Flash
Disukai
0
Dilihat
6,310
Surat Protes Untuk Tuhan
Religi

Tuhan,

Masihkah engkau Yang Maha Pengasih, masihkah engkau Sang Maha Penyayang? Aku saat ini mulai meragukan itu. Tersungkur berkali kali, masih mempunyai kekuatan untuk mencoba bangkit, namun bukannya Kau ulurkan pertolonganMu, justru Kau jatuhkan aku terjerembab dalam kegagalan yang bertubi tubi. Entah berapa orang yang mengaku wakilmu didunia kudatangi untuk ku ambil nasehatnya, namun semua hanya retorika tanpa bukti nyata. Sabar, sabar, sabar, dan sabar. Mereka mengatakan bahwa keterpurukan ku ini adalah tanda bahwa Engkau menyayangiku. Sayang darimana? Tak tahukah kau pedihnya hidup dengan segala macam kegagalan?

Ketika aku datang ke orang yang mengaku wakilmu yang lain, aku disuruh bertobat mengakui kesalahan dan banyak beribadah, hei, kalau dosa ku banyak aku sudah tahu. Kalau i adahku kurang aku juga sudah paham, kalau mekasiatku sering akupun sadar. Tapi Kau adalah yang Maha Pengasih, Kau mendeklarasikan hal itu dalam kitabMu bukan? Dosaku dan maksiatku tak sebesar Fir'aun, Namrud atau siapapun yang kau azab, masa iya dengan itu Kau sudah memalingkan wajahMu dariku? Kenapa Kau tak hitung saja sedikit kebaikanku sebagai ganjaran dan mempermudah hidupku?

Tuhan, aku menagih janjimu. Kau firmankan bagaiman kebaikan berbakti pada orang tua kan? Dan aku rasa seluruh hidupku sudah kubaktikan kepada mereka. Ketika usaha usaha ku masih lancar, bapak ku Kau beri sakit. Aku merawatnya, menggendongnya untuk menjalankan semua aktifitasnya yang terbatas. Menyuapinya, membersihkan tubuhnya dari semua kotoran. Kedua tanganku ini, sudah penuh dengan kotorannya. Tapi apa yang kau berikan? Kau ambil lagi yang kau titipkan kepadaku, kau berikan aku kebangkrutan yang nyata, mobil terjual, rumah tersita bank karena ga bisa melunasi hutang, ditiupu orang dan belum cukup sampai disitu, ibuku pun Kau berikan sakit yang mendadak.

Apakah aku meninggalkan mereka? Tidak, aku tetap merawat mereka, jumlah kotoran pun bertambah dikedua tanganku. Bangkrut, miskin dan ditambah kedua orang tuaku sakit, aku mencoba tetap bertahan untuk berpegang pada janjiMu. Aku berharap Kau bisa memandangku ketika dengan tulus aku merawat mereka yang jadi kewajibanku sebagai anak laki laki. Namun ternyata Kau pun masih tak menganggap ku. Mana janjiMu? Kenapa seolah RahmatMu sulit sekali Kau turunkan kepadaku? Tuhan, lihatlah aku. Upaya upaya yang kulakukan satupun takmpagi menemui sasaran, gagal dan gagal lagi. Mana janjiMu?

Tahukah Kamu Tuhan, dengan belas kasih, ku talqin bapak ku ketika ajal menjemput, ku tunggui sadar nyawa keluar dari ujung kaki sampai dikerongkongkongan. Tak hentinya kubtuntun dia untuk menyebut namaMu. Hingga sampai ruhnya Kau ambil lagi. Kenapa tak juga Kau memandangku? Janganlah kau hitung hitung amal, tak ada manusia satupun yang bisa mendapatkan keindahan mu hanya dengan mengandalkan amal ibadah mereka. Tak ada. Bukan kah Kau Yang Maha Pengasih? Tunjukkanlah padaku Maha Asihmu itu.

Kefakiran adalah jalan menuju kekafiran. Itu yang disabdakan oleh kekasihMu. Dan aku saat ini sedang berada di fase itu. Sisa sisa tenaga dan pikiranku, kucoba untuk berdiri kokoh lagi, namun tak kunjung Kau berikan apa yang layak untukku. Tuhan, masihkah aku sebagai hamba mu? Masihkah aku sebagai makhlukMu? Kenapa tak kurasakan KasihMu? Dan jika kekafiran itu melanda ku, aku tak ingin Kau salahkan, Kau yang membuatnya. Kau Yang Maha Kuasa, tentu saja itu semua dalam pengaturanMu bukan.

Tuhan, saat ini terpurukku begitu dalam, namun tak jua kau ulurkan pertolonganMu kepadaKu. Sampai kapan? Sabar lagi? Sabar lagi? Kenapa Kau tak mempermudah jalan hidupku? Bukankah Kau hanya mengatakan Jadi, maka terjadilah. Apakah berat mengatakan kalimat itu untukku? Tuhan, aku protes, aku menagih janjimu.

Jika ada sedikit kebaikan yang telah aku lakukan berhak mendapatkan pahala, turunkan lah di dunia ini. Mudahkan urusanku. Habis pahalaku pun aku tak peduli, yang jelas aku ingin Kau membantuku. Kelak surga atau neraka itu bukan lah urusanku. Tapi urusanMu. Terserah Kau menempatkan aku dimana, itu kuasaMu.

Aku hanya butuh, mudahkan hidupku di dunia. Ada ibu yang harus kurawat, ada anak dan istri yang harus kujaga. Dan Kau, tinggal berfirman, JADI! MAKA AKAN TERJADI.

Aku protes, aku menuntut janjiMu, karena sampai detik ini aku masih percaya Kau adalah Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Suka
Favorit
Bagikan
Anda harus login atau daftar untuk mengirimkan komentar
Komentar (0)