Flash
Disukai
5
Dilihat
1,476
Balikan, Yuk!
Komedi

“Permisi, Kak!” Pria asing mendekat ketika aku dan Kirani baru saja memasuki mall.

“Ya,” jawabku singkat.

“Bentar-bentar, Abang ini mau apa, yah?” sahut Kirani sembari menghalangiku. 

“Ati-ati, Sis! Palingan modus.” Kirani berbisik. Pria itu melirik Kirani sambil senyum.

Konsentrasiku bercabang dua. Antara mendengarkan pria itu dan mendengarkan bisikan Kirani. Beberapa penjelasan darinya terlewat ketika telingaku fokus pada ucapan temanku.

“Ayo, ke sini!” ajak pria itu.

“Sis! Awas, Sis …! Hipnotis! Gendam!” Kirani makin berisik saja. Dia menahanku saat akan mengikuti pria itu ke suatu tempat.

“Hiih, diem napa?” sahutku kesal. 

“Tapi Sis ... tadi dia bilang voucher! Entar kalau kita malah ditipu, gimana?”

Aku melirik Kirani, tetapi langkahku mantap mengikuti pria itu. Kirani akhirnya mengekor di belakang. 

Sesampai di lokasi, Pria tadi naik ke panggung setelah penyanyi sebelumnya turun. Pria itu memperkenalkan aku sebagai pengunjung yang akan menyumbangkan lagu di acara amal untuk negeri. Hm, aku lega, bukan penipuan. 

“Tuh, kan, cuma nyanyi. Kamu diem di sini, deh. Jan ribut. Daripada kita nyumbang duit, ga jadi belanja, ga jadi jajan entar,” ucapku tegas pada Kirani disusul wajahnya yang cengar-cengir.

“Eh, Sis! Aku ikut! Please ….” 

“Hiiih, tadi awas-awas. Sekarang pengen ikut. Jangan atuh, bisa rusak suaraku tercemar sama suara cemprengmu.” Kirani cemberut.

Begitu menerima mikrofon, pemain keyboard menanyakan kunci nada padaku. Suaranya familiar. Aku memandangnya. Ah, dia teman band semasa SMA. Mata kami beradu pandang. Benak pun penuh tanya. Senyum manis saling terulas di wajah kami. Lagu “Wangi Rinduku” kupilih. Dimas adalah lelaki yang memporak-porandakan hati lima tahun silam. 

Apakah dia masih sendiri? Rasanya aku ingin bertanya saat itu juga. Selama menyanyi, aku tak lepas dari menatapnya. Masa bodoh dengan teriakan penonton yang gaduh karena mereka aku belakangi. 

“Siska, aku rindu!” ungkap Dimas setelah aku bernyanyi.

“Balikan, yuk!” pintaku malu-malu.

Seketika kami berpelukan di atas panggung. Cinta lama kami bersemi kembali. 

Jakarta, 30 Mei 2025

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)