Flash
Disukai
0
Dilihat
6,373
Lebih Jenjang
Drama

       

Hingga satu jam menjelang tengah malam, dia masih saja melarutkan diri dalam mesra, berdua bareng kekasihnya di kamar apartemen. Tak heran karena dia memang mencintai kekasihnya.

            Ketika kemudian terdengar deru suara pesawat terbang melintas di udara, seketika dia teringat pertemuan awal dengan kekasihnya. Kala itu dia baru saja duduk di kursi pesawat yang hendak membawanya tinggal landas. Begitu terkejutnya dia, mendapati istrinya tahu-tahu muncul dan duduk di sampingnya.  

            “Ma-Ma-Ma-Mamah .., kenapa bisa ada di sini?” Sampai terbata-bata dia sewaktu bertanya. Mana mungkin istrinya yang tengah berada di rumah hadir begitu saja di pesawat.   

            Perempuan yang duduk di sampingnya justru balik bertanya, mengapa dia bertanya seperti itu? Dia sadar akhirnya, perempuan bermuka tirus itu bukanlah istrinya kendati mirip.

            Terlalu mirip malahan. Wajar dia menganggap perempuan itu kloningan istrinya. Bibir tebal, rambut hitam lurus sebahu, mata sayu, kulit cokelat bercahaya, dan tubuh tipis istrinya tersemat semua pada diri perempuan di sebelahnya. Hanya kata lebih yang membedakan mereka berdua. Istrinya lebih berumur, lebih dingin, lebih matang, dan lebih jenjang tungkai kakinya.

            Saat itu juga dia jatuh hati. Dia beruntung, tak disangka-sangka perempuan pemikat hatinya membalas uluran cintanya. Padahal dia adalah lelaki beristri, sementara perempuan itu hanyalah janda tanpa anak.

            Dia benar-benar menikmati kemesraan bareng kekasih gelapnya di malam ini. Sampai kemudian istrinya berkata, “Mas, aku selamanya tak mau begini. Aku ingin hubungan kita ditingkatkan lebih. Mas harus tegas memilih, aku, atau istrimu!”

            Serta-merta dia terdiam. Tak disangka-sangka kekasihnya meminta kejelasan status hubungan dengannya. Sempat ragu untuk menjawab, namun sejurus kemudian dia akhirnya tegas berkata, “Aku janji akan ceraikan istriku.”

            

***

            Beberapa reserse polisi mencari dia di kantor. Dia begitu terkejut saat mereka tiba-tiba memborgolnya. Di bawah tatapan mata rekan-rekan kerja yang sama-sama terkejut, dia lalu diseret secara paksa ke mobil polisi yang terparkir di luar.

            Kabar mengejutkan langsung didapatkannya begitu tiba di kantor polisi. Kabar yang amat memukul jiwanya. Sang kekasih dini hari tadi ditemukan tewas di satu kamar apartemen. Dia tentu tak percaya begitu saja. Semalam dia masih menghabiskan waktu dengan bermesraan bareng kekasihnya di sana. Tahu-tahu siang ini kekasihnya dikabarkan mati dibunuh. Seutas kabel didapatkan menjerat leher kekasihnya.

             “Mengaku saja, saudara memang pembunuhnya! Banyak saksi mata melihat saudara berjalan bersama korban sebelum tewas!”

             Dia boleh menyangkal keras tudingan polisi. Akan tetapi, bukti-bukti memang mengarah padanya. Terlalu banyak sidik jarinya menempel di TKP. Paling parah noda-noda bekas cairan organ tubuhnya didapatkan mengering di kain sprei. Semalam dia memang bercinta bareng kekasihnya.

            Untuk pertama kalinya dia melewati malam di kamar tahanan. Berbaur dengan para kriminal lainnya dia tampak jadi tontonan mereka. Tak ada yang bisa dia lakukan di sana selain berlinang air mata. Perasaan campur aduk bergemuruh di hatinya. Dia tetap menangis sampai pagi datang bersua.

            “Saudara Darmin, sekarang juga Anda bisa pulang ke rumah!” ujar seorang polisi sambil membukakan kunci pintu tahanan.

            Dia tak mengerti mengapa harus dibebaskan begitu saja. Dibawanya dia menuju ke sebuah ruangan. Agak sedikit tertegun dia. Di sana telah menunggu istrinya bersama seorang pria berpenampilan perlente. Dia mengenal pria itu sebagai seorang pengacara.

            “Papah baik-baik saja, bukan?” Dengan dingin istrinya menanyakan kondisinya.

            Dia hanya mengangguk saja, tak berani beradu pandang dengan istrinya. Meski sama-sama sayu macam kekasihnya, namun sorot mata istrinya jauh lebih tajam dirasakannya. Serasa cibiran akan romansa picisan yang tengah dijalaninya.

            Pengacaranya menjelaskan, ada alibi berupa saksi dan bukti yang membuatnya terbebas dari tuduhan pembunuhan. Polisi pun tak menemukan sidik jarinya di kabel yang menjerat kekasihnya. Dia bisa segera pulang ke rumah. Statusnya kini hanya wajib lapor saja.

            Meski telah bebas dari segala tuduhan pembunuhan, dia masih penasaran akan alibi pembebasannya. Pengacaranya lalu berbisik ke telinganya, malam nanti alibi itu akan dikirim via surel. Pengacaranya tak bersedia menjelaskan secara verbal karena dilarang istrinya.

            Tengah malam saat istrinya terlelap tidur, dia beranjak bangun dan membuka surel masuk. Dalam surel yang dikirim pengacaranya disebutkan adanya tiga orang saksi, yang melihat kekasihnya tengah berjalan di koridor apartemen pada tengah malam. Membuktikan bila kekasihnya masih hidup saat dia keluar dari kamar apartemen. Malam itu dia sebenarnya telah kembali berada di rumah, setengah jam sebelum tengah malam.

            Melegakan, namun dia masih belum merasa puas. Dia berharap, file video yang dilampirkan dalam surel akan dapat menjawab rasa penasarannya. Dalam video berupa rekaman kamera CCTV, sang kekasih memang terlihat sempat keluar dari kamar apartemen di waktu tengah malam.

            Mendapati sang kekasih yang telah tiada muncul kembali di video ini, dia harus mengulang pedih. Kendati demikian pandangan matanya enggan berkurang dari jeli. Rok mini yang dikenakan kekasihnya di rekaman video ternyata menarik perhatiannya. Fokus matanya lalu tertuju pada sepasang kaki di bawah rok mini kekasihnya.

             Dia terkesiap. Tungkai kaki kekasihnya kiranya lebih jenjang dari yang biasa dia lihat.***                   

 

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)