Flash
Disukai
3
Dilihat
6,247
Abe's Journey
Religi

Percaya atau tidak, Tuhan selalu bisa menyentuh hati hambanya melalui seseorang yang tidak terduga.

Pagi yang panas ini, Abe tiba di kantor sepuluh menit lebih cepat dari seharusnya. Seperti biasa, dia langsung menyalakan AC, CPU & printer, membuka tirai jendela, dan menyeduh kopi instan di mug kesayangannya. Semua berjalan seperti biasa, tidak ada yang istimewa.

Suara langkah kaki yang menggebu sampai menggema di ruangan Abe yang ppadahal berada di lantai 3. Tidak lama kemudian muncul wajah familier yang selalu datang terlambat. Michelle menyapa dengan wajah cerianya, matanya melengkung sampai tidak terlihat warna iris matanya.

"Tau gak gue tadi hampir telat gegara nunggu Kevin gak dateng-dateng jemput gue," cerita Michelle antusias.

"Lu udah telat, btw."

"Yee... tiga menit doang ini."

Abe tersenyum menimpali, "Tiga menit juga telat bos."

Michelle cuma berdecak dan langsung duduk di tempatnya.

"Mau kopi gak?" tawar Abe, "tapi bikin sendiri."

"Dibilang gue lagi diet gula," jawab Michelle sedikit kesal karena Abe selalu menawari kopi hampir setiap tiga kali sehari, "but, thanks."

"Ya ya ya."

Abe mulai membuka folder kerjanya, dia menyelesaikan satu per satu list deadline yang sudah dia susun kemarin. Kopi panasnya sudah tandas, habis tak tersisa, tapi kantuknya tidak juga menghilang. Akhirnya Abe putuskan untuk cuci muka.

Michelle menatap Abe yang baru kembali dari kamar mandi dengan tatapan penuh tanya.

"Kenapa lu? Kalau mau tanya, mending jangan, biasanya lu abis baca sesuatu dari tik-tik kan. Humor lu sama gue beda soalnya."

"Dih, sok tau."

"Gue agak ngeri kalo lo masang wajah begitu. Biasanya pertanyaan lu bakal aneh."

Michelle menggeser kursinya mendekat, "ini gak aneh, bang. Beneran gue penasaran."

"Apa? Penasaran apa?"

"Lu kan salat bang. Kenapa kalo di islam pas salat itu akhirnya nengok ke kanan terus nengok ke kiri?"

Deg.

"Hah?"

"Iya, kan di islam itu pas salat terakhirnya salam ya namanya, itu kenapa nengok ke kanan kiri?"

Boom.

Abe terkejut bukan main, ini seharusnya pertanyaan sederhana. Tapi dia baru saja menyadari sekarang, selama ini dia melakukan salat lima waktu tanpa memaknai arti setiap gerakan yang dia lakukan. Dan melihat itu sekarang, Abe benar-benar malu pada dirinya sendiri.

Dia melupakan inti dari salat yang merupakan hal paling krusial.

Dia lupa memaknainya.

Dia benar-benar malu pada Tuhan.

"Waduh... kayaknya itu. Uhm... salam itu kan artinya mendoakan keselamatan, mungkin kek mendoakan kepada malaikat yang ada di kanan kiri kita. Haha... keknya gitu." jawab Abe sambil menggaruk kepalanya.

"Oh gitu. Soalnya ini ada orang salat katanya kek ngeliat putih-putih pas salam ke terakhir. Jadi salam itu harus ya?"

"Iya, wajib itu."

Abe jadi tidak fokus, dia bahkan tidak sadar kalau Michelle masih mengoceh menceritakan cerita horor yang dia lihat dari tik-tik.

Abe seperti baru saja disentil.

How dare him.

Beraninya dia salat cuma asal gerak dan membaca bacaannya asal, bukan dengan tartil dan pemahaman.

Abe langsung membuka mesin pencari serbaguna di monitor PC-nya. Tangannya dengan gesit mengetik beberapa kata di kotak pencarian. 'Makna salam dalam salat'. Setelah itu dia pun mengirimkan pesan ke kakeknya untuk bertanya.

Hingga Abe mendapat kesimpulan dari pertanyaan yang Michelle sebutkan tadi.

Salam itu menandai berakhirnya shalat.

Salam pertama itu wajib dilakukan, dan salam kedua itu sunnah.

Salam itu ditujukan kepada seluruh makhluk Allah yang tunduk kepada Allah, baik dari kalangan malaikat, jin, maupun manusia yang posisinya berada di sebelah kanan dan sebelah kiri.

Bagi imam, salam pertama ditujukan kepada seluruh makhluk Allah yang tunduk kepada Allah, baik dari kalangan malaikat, jin, maupun makmum yang posisinya berada di sebelah kanan. Kemudian salam kedua ditujukan kepada seluruh makhluk Allah yang tunduk kepada Allah, baik dari kalangan malaikat, jin, maupun makmum yang posisinya berada di sebelah kiri.

Hari ini Abe belajar bahwa salat bukan hanya sekadar gerak-gerak. Ada makna di setiap gerakannya. Dia masih harus belajar lagi.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)