Flash
Disukai
2
Dilihat
7,754
Dialog Kematian
Drama

Disclaimer: anxious, angry, sad, useless.

Harap bijak dalam memahami dan mengambil kesimpulan dari tulisan ini.

***

Tidak berguna.

Menyusahkan.

Dasar lemah.

Merepotkan.

Bodoh.

Duniaku abu-abu, tidak berwarna dan berirama. Semua yang kutuju bahkan buntu, tidak ada tempat untuk berteduh sebab semua kursi sudah diisi orang lain yang kelelahan juga. Apakah aku benar-benar boleh berada di dunia ini?

Puluhan kali dalam sehari, pisau itu kutusukkan dalam perutku berharap aku cepat menghilang. Puluhan kali pula kuhantamkan kepalaku ke tembok. Ratusan kali kumemaki diri sendiri yang selalu bertindak bodoh. Namun itu hanya dalam pikiranku, entahlah ... itu akan jadi nyata atau tidak, akupun masih tidak tahu.

Ada yang bilang, "sebenarnya kamu tidak ingin mati, kamu hanya ingin masalahnya yang selesai. Masih banyak hal yang ingin kamu lakukan, kan?"

Jawabanku, "tidak. Tidak ada yang ingin kulakukan lagi. Akulah masalahnya, bukankah karena itu akulah yang harus menghilang?"

"Sudah berapa lama?"

"Sudah lama, mungkin awalnya bermula dari akhir tahun 2018. Kemudian banyak harapan dan ekspektasi hingga di akhir tahun 2021 aku berhasil memegang ekor harapan itu. Di tahun akhir 2023 aku kehilangan kendali, lalu meledak dan aku mati di tahun 2024. Sebenarnya jiwaku sudah mati dalam harapan dan ekspektasi orang lain, yang kalian temui sekarang hanyalah robot pekerja."

"Kalau kamu mati, apakah semua selesai?"

"Bukankah sakitnya dunia selesai?"

"Siapa yang bilang?"

"...."

"Tidak akan selesai begitu saja. Semua belum selesai hanya dengan kematianmu."

"Maksudmu dalam kematiankupun aku masih membebani orang lain? Lantas bagaimana dan dimana aku harus berada? Mau hidup dan mati aku selalu jadi masalahnya."

"Bukan begitu maksudku ...."

"Lalu apa?!"

"Hiduplah sampai Tuhan menjemputmu ..., itu saja cukup."

"...."

"Kamu punya Tuhan yang Maha Mengetahui segalanya, Maha Raja dari segala Raja, kenapa harus takut?"

"Ini berat."

"Tuhan tidak akan membebani hamba melebihi kapasitasnya. Kamu hanya perlu percaya pada-Nya."

"Aku sudah tidak kuat."

"Dia menyebutnya hingga dua kali."

"Menyebut apa?"

"Setelah kesulitan selalu ada kemudahan. Itu disebut dua kali. Tunggulah sebentar lagi."

"Apakah aku pantas menerima kebaikan-Nya? Aku penuh dosa."

"Memohon ampunlah, Dia Maha Pengasih dan Penyayang, mau kemana lagi kalau bukan kepada-Nya kamu kembali. Dia Melihat dan Mengetahui segalanya, kembalilah kepada-Nya. Tumpahkan semuanya, adukan semuanya, lepaskan semuanya, dan bersujudlah hanya kepada-Nya."

"Aku tidak pantas-"

"Siapa kamu berani menilai, Dialah hakim paling adil di semesta. Yang perlu kamu lakukan hanya kembali kepada-Nya. Dia selalu menerima orang yang mau berubah menjadi lebih baik."

"...."

"Bahkan kerikil di jalan saja Dia ciptakan berguna di jalanan, apalagi kamu?"

"...."

"Beginilah hidup. Kita hanya manusia, berbuat salah dan lupa memang kodrat kita. Tapi bukan berarti kamu bisa menilai diri sendiri, itu kuasa Tuhan, yang perlu kita lakukan adalah menjadi hambanya yang lebih baik."

"...."

"Semua manusia pasti berbuat salah, tinggal bagaimana mereka menghadapi kesalahan itu. Mau berubah atau menyerah?"

"...."

"Bagaimana?"

"Apa aku masih punya kesempatan?"

"Tentu. Sekarang ..., turunlah dan lepaskan pisau di tanganmu itu."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)