Flash
Disukai
0
Dilihat
1,191
Toby Snick ( ghost hunter )
Aksi

Toby Snick berdiri di ambang ruang bawah tanah tua yang kini disegel kayu lapuk. Ia menyalakan lampu kepala di topinya dan merapatkan genggaman pada proton-vac miliknya—alat penangkap hantu rakitan tangan sang ayah, yang kini menghilang tanpa jejak.

Kota Moonhollow selalu tampak damai di permukaan, tapi sejak Toby kecil, ia tahu ada sesuatu yang berbeda. Suara langkah tanpa wujud di lorong sekolah, pintu kamar yang terbuka sendiri, dan bisikan di malam harisemua ditulisnya dalam jurnal bertema "aktivitas gaib".

Kini, di usia 10 tahun, Toby mengambil alih misi ayahnya: berburu hantu, menyelidiki misteri, dan mencari tahu ke mana sang ayah pergi saat “mengejar roh terbesar yang pernah ada”.

Malam itu, Toby turun ke ruang bawah tanah perpustakaan kota. Diiringi gemetar suara lantai kayu, ia mengamati lingkaran garam yang membingkai lantai semen, simbol perlindungan klasik dari roh jahat.

"Menurut catatan Ayah... ini tempat terakhir roh bernama Elgar terlihat," bisik Toby sambil mengaktifkan pemindai spektral.

Sebuah suara lirih terdengar dari sudut ruangan—suara tangisan. Bukan dari manusia, tapi lebih seperti suara... kabut.

“Siapa di sana?” seru Toby, menggenggam erat senjatanya.

Dari bayangan muncullah sosok ungu transparan—hantu kecil, tidak lebih tinggi dari lutut Toby, dengan mata besar bulat dan senyum takut-takut.

“Halo...” bisiknya, “Namaku... Blob.”

Toby menurunkan senjatanya sedikit. “Kau bukan Elgar, kan?”

Blob menggeleng cepat. “Elgar… dia raja dari yang terperangkap. Dan dia… marah.”

Mereka pun duduk, Toby dengan vakum-nya dan Blob dengan ekornya yang melayang. Hantu kecil itu menjelaskan bahwa dunia roh kini sedang terguncang. Elgar ingin membebaskan para hantu dari “Batas Gaib”, dan hanya satu orang yang berani menghalanginya: ayah Toby.

“Tapi... dia tertangkap,” kata Blob. “Dikurung di Antara Dunia.”

Toby merogoh ke dalam ranselnya dan mengeluarkan perangkat tua berbentuk kompas dengan jarum yang berputar tak tentu. “Ayah bilang, kompas ini hanya akan menunjuk ke ‘yang belum selesai’. Mungkin… bisa menuntun ke tempat Elgar berada?”

Blob mengangguk. “Tapi kau tak bisa pergi sendiri.”

Petualangan pun dimulai. Toby dan Blob menyusuri lorong-lorong gaib kota dari pabrik terbengkalai yang penuh bisikan, hingga taman bermain di mana ayunan berayun sendiri. Mereka menghadapi berbagai jenis hantu: ada yang lucu, ada yang bingung, dan ada yang ganas. Toby menyerap energi jahat mereka dengan proton-vac, dan menyimpan setiap jejak ke dalam kartu “Roh Teridentifikasi”.

Namun semuanya berubah saat malam ke-7.

Di reruntuhan Menara Jam Moonhollow, Toby dan Blob menemukan portal kabut hitam. Di baliknya, suara berat terdengar.

“Anak dari Snick… akhirnya datang.”

Elgar muncul. Sosok tinggi, berjubah sobek, dengan wajah berupa topeng retak dan mata merah menyala. Di tangannya: kompas Ayah.

“Kau mencariku… tapi kau terlalu lemah.”

Toby melangkah maju. “Ayahku tidak hilang. Kau sembunyikan dia. Aku akan mengambilnya kembali.”

Elgar tertawa, mengirim gelombang energi yang membuat lantai bergemuruh. Blob melompat di depan Toby, menyerap hantaman.

“Aku… percaya padamu…” ucapnya, sebelum tubuhnya buyar menjadi partikel cahaya.

Toby menggenggam vakum-nya erat, air mata mengalir. “Aku tidak takut padamu.”

Ia menyalakan Mode Overdrive, fitur tersembunyi dari proton-vac buatan Ayah. Cahaya terang meledak, menciptakan lubang dalam dimensi. Dalam pusaran cahaya itu, Toby melihat siluet—ayahnya, terkurung dalam segel roh.

Dengan satu teriakan, Toby menyedot energi Elgar, memaksa raja roh itu ke dalam wadah energi. Jeritan Elgar menggetarkan udara sebelum akhirnya… hening.

Toby terbangun di halaman perpustakaan, dengan kompas ayah di tangan. Jarumnya kini diam—menunjuk ke satu arah: ke rumah.

Di sana, di beranda, berdiri seorang pria dengan pakaian lusuh, mata penuh air, dan senyum bangga.

“Ayah?” bisik Toby.

Mereka berpelukan dalam diam.

Dunia roh kembali tenang. Dan meski Blob tak pernah kembali, malam-malam Toby selalu ditemani suara kecil tertawa di udara.

Toby Snick kini bukan hanya pemburu hantu. Ia penjaga keseimbangan dua dunia—dengan hati yang besar, dan keberanian yang tak kalah besar.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)