Flash
Disukai
9
Dilihat
19,494
Lebaran
Drama

Perempuan paruh baya itu sibuk menata rumahnya yang sederhana di pinggir kampung. Di meja ruang tamu sudah tersusun rapi stoples berisi kue kering buatannya sendiri. Sementara itu di dapur sudah tersedia sekuali opor ayam, sambal goreng ati dan rentengan ketupat yang digantungkan pada tepi rak piring. Perempuan paruh baya itu tersenyum puas. Rumah sudah kemas dan bersih. Besok Idul Fitri.

Dari kejauhan, sayup-sayup terdengar suara takbiran bergema dari surau kampung. Perempuan paruh baya itu duduk di ruang tamu, pintu sengaja dibukanya lebar-lebar. Tak henti-henti mata tuanya memandang ke halaman. Berharap besok, ia melihat anak dan cucu-cucunya datang, bergegas di halaman kemudian berhamburan ke pangkuannya, memohon maaf atas segala khilaf dan salah. Di dalam hatinya perempuan paruh baya itu bergumam, sudah kumaafkan, sebelum kalian memintanya. Ia tersenyum, wajah yang mulai senja itu memercik pesona, teduh sekali.

Malam perlahan merangkak naik, perempuan paruh baya itu menutupkan pintu dan jendela, mematikan lampu kemudian beranjak ke kamar. Ia rebahkan tubuhnya yang mulai renta. Besok Idul Fitri, ia sangat tahu, tak akan pernah ada anak dan cucunya yang datang. Karena memang, di sepanjang usianya, ia tak pernah menikah dan tak punya anak. Besok yang datang hanya para tetangga bersama anak-anaknya. Merekalah yang jadi pengganti kerinduan perempuan paruh baya itu, pada apa yang tak pernah ia punyai.

Besok Idul Fitri, perempuan paruh baya itu mencoba untuk bahagia, setidaknya besok ada yang datang ke rumahnya, menyalami dan memeluknya hangat.

  "Mohon maaf lahir batin, Oma Tiara ..."

  "Sudah Oma maafkan, sebelum kalian memintanya," ujar perempuan paruh baya itu bahagia.

 Tak ada alasan baginya untuk bersedih, karena Tuhan akan selalu memberikan pengganti pada apa yang tak pernah kita punyai. ©

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (6)