Flash
Disukai
4
Dilihat
16,094
Makan Di sini Apa Dibungkus?
Drama

"Mau dimakan di sini apa dibungkus?"

Tentu saja aku bilang dibungkus. Tak mungkin aku memakan dua porsi nasi goreng itu di sini, di depan khalayak yang suka menghakimi. Mereka hanya akan mengecapku sebagai rakus tanpa mengetahui alasannya.

Dulu, aku jarang makan lantaran miskin yang mendalam. Maka, setelah aku bekerja di perusahaan bonafide dan punya banyak uang, aku membalas dendam. Aku bersumpah untuk memberikan tubuhku makanan enak setiap hari. Meskipun laporan kesehatanku menunjukkan bahwa kolestrol dan gula darah berunjuk rasa memintaku untuk berhenti dan mengancam akan mengkudeta mengambil alih tubuhku, aku tidak akan melanggar sumpahku itu.

Di kantor, para kolegaku hanya menyapa seadanya, tak ada yang mau mengobrol denganku. Maka ketika kantor mengadakan acara bonding ke alam bebas, Aku berusaha untuk berteman. Namun, mencari teman ternyata tidak semudah mencari makan. Mereka bilang selera humorku tidak sama dengan mereka. Maka sepanjang perjalanan menuju tempat camping, mereka menjauh. Aku pun semakin tertinggal di belakang. Meskipun sudah tidak kuat, aku tidak berani untuk berteriak meminta istirahat. Akhirnya tanpa kusadari aku kehilangan jejak mereka.

Aku tersesat di hutan. Di tengah kesendirian itu, aku teringat kembali pada diriku yang dulu. Tak punya banyak makanan, tapi punya banyak teman. Selama ini kupikir mereka menjauh karena iri pada kesuksesanku, tapi sekarang aku sadar bahwa kerakusanku yang membuat mereka tak ingin lagi duduk makan bersama denganku. Ternyata benar yang orang-orang katakan, balas dendam itu hanya membuat sesuatu menjadi lebih buruk. Termasuk balas dendam pada makanan.

Aku ingin cepat-cepat pulang dan mengajak teman-temanku untuk makan bersama lagi. Aku akan mentraktir mereka sebagaimana mereka mentraktirku dulu. Aku tak ingin lagi makan dibungkus, aku ingin makan di tempat. Aku membayangkan suara kami tertawa bersama. Namun, suara yang bisa kudengar saat ini hanyalah suara berisik dari semak-semak di hadapanku. Suara pengantar keluarnya seekor harimau liar yang kelaparan. Aku sontak berlari secepat yang aku mampu, tetapi gumpalan lemak di tubuhku menjegal tenagaku. Tak sampai 500 meter, aku sudah kehabisan tenaga dan jatuh terbaring lemas. Harimau itu semakin dekat menghampiri, menatapku tajam seolah bertanya,

"Mau dimakan di sini apa dibungkus?"

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)