Cerpen
Disukai
2
Dilihat
4,978
Grooming
Slice of Life

Sebut saja namanya Dinda. Dinda adalah seorang anak perempuan yang baru beranjak remaja. Tahun ini ia lulus SD dan berencana melanjutkan Sekolah di SMP swasta terdekat. Namun mulai memasuki kelas 1 SMP, Dinda mulai tertarik kepada lawan jenis. Sehingga karena kurangnya perhatian dan kasih sayang dari orang tua di rumah, Dinda mulai mencari sosok orang lain yang bisa memberikan kasih sayang kepadanya.

Suatu ketika, Dinda dan ibunya pergi ke pasar untuk membeli perlengkapan sekolahnya. Di tengah-tengah perjalanan mau ke pasar, Dinda berpapasan dengan beberapa pemuda yang umurnya jauh diatasnya yang mencoba memanggil Dinda dengan "Suit..Suit" namun Dinda dan Ibunya mencuekin mereka.

Saat singgah di toko sepatu, Dinda dan Ibunya Melihat-lihat sepatu yang pas untuk Dinda. Tiba-tiba abang-abang penjual Sepatunya seperti tertarik melihat Dinda.

Dinda sudah mulai merasa tidak nyaman dengan tatapan dari penjual sepatu itu.

Lalu penjual sepatu bertanya pada Ibunya Dinda. " Sudah Gede Anaknya ya Bu, kapan nih bisa dinikahin?"

Lalu ibunya Dinda menjawab ketus. "Masih Kecil, Ngapain dinikahin biar lah dia menuntut ilmu yang tinggi dulu"

Lalu ibunya Dinda langsung membayar sepatu. Dan mengajak Dinda keluar dari toko itu.

Kemudian, Di lain hari Ibunya Dinda mengajak Dinda Untuk menemaninya ke Toko Make Up.

Sesampainya di toko make up, awalnya Dinda hanya berdiri di parkiran. Lalu, karena dirasa sudah cukup lama ia menunggu ibunya memilih Make Up. Lalu Dinda masuk ke toko itu. Tiba-tiba penjual make up pun menatap Dinda seperti orang yang penuh nafsu. Ibunya Dinda terus bertanya tentang beberapa make up yang ada disitu. Lalu penjual Make up bertanya pada Ibunya Dinda, "wuah itu anaknya ya Bu, kira-kira kapan nih ibu bisa jadi mertua saya?".

Lalu ibunya Dinda menjawab "masih perlu banyak nuntut ilmu dia". Lalu Dinda dan Ibunya Pergi dari toko itu.

Tiba saatnya Dinda masuk sekolah baru.

Namun Dinda tidak tahu jika teman-teman baru di kelasnya sudah banyak yang punya pacar. ditambah lagi, teman-teman sekelas Dinda suka bercerita tentang cowok-cowok mereka yang baik, perhatian, dan romantis.

Dinda semakin penasaran dan ingin merasakan punya pacar juga. karena Dinda pikir di rumah juga dia kurang diperhatiin sama orang tuanya, saat Dinda mengadu selalu saja dibentak, dicaci maki, dan dipukuli. Entah Itu pure karena kesalahan Dinda maupun sebaliknya.

Selang beberapa bulan masuk SMP, tiba-tiba ada beberapa pemuda setempat yang suka manggil-manggil (Cat Calling) Dinda saat melewati tempat tongkrongan mereka.

Namun, Dinda mulai menganggap itu bukan hal aneh lagi. Karena Dinda kerap kali mengalami Cat Calling di tempat-tempat lain. Dinda hanya berjalan tanpa menoleh ke atas para pemuda dewasa itu.

Sesampainya di sekolah sambil menunggu guru masuk, Teman-teman Dinda selalu berkumpul dan membahas tentang pacar mereka masing-masing.

Sehingga membuat Dinda semakin penasaran untuk pacaran. tapi Dinda bingung ingin pacaran sama siapa? Soalnya tidak ada nomor kenalan cowo di Handphone Dinda.

Lalu keesokan harinya salah satu teman Dinda memberitahu Dinda bahwa ada salah satu pemuda dewasa yang sering memanggil Dinda di jalan (Cat Calling) ingin meminta nomor Handphone Dinda pada temannya.

Tanpa berpikir panjang, Dinda langsung kasih nomor handphonenya. Karena bagi Dinda, Gak masalah beda umur 6 tahun asal Dinda bisa mendapatkan perhatian di luar rumah.

Selang beberapa waktu, tiba-tiba ada nomor tak dikenal masuk ke handphone Dinda. lalu mereka berkenalan, Nama pemuda dewasa itu adalah Ricki.

Singkat cerita, Dinda menerima ajakan Ricki untuk berpacaran. Namun Dinda menutup rapat-rapat hubungan "Cinta monyet"nya itu dari kedua orang tuanya. Karena Dinda begitu takut akan dipukuli lagi sama orang tuanya kalau kedapatan berpacaran. Soalnya Ibunya pernah mengancam Jika Dinda kedapatan berpacaran, maka ia akan langsung dinikahkan.

