Flash
Disukai
3
Dilihat
5,248
Pine princces
Drama

Langit malam tampak kelam saat Recopethamous membuka gerbang antara dimensi. Tubuh tingginya menjulang, matanya merah darah berkilat, rambutnya gelap berombak seperti bayangan malam. Dia adalah anak satu-satunya dari Partoliazemareaus, raja iblis paling ditakuti di tujuh neraka.

"Dunia ini akan berlutut," gumamnya dingin, menatap kota manusia dari tebing hitam di utara.

Partoliazemareaus, ayahnya, telah lama menyimpan dendam. Dendam yang berakar dari tragedi cinta dengan manusia bernama Elisa. Elisa, wanita bumi yang penuh kasih, pernah mencintai sang raja iblis saat ia masih terbuang dan penuh luka. Namun, cinta itu berakhir tragis. Manusia membunuh Elisa, membakarnya hidup-hidup karena menyangka ia penyihir yang mengandung benih iblis.

Dari abu Elisa, lahirlah Recopethamous.

Bagi sang anak, kisah itu bukan sekadar legenda. Ia mendengar sendiri jeritan ibunya, yang terekam dalam nyala api neraka. Ia menyaksikan kesedihan ayahnya menjadi kutukan bagi dunia.

"Aku akan membuat mereka saling menghancurkan," bisiknya. "Mereka akan saling membunuh seperti binatang, dan dari bangkai mereka, pasukan kebangkitan akan terlahir."

Recopethamous menyusup ke antara manusia, mengenakan jubah gelap dan menyamar sebagai seorang musafir. Ia menebar bisikan ke dalam pikiran raja-raja dunia, membisikkan keraguan, kebencian, dan rasa takut. Dalam waktu singkat, dua kerajaan besar yang sebelumnya berdamai mulai saling menuduh dan mempersiapkan perang.

Di sebuah kota kecil bernama Albeth, seorang gadis yatim bernama Ilara mengalami mimpi aneh. Dalam mimpinya, ia melihat seorang wanita berambut perak menangis dalam api, dan seorang pemuda bermahkota iblis menatapnya dari balik kegelapan.

Ilara bukan gadis biasa. Ia adalah keturunan dari penyihir terakhir Alextus yang berhasil menyegel kekuatan Partoliazemareaus seribu lima ratus tahun lalu. Namun, ia tidak mengetahuinya belum.

Suatu malam, saat kabut menggulung kota, Ilara melihat sosok asing di pasar Recopethamous. Mereka bertemu pandang. Ilara tidak tahu siapa dia, namun jantungnya bergetar.

"Namamu siapa?" tanya Ilara saat mereka berbincang di bawah pohon cedar tua.

"Rech," jawabnya singkat. "Hanya seorang pengembara."

Namun dalam hatinya, Recopethamous merasakan sesuatu yang mengusik. Ilara... mengingatkannya pada ibunya.

Hari demi hari mereka berbincang. Sementara di belahan dunia lain, perang mulai pecah. Kerajaan membakar desa, rakyat saling curiga, dan darah membasahi ladang gandum.

Partoliazemareaus tertawa puas dari istananya di neraka. "Putraku menjalankan tugasnya dengan baik."

Tapi sesuatu berubah.

Recopethamous mulai mempertanyakan segalanya. Ilara menunjukkan kebaikan, bahkan ketika dia tahu dunia di ambang kehancuran. Ia berbagi makanan, menolong orang tua, dan membaca buku-buku tua tentang sejarah Alextus.

"Kenapa kau tetap tersenyum, Ilara?" tanya Recopethamous suatu hari.

"Karena jika aku tidak tersenyum, maka siapa lagi yang akan membawa harapan?" jawabnya lembut.

Kata-kata itu menancap dalam hati iblis muda itu. Untuk pertama kalinya, ia merasa ragu.

Di malam berikutnya, Ilara menemukan kebenaran. Dalam naskah kuno perpustakaan kota, ia membaca nama Recopethamous. Ia adalah putra iblis yang ditakdirkan membangkitkan perang besar.

Jantungnya berdegup kencang.

"Tidak mungkin… dia yang bersamaku setiap hari... bukan monster..."

Ilara lari mencarinya, tapi Recopethamous sudah di ujung jurang, membuka gerbang besar ke neraka untuk melepaskan roh-roh manusia mati.

"Aku harus menyelesaikan tugasku...," katanya pelan saat Ilara datang.

"Tidak!" Ilara memeluknya dari belakang. "Kau bukan ayahmu! Kau bukan monster!"

Recopethamous terdiam. Matanya menatap tangan yang hendak membelah dimensi. Ia melihat bayangan ibunya—Elisa—di mata Ilara.

Suara sang ayah menggema di langit:

"Recopethamous! Buka gerbang itu! Kita akan bangkit!"

Tapi tangan itu tak kunjung bergerak.

Ilara berdiri di sampingnya. "Kau bisa memilih jalanmu sendiri. Kau bukan ciptaan kebencian. Kau adalah anak cinta."

Kata-kata itu memecahkan bisikan kegelapan di kepala Recopethamous. Ia menjatuhkan pedang api yang selama ini menjadi simbol perangnya. Gerbang neraka retak dan runtuh. Jiwa-jiwa yang hendak keluar tertelan kembali.

Di kejauhan, Partoliazemareaus mengaum murka, kekuatannya runtuh, kerajaan iblisnya mulai retak karena pengkhianatan anaknya sendiri.

Ilara jatuh pingsan karena kehabisan tenaga setelah menggunakan sihir penyegel darah kuno miliknya. Recopethamous menggendongnya, meninggalkan medan pertempuran, menatap langit untuk pertama kalinya tanpa kebencian.

"Aku bukan penerus kehancuran," bisiknya. "Aku penerus harapan."

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)