Kursi tersebut.
Seisi peserta pesantren kilat, terdiam, mendengar Ratusuri membaca Ayat kursi, padahal Ratusuri sendiri mengaku kalau dia tidak lancar mengaji, dan setelah menyelesaikan bacaan, Ratusuri dan Winda pun kembali normal, dan Ratusuri dan Winda mengatakan kalau dia membuang sisa pembalut yang ia pakai ke hutan belakang sekolah.
Kegiatan ekstrakurikuler Ramadan selesai, dan aktifitas belajar mengajar kembali seperti semula, begitu juga Ratusuri dan Winda yang mulai mencoba untuk memperbaiki diri, setelah apa yang terjadi saat kegiatan Pesantren kilat tersebut.
Tokoh Utama
Winda Azizah
Ratusuri
Azis Faisal
Ulasan kamu
Ulasan kamu akan ditampilkan untuk publik, sedangkan bintang hanya dapat dilihat oleh penulis
Apakah kamu akan menghapus ulasanmu?
Disukai
0
Dibaca
0
Tentang Penulis
Hesti Ary Windiastuti
Seseorang yang sedang mencoba mengurangi kapasitas internal otak dengan menulis
401
Pengikut
24
Karya
Rekomendasi dari horor
Novel
We Have Always Lived in the Castle
Mizan Publishing
Webtoon
REBORN
Aitzuga
Webtoon
GENITRI
Aitzuga
Novel
Mata Batin : Antara ada dan tiada
Kandarpa Cahya Putra
Novel
Terror Mannequin
Devi Sri Mulyani
Novel
Sixth Sense
Lucyana
Novel
NAGENDRA
angsakeling
Novel
Six Sense Diary
Kandarpa Cahya Putra
Novel
Dark Terror
Frisca Amelia
Webtoon
Terjebak di Alam Lain
Maria Nur Karimah
Novel
Bukan manusia
Ranika
Webtoon
NIGHTMARE BOOK
Felycia Iswanti Sutrisna
Novel
TEMANI AKU
Brigita Yurictia Lela
Webtoon
Buku Misteri
Felycia Iswanti Sutrisna
Novel
Kuntilanak Kebun Sawit
Aza Muliana
Rekomendasi
Flash Fiction
Ruang Kedua
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Lail
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Instruksi Hati
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Ten Crazy People
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Bertemu, Bersama lalu Berpisah
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
TAKJIL
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Raja Angga Karna
Hesti Ary Windiastuti
Skrip Film
RESIGN (Script)
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Keluarga
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Reuni
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Mahika Lani
Hesti Ary Windiastuti
Flash Fiction
Jam 12 Malam
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Jae&Lani
Hesti Ary Windiastuti
Cerpen
RIN
Hesti Ary Windiastuti
Novel
Kamu Adalah Alasan Kenapa Aku Masih Di Sini
Hesti Ary Windiastuti