Selang beberapa waktu Dinda dan Ricki chattingan, Ricki mulai mengajak Dinda untuk ketemuan. dan Dinda pun mengiyakan. Mereka ketemuan di belakang sekolah Dinda yang saat itu belum ada CCTV.

Saat ketemuan mereka ngobrol tentang sekolah Dinda. Dalam hati Dinda merasa bahkan orang tuanya saja selama ia masuk sekolah ga pernah nanyak tentang sekolah Dinda.

Lalu, Ricki sambil celingak celinguk. tiba-tiba memegang tangan Dinda dan mulai mendekatkan bibirnya ke bibir Dinda . Tanpa berpikir panjang, Ricki langsung mencium Dinda dan memegang payudara Dinda.

Dinda seperti kaget, dan tidak menyangka akan jadi seperti ini. Apalagi itu tempat sepi. Lalu mereka lanjut untuk mengobrol.

Setelah itu, Dinda mulai bertanya-tanya dalam hati jika berpacaran memang seperti itu ya? Apa teman-temannya juga melakukan hal yang sama saat bersama pacarnya? Tapi kok di FTV ga ada adegan orang berpacaran seperti ini ya?.

Sesampainya di rumah, Ricki masih saja chat Dinda dengan mempengaruhi Dinda secara pelan-pelan tentang pornografi.

Saat di sekolah, Dinda mendengar ada teman yang menemani sepupunya berbuat asusila di rumah kosong.

sampai akhirnya Dinda mulai merasa bahwa itu adalah hal yang wajar dilakukan oleh orang-orang berpacaran pada umumnya.

Dinda mulai nyaman dan semakin malas untuk belajar. Padahal sebelumnya ia selalu juara kelas. Kini ia sibuk membalas chat dari Ricki siang dan malam.

Sepulang dari sekolah, Dinda selalu mengurung diri di kamar. Dinda membaca cerita Wattpad yang berbau pornografi . Di pikirannya hanya ada Ricki dengan fantasi seksualnya.

Hampir setiap hari pembahasan mereka selalu tentang pornografi, karena Dinda adalah orang yang punya rasa ingin tahu yang besar. Dan Ricki adalah orang dewasa yang sedang punya hasrat seksual yang tinggi.

Selang beberapa lama berpacaran, Entah kenapa Dinda Merasa Ricki mulai tidak perhatian padanya karena Ricki jarang chat Dinda duluan dan lama-lama membalas Chat dari Dinda. timbul lah rasa curiga dan cemburu takut kehilangan di benak Dinda. Hingga mereka harus saling bertukar SIM CARD.

Sehingga ada beberapa tetangga Ricki dan sepupunya yang cewe menghubungi Ricki ke nomor itu. Dinda kerap kali membalasnya dengan ketus, karena Dinda masih curiga bahwa cewek-cewek itu suka sama Ricki.

Namun saat Dinda menghubungi Ricki, Ricki masih tetap saja lambat menjawab. Dan jawabannya selalu melarang Dinda untuk membalas chat cewek - cewek itu. Sehingga membuat Dinda merasa hubungan mereka semakin toxic. Ricki hanya membalas cepat apabila ia ingin ketemuan dengan Dinda. Karena setiap ketemuan, Ricki selalu bisa melakukan hal tak senonoh pada Dinda. Meskipun tidak sampai meniduri Dinda.

Lama-lama Dinda mulai semakin capek sendiri dengan hubungan itu. ia pun memutuskan untuk mengakhiri hubungan toxic itu. karena setiap malam ia harus menangis di dalam kamar. Ditambah lagi ia tidak bisa menceritakan semuanya kepada orang tuanya. Ia takut, dan merasa kehilangan arah.

Saat ke pengajian, Dinda mendengar ceramah tentang pandangan agama terhadap pacaran. Disitu ia mulai mendapatkan pencerahan bahwa efek pacaran itu bermacam-macam.

Sejak saat itu, Dinda mulai murung dan suka menyendiri. Karena ia merasa harga dirinya sudah diinjak-injak, dan merasa bahwa ia tak pantas berteman dengan banyak orang baru.

Dinda sholat untuk memohon ampun, dan minta agar hati dan jiwanya ditenangkan.

ditambah lagi Di usia yang masih sangat belia, Dinda tak tahu harus bercerita kepada siapa lagi. Mengadu ke orang tua, ia takut akan dipukuli. Karena Ibunya Tak segan bermain tangan apabila Dinda salah. Sedangkan bapaknya jarang ada di rumah. Mengadu ke teman, ia tak tahu teman mana yang harus ia percaya untuk menyimpan semua rahasianya dengan rapat-rapat.

Butuh waktu beberapa tahun, untuk Akhirnya Dinda bisa bangkit pelan-pelan dan mengembalikan rasa percaya dirinya. Dinda betekad tidak akan mau menjalin hubungan pacaran lagi dengan siapapun, karena ia tidak mau mengulangi kesalahan yang sama.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (1)