Masukan nama pengguna
Atmosfer malam berkabut dan berembun, mengantarkan sepucuk surat dituliskan teruntuk sang Ibunda. Bulir-bulir hujan Yang jatuh menghujam lantai dengan iringan musik jazz seriyosa perlahan mengajak jari jemari ku menari di secarik kertas usang.
Teruntuk Ayah dan Ibunda-ku.
Jikalau tiba masanya haruslah kuputuskan...
Sayuran bergula atau kopi bergaram...
Aku terjebak oleh keinginan kalian namun sukar ku kabulkan...
Dengan malam ku bercerita tentang mimpiku...
Dengan siang kukeraskan asa ku...
Aku bingung "Apakah aku yang terlalu menuntut atau aku yang sedang kehilangan diri?"
Ayah...
Aku tak membencimu, aku hanya takut menjadi sepertimu...
Bulir-bulir pahit kau telan untuk buat kami tersenyum...
Membanting tulang hingga belulang...
Mengusap peluh tanpa mengeluh...
Membentang tangan untuk kami berteduh...
...
Ayah, aku memohon maaf-mu
Disetiap do'aku selalu kuselipkan dirimu.
Agar kelak kau mengampuni dosaku.
Maaf Ayah, aku harus meninggalkanmu lagi...
Bu...
Bu...
Bu...
Ada sebuah cerita yang tak bisa kulupa.
Hari ditengah kabut api, seorang ibu muda berjalan sambil menggendong anaknya, lalu ia melewati sebatang kayu bekas terbakar tanpa terduga kayu itu bergulir dan sang ibu pun tergelincir kedalam abu panas. Dengan sigap ia melindungi anaknya dengan sikunya hingga membuatnya melepuh.
Bu...
Bu...
Bu...
Ada kisah lain, Sang ibu paruh baya yang memiliki salah seorang anak yang keras kepala, mudah marah, sering bercekcok dengan ayahnya, suka menghilang. Kali ini dia akan menghilang lagi membawa wataknya, lalu ia tidak akan tahu kapan waktunya untuk pulang.
Ibunda-ku tersayang...
Akhirnya, aku harus pergi lagi, entah Kali ini untuk apa, hanya saja aku selalu merindukan kalian.
Tetap ceria Bu... Aku
Aku selalu menunggu waktu yang tepat untuk berkumpul kembali.
Ayah dan Ibunda-ku tersayang...
Inilah sapaan terakhirku, "Jika malam telah tiba sisipkan do'amu seusai Maghrib, jika siang telah datang sisipkan do'amu untukku saat matahari setinggi tombak, jika jodoh telah bertemu hantarkan shalawat untuk rasulullah, jika maut telah menjemput ampuni dosaku ayah, ibu, tolonglah ampuni dosaku."